GI. Dedy Wikarsa, M.Th.
Perjamuan Akhir: Pendahuluan
Perjamuan akhir adalah satu peristiwa penting dalam kehidupan Yesus di dunia yang tercatat di Alkitab. Perjamuan Akhir adalah perjamuan terakhir Yesus Kristus bersama muridmuridNya sebelum penangkapan dan penyalibanNya di atas salib sekitar 2000 tahun yang lalu. Perjamuan Akhir mengandung banyak prinsip-prinsip yang penting dan terus menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan orang Kristen di seluruh dunia.
Perjamuan Akhir: Sejarah
Dilaksanakan oleh Yesus Kristus pada hari Kamis malam persiapan Paskah orang Yahudi. Suatu hari yang sangat penting bagi bangsa Yahudi di dalam mengingat bagaimana TUHAN “melewati” (meluputkan) anak-anak sulung orang Yahudi dari sebuah tulah di Mesir. Pada hari ke sepuluh, bulan Abib (Kel.13:4), TUHAN memerintahkan setiap keluarga untuk memilih seekor anak domba atau kambing jantan, tidak bercela, berumur setahun. Domba ini akan disembelih pada hari ke 4 dan darahnya dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas (Kel. 12:1 -11 ). Dombanya harus diamankan dalam satu rumah; tidak boleh dibawa keluar rumah; satu tulangpun tidak boleh dipatahkan. Pada malam harinya TUHAN akan membunuh semua anak sulung manusia dan binatang di Mesir. Jika TUHAN menemukan pintu rumah yang dibubuhi darah anak domba maka TUHAN akan melewatinya. TUHAN memerintahkan orang Israel untuk merayakan sebagai hari raya bagi TUHAN turun temurun.
Fakta bahwa Perjamuan Akhir berasal dari perspektif Yahudi berlanjut dengan pembaharuan Paskah oleh Yosua ketika Israel menempati Kanaan. TUHAN memerintahkan Yosua untuk merayakan Paskah pada hari ke 14 (Yos. 5: 10). Perayaan Paskah ini diperbaharui lagi pada jaman raja Hizkia (2 Taw. 30:1 -27) dan raja Yosia ( 2 Taw. 35: 1- 19) setelah sekian lama Israel dipimpin oleh raja-raja yang jahat dan sesat. Kedua raja ini mengundang seluruh Israel baik yang di Utara maupun yang di Selatan untuk merayakan Paskah bersama di Yerusalem. Ketika mereka merayakan Paskah dengan mengingat pembebasan mereka dari Mesir.
Akhirnya perspektif Yahudi di dalam Perjamuan Akhir ini mencapai puncaknya di dalam Perjamuan Akhir yang diselenggarakan oleh Tuhan Yesus. Dilahirkan oleh seorang wanita Yahudi., ke dalam kebudayaan Yahudi, pewaris nubuat Perjanjian Lama, Yesus memulai dengan hal-hal yang sudah tidak asing di Ruang Atas (Upper Room) dan kemudian menyaringnya melalui diriNya. Hal ini adalah lambang sangat jelas yang dinubuatkan di Mesir dan disempurnakan di dalam Kristus.Paskah yang pertama memperingati penghakiman TUHAN atas ilah-ilah Mesir ketika Dia membebaskan Israel dari perbudakan politik; Perjamuan Kristus menandai kematian Setan dan merayakan pembebasan orang percaya dari perbudakan rohani.
Perjamuan Akhir: Signifikansi
Perjamuan Akhir dicatat di dalam tiga kitab Injil, Matius, Markus, dan Lukas. Terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk perubahan hidup sebagaimana tercatat di dalam Injil Lukas:
1. Yesus memprediksi bahwa Dia akan menderita segera sesudah Perjamuan Akhir dan merupakan makanan terakhir yang disantap sebelum menyelesaikan pekerjaanNya di dalam Kerajaan Allah (Luk. 22: 15 - 16).
2. Yesus memberikan lambang untuk mengingat akan tubuh dan darahNya yang dikorbankan untuk manusia. “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ‘Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’”(Luk. 22: 19). Yesus ingin murid-murid tahu bahwa Dia akan mati mengorbankan diriNya untuk dosa; bahwa darahNya yang akan menjadi darah penebusan; bahwa Dia akan membangun sebuah perjanjian baru yang menggantikan yang lama.
3. Yesus memberikan sebuah prinsip yang sangat penting untuk kehidupan orang Kristen: “yang terbesar adalah mereka yang melayani yang lainnya, bukan mereka yang berharap untuk dilayani” (Luk. 22:26). Di dalam perjamuan ini terjadi pertengkaran untuk menentukan siapa yang terbesar di antara murid-murid. Yesus baru saja memberitahukan mereka bahwa sebentar lagi Dia akan mati tetapi mereka meributkan masalah kebesaran diri. Mereka belum menangkap berita yang hendak Yesus sampaikan melalui Perjamuan Akhir ini. Oleh sebab itu Yesus mengajarkan mereka pelajaran tentang kebesaran seseorang dari perspektif kerajaan surga (Luk. 22:27-30).
4. Yesus juga memberikan pengharapan kepada pengikutnya: “Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, 30 bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.” (Luk. 22:29-30).
Perjamuan Akhir: Aplikasi (Apa artinya bagi kita hari ini?)
1. Penyelenggarakan Perjamuan Akhir tidak berakhir dengan kematian murid-murid Yesus Kristus. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia mau agar murid-murid melakukan Perjamuan untuk mengingat akan Dia, ini juga adalah berita bagi kita semua. Yesus mau agar kita sebagai pengikutnya terus melaksanakan Perjamuan Akhir untuk mengingat bahwa Dia telah mati untuk menebus dosa-dosa kita.
2. Menyelenggarakan Perjamuan Akhir, hari ini kita sebut Perjamuan Kudus, adalah salah satu ekspresi iman orang Kristen yang terpenting. Kita beriman bahwa apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di dalam kematianNya menganugerahkan keselamatan kepada kita. Sakramen Perjamuan Kudus harus dilaksanakan sesering mungkin agar setiap orang Kristen selalu diingatkan akan makna dan kepentingannya.
3. Tanpa kematian Yesus Kristus maka kita tidak terselamatkan dan tidak menerima penebusan dosa. Kita juga tidak bisa memiliki persekutuan dengan Allah Bapa dan Anak. Kematian Yesus di atas kayu salib merupakan harga yang dibayar untuk menebus dan membebaskan kita dari belenggu Iblis dan perbudakan dosa. Jadi apa yang kita terima secara Cuma-Cuma, dibayar dengan harga yang sangat mahal yaitu diri Yesus Kristus yang adalah Allah.
4. Orang Kristen bukan hanya dipanggil untuk mengingat pengorbanan Yesus ketika menyelenggarakan Perjamuan Kudus tetapi kita juga memberitakan kematianNya (1 Kor.11:26). Di dalam kehidupan sehari-hari haruslah nyata bahwa kita adalah orang yang sudah diselamatkan dari dosa-dosa melalui kematian Yesus Kristus yang kita beritakan. Kita tidak hanya emberitakan dengan mulut tetapi juga melalui kehidupan kita yang kudus.
5. Orang Kristen harus selalu mengerti apa artinya hidup di dalam Kristus. Kita harus mengambil bagian di dalam penderitaan dan pengorbanan diri Kristus, pikul salib dan mengikutiNya. Di dalam Perjamuan Kudus kita terus menerus diingatkan akan kasih Kristus yang tidak bersyarat terhadap umat manusia. Sesungguhnya di dalam memperingati kematian Yesus itu kita harus menantang dan menguji diri sendiri apakah kita telah menjaga komitment kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana komitmen kita di dalam memberitakan kasih Kristus kepada mereka yang belum percaya kepadaNya? Yesus ingin agar sebanyak mungkin orang bisa diselamatkan dan menikmati Perjamuan bersamaNya. “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa (Mat. 26:28).
6. Peringatan Perjamuan Akhir juga mengajarkan kita untuk tidak berfokus pada hal-hal duniawi yang bersifat sementara dan berfokus pada diri sendiri melainkan kepada hal-hal yang kekal, kepada pengharapan yang akan datang. “27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai- Nya.” 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yoh. 6:7, 54-56).
7. Akhirnya Perjamuan Akhir memberikan kita suatu pengharapan akan kerajaan Allah dimana kita akan bertemu muka dengan muka dan menikmati Perjamuan lagi bersamaNya. Yesus berjanji bahwa kita dapat melihatNya di surga jika kita menerima anugerah pengampunan dariNya. “Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku”(Mat. 26:29)
Perjamuan Akhir: Penutup
Alangkah malangnya orang yang ikut ambil bagian di dalam Perjamuan Kudus tetapi tidak mengerti makna sesungguhNya, apa yang dilakukan oleh Yesus, apa yang diterimanya sebagai orang percaya, dan konsekuensi yang dipikulnya. Terlebih malang lagi orang yang mengerti makna Perjamuan tetapi menjalani kehidupan yang seharusnya dijalani sebagaimana seorang yang sudah dilepaskan dari belenggu dosa. Jadi saudara-saudara yang terkasih marilah kita menghampiri meja Perjamuan dengan sikap hati yang benar. Jangan kita mendatangkan murka Allah atas diri kita, sebagaimana Paulus berkata: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita” ( 1 Kor.11 : 26-31).
Pengakuan Preman Yang Bertemu Tuhan (Harun Sapto)
10 years ago
1 comment:
Blognya Menarik. akan saya tunggu updates berikutnya.
Salam kenal.
GBU
Post a Comment