Kekerasan Dalam Rumah Tangga

http://kisahnyatakristen.kiosgeek.com/

Aku berasal dari suku Padang. Ayahku memiliki 4 orang istri dan ibuku adalah istri keempat. Aku memiliki 15 orang saudara, dan aku adalah anak pertama dari ibuku. Aku tinggal di Pekan Baru. Hubunganku dengan ayah sangat tidak harmonis. Ayahku sangat kurang memperhatikanku, bahkan ibuku sering diperlakukan dengan semena-mena oleh ayahku. Karena itulah aku sangat menyayangi ibuku.

Kepahitan dengan figur ayah
Karena melihat perlakuan buruk yang dilakukan ayah kepada ibu, aku membuat keputusan untuk tidak akan pernah melakukan poligami karena melihat betapa tersiksanya nasib ibuku. Walaupun perlakuan ayah padaku tidak terlalu kejam, mungkin karena dari SD sampai SMP aku selalu juara kelas, tetapi perlakuannya pada adikku sangat kejam. Bahkan adikku pernah dilempar ke dalam parit karena ayahkku kesal akan kebodohannya. Hal itu semakin membuatku kepahitan dengan ayah.Akibat kurangnya perhatian seorang ayah, sejak SMP kelas 2 aku sudah terlibat dalam pergaulan yang salah, bahkan aku juga terlibat narkoba dan suka main perempuan. Bahkan aku sering tidak pulang ke rumah jika malam minggu. Tapi setiap berada di rumah, aku selalu menunjukkan sifat yang baik supaya keluargaku tidak curiga.

Ditinggal ayah dan ibukuku
Ketika aku menginjak kelas dua SMU, ayahku meninggal dunia. Saat itu aku merasa biasa-biasa saja karena aku tidak terlalu dekat dengan ayah. Ketika aku tamat SMU, aku melanjutkan kuliah di Jakarta dan tinggal bersama saudaraku yang ada di sana. Tapi ketika menginjak semester dua, ibuku meninggal karena penyakit darah tinggi. Saat itulah aku merasa sangat kehilangan dan sedih kehilangan ibuku. Akhirnya hidupku semakin tidak terkontrol.
Ketika liburan tingkat dua, aku dipertemukan dengan Grace, wanita yang menyentuh hatiku. Namun karena gaya hidupku yang terlalu bebas, aku dan Grace melakukan hubungan intim. Namun hubungan kami tidak disetujui oleh orang tua dari pihak Grace. Aku tidak putus asa. Aku tetap berusaha untuk menjalin hubungan dengan Grace. Akhirnya aku membawa Grace kabur dan berencana untuk kawin lari dan menetap di Jakarta.
Tapi beberapa saat kemudian, kami didatangi oleh keluarga kami masing-masing dan hubungan kami harus terputus karena semua pihak menentang hubungan kami. Aku dibawa kembali ke Medan.

Perjumpaan kembali
Setelah sebulan tidak bertemu, entah bagaimana, tiba-tiba Grace muncul di hadapanku. Saat itu kami merencanakan untuk melarikan diri lagi karena memang kami sudah tidak dapat dipisahkan. Akhirnya kami berhubungan lagi secara diam-diam. Kami kembali melakukan hubungan intim sehingga akhirnya Grace hamil. Akhirnya kami sepakat untuk melarikan diri dan berusaha untuk menjalani kehidupan kami sendiri.

Rencana hampir gagal
Sehari sebelum kami melarikan diri, tiba-tiba ayah Grace bersama temannya datang dan mengobrak-abrik kamarku. Untung waktu itu Grace sudah aku pindahkan ke kamar lain. Keesokan harinya, pagi-pagi, kami diantar temanku ke terminal dan menuju Jakarta. Aku dan Grace sempat bingung mengapa kepergian kami kali ini tidak dicari oleh keluarga Grace. Setibanya di Medan kami menikah dengan cara agama yang berbeda dengan agama yang kuanut dan saat itu Grace sudah hamil 5 bulan. Yang menghadiri acara pernikahan kami adalah pihak keluargaku.

Setelah menikah, kami mengontrak sebuah rumah. Grace berhenti kuliah sedangkan aku tetap melanjutkan kuliahku. Awal pernikahan kami dipenuhi penderitaan. Keadaan perekonomian kami memburuk. Bahkan aku jadi sering memukuli Grace, menyiksa dan menghajarnya. Setiap kali aku merasa cemburu, pasti Grace kuhajar habis-habisan. Akhirnya Grace merasa lelah dengan perlakuanku yang sangat kasar padanya. Sakit hati dan sakit badan sudah menjadi penderitaannya setiap waktu. Sampai-sampai ia sering kali mencoba untuk bunuh diri.
Tahun 1996 Grace hampir minum baygon karena depresi, namun tidak jadi karena aku menahannya. Tahun 1997 ia berusaha menyilet tangannya, namun gagal juga. Tahun 1998 ia menyiapkan gantungan di jendela. Namun karena ia masih memikirkan nasib anak kami, ia tidak jadi bunuh diri. Setiap kali habis bertengkar Sam, anak kami, selalu menghibur Grace.
Akhirnya Grace mulai menyerahkan seluruh masalahnya kepada Tuhan. Ia juga banyak belajar tentang pemulihan gambar diri. Grace mulai berdoa meminta Tuhan mencabut akar kepahitan dalam dirinya. Ia terus memohon perlindungan dan kekuatan dari Tuhan agar dapat tegar menghadapi segala kehidupannya.

Sejak saat itu Tuhan mulai membuka jalan bagi kehidupanku. Aku mulai diajak ke gereja oleh temannya dan lewat Firman-Firman yang dibawakan, sedikit demi sedikit karakterku yang keras mulai diubahkan.

Aku mulai membuka hati ke Tuhan
Desember tahun 2005, ketika istriku menghadiri sebuah KKR, topik pembicaraannya mengenai ‘Hati Bapa’. Saat itu istriku langsung teringat kepadaku. Dia ingin aku dipulihkan. Akhirnya kami pergi bersama-sama ke sebuah gereja lokal. Saat ditantang altar call, aku maju ke depan. Saat itu juga hatiku dijamah oleh kuasa Tuhan. Aku menyadari dosa-dosaku dan merasa tersentuh oleh jamahan Roh Kudus. Sejak saat itu aku mengambil komitmen untuk benar-benar merubah karakterku dan hidup dengan benar di dalam Tuhan. Aku juga mulai mengikuti PSK dan beberapa komsel. Aku merasakan kalau kehidupanku sudah mulai ada perubahan walaupun belum pulih seutuhnya.

Pemulihan yang seutuhnya
Maret 2006, pada sebuah acara retreat, aku diperlihatkan Tuhan wajah mertuaku. Saat itu Tuhan benar-benar menjamah hatiku untuk melepaskan pengampunan kepada mertuaku. Aku merasakan hadirat Tuhan yang begitu nyata dan akupun menangis. Aku teringat akan perbuatanku yang menyakiti istri dan anakku. Akupun langsung meminta pengampunan dari Tuhan. Dan saat itu juga aku sepenuhnya menerima Tuhan sebagai Juru Selamat dan Pemimpin dalam hidupku. Saat session bersaksi, aku maju ke depan dan menceritakan apa yang baru kualami. Aku merasa sangat lega. Aku merasakan sukacita yang begitu luar biasa. Aku menceritakan semua hal-hal ajaib yang Tuhan kerjakan dan sejak saat itu aku dipulihkan seutuhnya. Aku dapat membina rumah tangga yang harmonis dan hubunganku dengan anak istriku dipulihkan seutuhnya.

Pemulihan keluargaku juga berdampak pada pemulihan perekonomian keluarga kami. Seluruh hutang kami dibayar lunas secara ajaib oleh Tuhan. Bahkan kami bisa membeli rumah di sebuah kawasan perumahan yang cukup besar di daerah Lippo Cikarang. Aku yakin ini semua tidak terlepas dari mukjizat yang Tuhan kerjakan dalam hidupku. Terima kasih Tuhan untuk semua yang terbaik dan luar biasa yang Kau kerjakan dalam hidupku. (Kisah ini telah ditayangkan 16 Juli 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber Artikel :
Jawaban.com
Sumber Kesaksian :
Syahril Sabarus

Awal pertemuan dengan suamiku
Aku pertama kali mengenal suamiku pada tahun 1959 dalam suatu pelayaran karena ia adalah seorang pelaut. Saat itu aku dibantu olehnya untuk mencari tempat di kapal tersebut. Dia juga sering menemaniku selama perjalanan. Dari situlah cinta dimulai. Walaupun lautan terbentang luas dan harus menjalani hubungan jarak jauh, kami tetap rutin melakukan surat-menyurat sampai akhirnya ia melamarku.
Tahun 1962 kami memasuki bahtera pernikahan. Karena selama ini kami jarang sekali bertemu, ketika kami tinggal satu atap baru aku ketahui kalau ternyata karakternya sangat jauh bertentangan denganku sehingga kami sering ribut. Aku juga baru tahu kalau ia pernah menikah sebelumnya, tapi sudah bercerai.

Suamiku selingkuh
Tahun 1957 karena ada pengurangan tenaga kerja di perusahaanya, suamiku pindah ke Balikpapan untuk bekerja. Kebetulan aku orang kelahiran Balikpapan jadi keluargaku tinggal di sana tapi aku tetap tinggal di Jakarta. Ternyata aku harus mendapat kabar terburuk sepanjang sejarah hidupku. Adikku mengatakan bahwa suamiku selingkuh, bahkan menikah lagi disana dengan seorang gadis keturunan Banjar.

Aku mengamuk ketika mengetahui hal itu sehingga akhirnya terjadilah pertengkaran dahsyat dalam rumah tangga kami. Aku mengancamnya habis-habisan dan sejak saat itu suamiku tidak pernah lagi mengunjungi perempuan Banjar itu. Sampai suatu saat, perempuan Banjar itu mendatangi rumah kami di Jakarta dan mengatakan padaku bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu mengenai aku. Suamiku berkata padanya bahwa aku sudah diceraikannya. Semenjak saat itu mulai timbul akar pahit terhadap suamiku.

Memutuskan untuk berpisah
Aku benar-benar tidak tahan terhadap kelakuan suamiku. Saat itu aku benar-benar kepahitan, bahkan menyalahkan Tuhan atas kejadian yang menimpaku ini. “Mengapa Kau lakukan ini padaku, Tuhan……” seruku di sela tangisku. Akhirnya aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Anak - anak kami ikut denganku.
Aku mengajukan perceraian kepada seorang pengacara. Dan selama proses perceraian, suamiku tidak pernah menunjukkan batang hidungnya. Aku tiba-tiba teringat sebuah ayat Alkitab yang berkata, “Apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia.” Akhirnya aku membiarkan hubungan kami tetap seperti ini tanpa harus bercerai. Aku membuka salon untuk menghidupi anak-anak kami.

Ternyata suamiku dikhianati oleh perempuan Banjar itu dan akhirnya mereka berpisah. Suamiku menikah lagi dengan Titi, seorang gadis muda seusia anak kami yang pertama. Dan sekali lagi ternyata suamiku mengatakan pada Titi bahwa ia telah bercerai denganku. Akar kepahitan ini semakin bertumbuh di dalam hatiku, membuahkan kebencian terhadap suamiku. Akibat tekanan ini, aku menjadi penjudi dan menelantarkan anak-anak kami. Akhirnya anak-anak kami terjebak dalam pergaulan yang buruk.

Mulai dijamah oleh kuasa Tuhan
Akhirnya, di titik akhir keputusasaanku, aku dipertemukan dengan Tuhan melalui pertolongan seorang hamba Tuhan. Ia mendoakanku agar terlepas dari dosa perjudian dan dari kepahitan yang terpendam di dalam hatiku selama bertahun-tahun. Aku merasa dijamah begitu luar biasa oleh kuasa Tuhan. Aku terus menangis menyadari betapa tidak bertanggung jawabnya aku sebagai seorang ibu. Ketika aku didoakan agar terlepas dari rasa kepahitan terhadap suamiku, aku menangis sejadi-jadinya. Awalnya sangat berat bagiku untuk mengampuni suamiku, orang yang paling menyakitiku itu. Rasa sakitnya begitu dalam kurasakan. Namun ketika Roh Kudus menjamah hatiku, saat itu juga aku merasakan bahwa kepahitan itu telah dilenyapkan dan sukacita Surga yang luar biasa itu ada di dalam hatiku. Aku tahu bahwa Tuhan begitu mengasihiku sehingga Ia tidak ingin aku menjadi seorang jiwa yang terhilang dan Ia membebaskanku dari ikatan kuasa kegelapan yang selama ini membelenggu hidupku, yang mencemari hatiku. Terima kasih untuk pemulihan ini, Tuhan….

Bisa mengampuni istri dari suamiku
Setelah aku dibebaskan dari kuasa kegelapan yang selama ini bercokol di dalam hatiku, aku mulai aktif ke gereja. Aku mengikuti kelas-kelas pemuridan dan merasakan bahwa aku telah bertumbuh di dalam Tuhan. Ajaibnya, karena kasih dan kuasaNya yang luar biasa dalam hidupku, aku juga dapat mengampuni istri dari suamiku. Aku mendatangi rumahnya secara damai dan mengajak rekan pelayananku untuk memberitakan kabar Injil padanya. Hati Titi tersentuh dengan pemberitaan Injil tersebut, bahkan akhirnya ia menerima Yesus dalam hidupnya dan mengembalikan suamiku kepadaku. Aku bingung, “Ada apa ini, Tuhan? Mengapa ia dikembalikan lagi padaku?” Lalu aku mendengar Tuhan berbicara,”Bukankah kau ingin keluargamu dipulihkan? Mulailah dari pemulihan hubunganmu dengan suamimu…” Saat itu baru anak pertama kami yang bertobat dari pergaulannya yang kacau. Aku langsung mengerti rencana yang telah Tuhan sediakan bagiku. Ketika itu kondisi suamiku sudah sakit-sakitan, namun aku bersyukur karena anak-anak kami bersedia merawatnya.

Pemulihan terjadi karena kuasaNya
Setelah itu, tahun 1995, merupakan lembaran baru dalam kehidupan keluarga kami. Berkat bantuan seorang hamba Tuhan, keluarga kami dijamah secara luar biasa. Suamiku dan anak-anakku dikonseling dan didoakan. Mereka dijamah dan dipulihkan dari kehidupan mereka yang kacau dan berbalik kembali ke jalanNya. Bahkan suamiku yang selama ini memilki ilmu gaib dalam tubuhnya pun dilepaskan. Ia terbebas dari penyembahan berhala yang selama ini ditekuninya. Kami menjadi sebuah keluarga yang utuh di dalam kuasaNya.
Tahun 1996 suamiku terkena serangan jantung dan setelah dirawat selama 5 hari, ia menghembuskan nafas terakhirnya. Di balik kesedihan yang kurasakan, aku bersyukur pada Tuhan karena sebelum Ia mengambil nyawa suamiku, suamiku diberi kesempatan untuk memulihkan hubungannya dengan kami, keluarganya. Bahkan suamiku telah bebas dari kuasa kegelapan yang selama ini membelenggu hidupnya. Aku yakin kini suamiku tenang berada disisiNya. (Kisah ini telah ditayangkan 19 Maret 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber Artikel :
Jawaban.com
Sumber Kesaksian :
Yohana Ester Saerang



Keluarga bahagia
Saat ini aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena kasihNya yang sangat besar padaku dan keluargaku. Kini keadaan keluargaku semakin dipersatukan di dalam kasih Kristus. Semua dapat terjadi karena pemulihan yang Tuhan berikan secara luar biasa dalam hidupku.
Selama ini, aku bukanlah kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab. Aku hanyalah seorang suami yang jahat kepada istriku dan ayah yang tidak baik bagi anak- anakku. Namun karena rancanganNya yang ajaib dalam hidupku, aku dipulihkan menjadi baru di dalam Dia. Sekarang aku adalah sosok suami dan ayah yang baik bagi istri dan anak-anakku. Sekarang aku selalu memiliki waktu untuk kuhabiskan bersama keluargaku, sesuatu yang tidak pernah kulakukan di kehidupanku yang dahulu.

Suka main perempuan
Dulu aku sangat sering main perempuan. Bahkan setelah menikahpun aku tetap sering pulang malam karena aku pergi ke diskotik dan tidur dengan wanita-wanita lain. Bahkan, parahnya, aku pernah berselingkuh dengan janda yang tinggal di dekat rumahku. Saat itu aku terlibat pertengkaran dengan istriku. Aku menganggap dia terlalu ikut campur dengan urusanku. Akhirnya aku pergi ke diskotik. Disanalah aku bertemu dengan janda itu. Kami saling jatuh cinta dan akhirnya kami menjalin hubungan. Aku juga baru tahu bahwa ternyata tempat tinggalnya dekat dari rumahku. Saat itu aku tidak takut ketahuan istriku. Aku berpikir,”Kalau memang ingin bercerai, ya sudah cerai saja…“

Pembentukan karakter buruk dari kecil
Sifat burukku ini sebenarnya adalah akibat dari masa laluku. Aku berasal dari keluarga broken home. Dari kecil aku kurang perhatian dan terbawa arus pergaulan yang buruk. Saat aku duduk di bangku SMP, aku sudah mengkonsumsi minuman keras dan menjadi berandalan. Ketika menginjak bangku SMA, aku sudah tidur dengan banyak perempuan. Tidak dapat kuhitung berapa banyak wanita yang sudah kutiduri.
Bahkan setelah menikahpun aku terlibat dalam pergaulan dengan bandar narkoba sehingga aku juga menjadi seorang pemakai.

Teguran dari Tuhan kuabaikan
Tahun 1998, karena penjarahan besar-besaran, perusahaan tempatku bekerja mengalami kerugian sehingga aku di-PHK dan menjadi pengangguran. Aku tetap cuek, bahkan temperamenku semakin tinggi. Emosiku sangat sulit dikontrol.
Tahun 1998 Tuhan menegurku lewat kematian anakku. Sejak lahir anakku itu sering sakit-sakitan sampai di usianya yang ke-3, anakku dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Tapi aku tetap tidak mengindahkan teguranNya itu. Aku hanya menyesal sebentar, lalu kembali ke duniaku yang gelap.

Pemulihan mulai terjadi
Akhirnya, di tengah kegelapan yang kujalani, aku menemukan sebuah titik terang. Ketika aku sedang menjadi pengangguran, aku pergi menjual kue keliling demi mendapatkan uang. Dari situlah aku mengenal seorang hamba Tuhan. Ia menjadi tempat untukku berbagi cerita. Setiap aku menjajakan kue daganganku ke rumah hamba Tuhan itu, aku selalu menceritakan isi hatiku padanya. Aku merasa sangat dihargai olehnya. Tidak lama kemudian aku diajak ikut SPK (Saya Pengikut Kristus). Sejak saat itu aku merasa hatiku mulai dijamah kuasa Tuhan. Aku mulai merasakan suatu jamahan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Ketika aku mengikuti sebuah KKR di Kelapa Gading, tiba-tiba hatiku sedikit demi sedikit mulai tergerak untuk bertobat sepenuhnya. Sedikit demi sedikit hati kecilku berbicara untuk meninggalkan jalanku yang lama dan lahir baru dalam Kristus.

Akhirnya tahun 2006 ketika mengikuti Champion Gathering di daerah Sukabumi, aku mengalami pelepasan dari semua dosa-dosaku. Aku didoakan, ditumpangkan tangan oleh hamba Tuhan dan saat itu juga urapanNya yang luar biasa mengalir ke dalam hatiku dan menjamahku. Aku berteriak dan menangis menyesali perbuatanku pada keluargaku. Dan puncaknya saat ikut Camp Pria Sejati. Di sana aku mengalami hadirat Tuhan yang sangat luar biasa menjamah hatiku. Aku menangis sejadi-jadinya, menyadari betapa kejamnya aku selama ini dan aku menyesali semua dosa-dosaku dan menanggalkan hidupku yang lama. Segala sifat kerasku diubahkanNya menjadi baru dan penuh kasih dalam Kristus. Hatiku dibaharui oleh jamahan kuasaNya. Sejak saat itu aku memulihkan hubunganku dengan keluargaku. Aku berusaha menjadi sosok kepala keluarga yang baik dan pemulihan demi pemulihan terjadi dalam kehidupanku dan dalam keluargaku. Bahkan, anak perempuanku mengatakan bahwa kini ia sangat bangga mempunyai ayah sepertiku. Terima kasih Tuhan untuk pemulihan dan kesempatan yang Engkau berikan untukku. (Kisah ini telah ditayangkan 18 Juni 2007 dalam acara Solusi di SCTV).


Sumber Kesaksian :
Ahin

MUJIZAT TUHAN TERHADAP TUBUH KITA DAN SUKU BANGSA INDONESIA

 
TUHAN itu dasyat,hebat. Kita diciptakan Tuhan dari debu kembali menjadi debu. Manusia dengan macam suku dan bangsa khususnya di Indonesia.Tiap suku di Indonesia punya budaya, bahasa dan makanan sendiri. Wajah tiap suku beda2. Sungguh Tuhan itu Maha Hebat. Grand Master of Creation and Grand Master of Art. Tuhan mencipkan tubuh kita sungguh hebat.

TUBUH
Terdiri dari 500 otot, 200 tulang, dengan 7 mil panjang urat syaraf memenuhi seluruh tubuh manusia.

MATA
Terdiri dari 100 juta alat penerima (receiver) ada di dalam masing-masing mata. .
TELINGA
Terdapat 24 ribu serat getar di dalam masing- masing telinga.

JANTUNG
Berdenyut 36 juta kali setiap tahun, dan memompa 1,5 juta gallon darah keseluruh tubuh setiap tahun melalui 75 ribu mil vena, arteri, dan pembuluh darah di dalam tubuh (3 kali jarak keliling dunia).

PARU-PARU
Menyaring oksigen melalui 600 juta gelembung udara
.
DARAH
60 triliun sel ada di dalam 5 liter darah. Dalam setiap sel ada berjuta-juta molekul atom yang melakukan osilasi 10 juta kali setiap detik. Setiap detik 2 juta sel darah mati digantikan oleh 2 juta sel baru.

OTAK
Struktur yang paling rumit di dalam alam semesta. Dalam otak seberat 3 pon (15 ons) terdapat 13 milyar sel syaraf, dalam setiap sel ada 1000 milyar molekul protein.

SPERMA
Ada 400 juta sel sperma laki-laki, tetapi hanya dibutuhkan 2 juta sel sperma untuk mengisi 1 sel telur wanita. Sperma dan sel telur yang bersatu berisi 23 kromosom, dan dalam setiap kromosom terdapat ratusan gen. 200 juta manusia dapat diciptakan oleh sperma dan sel telur, tetapi hanya ditentukan satu yang akan lahir.


Daftar suku bangsa di Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas





A
Suku Aceh di NAD : Banda Aceh, Aceh Besar
Suku Alas di NAD : Aceh Tenggara
Suku Alordi NTT : Kabupaten Alor
Suku Ambon di Maluku : Kota Ambon
Suku Ampana
Suku Anak Dalam (Anak Rimbo) di Jambi
Suku Aneuk Jamee di NAD : Aceh Selatan, Aceh Barat Daya
Suku Arab-Indonesia
Suku Aru di Maluku : Kepulauan Aru
Suku Asmat di Papua

B
Suku Bali di Bali terdiri :
Suku Bali Majapahit di sebagian besar Pulau Bali
Suku Bali Aga di Karangasem dan Kintamani
Suku Balantak di di Sulawesi Tengah
Suku Banggai di Sulawesi Tengah : Kabupaten Banggai Kepulauan
Suku Baduy di Banten
Suku Bajau di Kalimantan Timur
Suku Bangka di Bangka Belitung
Suku Banjar di Kalimantan Selatan
Suku Batak di Sumatera Utara terdiri :
Suku Karo Kabupaten Karo
Suku Mandailing di Mandailing Natal
Suku Angkola di Tapanuli Selatan
Suku Toba di Toba Samosir
Suku Pakpak di Pakpak Bharat
Suku Simalungun di Kabupaten Simalungun
Suku Batin di Jambi
Suku Bawean di Jawa Timur : Gresik
Suku Belitung di Bangka Belitung
Suku Bentong
Suku Berau di Kalimantan Timur : Kabupaten Berau
Suku Betawi di Jakarta
Suku Bima NTB : Kota Bima
Suku Boti
Suku Bolang Mongondow di Sulawesi Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow
Suku Bugis di Sulawesi Selatan
Orang Bugis Pagatan, di Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalsel
Suku Bungku di Sulawesi Tengah : Kabupaten Morowali
Suku Buru di Maluku : Kabupaten Buru
Suku Buol di Sulawesi Tengah : Kabupaten Buol
Suku Buton di Sulawesi Tenggara : Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau
Suku Bonai di Riau : Kabupaten Rokan Hilir

D
Suku Damal di Mimika
Suku Dampeles
Suku Dani
Suku Dayak terdiri :
Suku Punan
Suku Kanayatn di Kalimantan Barat
Suku Ibandi Kalimantan Barat
Suku Mualang di Kalimantan Barat : Sekadau, Sintang
Suku Bidayuh di Kalimantan Barat : Sanggau
Suku Mali di Kalimantan Barat
Suku Seberuang di Kalimantan Barat : Sintang
Suku Sekujam di Kalimantan Barat : Sintang
Suku Sekubang di Kalimantan Barat : Sintang
Suku Ketungau di Kalimantan Barat
Suku Desa di Kalimantan Barat
Suku Kantuk di Kalimantan Barat
Suku Ot Danum atau Dohoi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
Suku Limbai di Kalimantan Barat
Suku Kebahan di Kalimantan Barat
Suku Pawan di Kalimantan Barat
Suku Tebidah di Kalimantan Barat
Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan Barito Kuala
Orang Barangas di Kalimantan Selatan Barito Kuala
Suku Bukit di Kalimantan Selatan
Orang Dayak Pitap di Awayan, Balangan, Kalsel
Suku Dayak Hulu Banyu di Kalimantan Selatan
Suku Dayak Balangan di Kalimantan Selatan
Suku Dusun Deyah di Kalimantan Selatan : Tabalong
Suku Ngaju di Kalimantan Tengah : Kabupaten Kapuas
Suku Siang Murung di Kalimantan Tengah : Murung Raya
Suku Bara Dia di Kalimantan Tengah : Barito Selatan
Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah
Suku Lawangan di Kalimantan Tengah
Suku Dayak Bawo di Kalimantan Tengah : Barito Selatan
Suku Tunjung, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Benuaq, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Bentian, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
Suku Bukat, Kutai Barat
Suku Busang, Kutai Barat
Suku Ohong, Kutai Barat
Suku Kayan, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
Suku Bahau, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
Suku Penihing, Kutai Barat, rumpun Punan
Suku Punan, Kutai Barat, rumpun Punan
Suku Modang, Kutai Timur, rumpun Punan
Suku Basap, Bontang-Kutai Timur
Suku Ahe, Kabupaten Berau
Suku Tagol, Malinau, rumpun Murut
Suku Brusu, Malinau, rumpun Murut
Suku Kenyah, Malinau, rumpun Apo Kayan
Suku Lundayeh, Malinau
Suku Pasir di Kalimantan Timur : Kabupaten Pasir
Suku Dusun di Kalimantan Tengah
Suku Maanyan di Kalimantan Tengah : Barito Timur
Orang Maanyan Paju Sapuluh
Orang Maanyan Paju Epat
Orang Maanyan Dayu
Orang Maanyan Paku
Orang Maanyan Benua Lima Maanyan Paju Lima
Orang Dayak Warukin di Tanta, Tabalong, Kalsel
Suku Samihim, Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel
Suku Dompu NTB : Kabupaten Dompu
Suku Donggo
Suku Duri di Sulawesi Selatan

E
Suku Eropa-Indonesia (orang Indo atau peranakan Eropa-Indonesia)

F
Suku Flores di NTT : Flores Timur

G
Suku Gayo di NAD : Gayo Lues Aceh Tengah Bener Meriah
Suku Gorontalo di Gorontalo : Kota Gorontalo
Suku Gumai di Sumatera Selatan : Lahat
Suku Komering di Sumatera Selatan : Baturaja
Suku Semendo di Sumatera Selatan : Muara Enim
Suku Lintang di Sumatera Selatan : Lahat

I
Suku India-Indonesia

[sunting] J
Suku Banten di Banten
Suku Cirebon di Jawa Barat : Kota Cirebon
Suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur
Suku Tengger di Jawa Timur
Suku Osing di Jawa Timur : Banyuwangi
Orang Samin di Jawa Tengah : Purwodadi
Suku Jambi di Jambi : Kota Jambi

[sunting] K
Suku Kaili di Sulawesi Tengah : Kota Palu
Suku Kaur di Bengkulu : Kabupaten Kaur
Suku Kayu Agung di Sumatera Selatan
Suku Kerinci di Jambi : Kabupaten Kerinci
Suku Komering di Sumatera Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir
Suku Konjo Pegunungan
Suku Konjo Pesisir
Suku Kubu di Jambi dan Sumatera Selatan
Suku Kulawi di Sulawesi Tengah
Suku Kutai di Kalimantan Timur : Kutai Kartanegara
Suku Kluet di NAD : Aceh Selatan
Suku Krui di Lampung

L
Suku Laut
Suku Lampung di Lampung
Suku Lematang di Sumatera Selatan
Suku Lembak
Suku Lintang
Suku Lom
Suku Lore
Suku Lubu
Suku Karo Sumatera Utara

M
Suku Madura di Jawa Timur
Suku Makassar di Sulawesi Selatan : Kota Makassar
Suku Mamasa (Toraja Barat) di Sulawesi Barat : Kabupaten Mamasa
Suku Mandar Sulawesi Barat : Polewali Mandar
Suku Melayu
Suku Melayu Riau di Riau
Suku Melayu Tamiang di NAD : Aceh Tamiang
Suku Mentawai di Sumatera Barat : Kabupaten Kepulauan Mentawai
Suku Minahasa di Sulawesi Utara : Kabupaten Minahasa terdiri 9 subetnik :
Suku Babontehu
Suku Bantik
Suku Pasan Ratahan
Suku Ponosakan
Suku Tonsea
Suku Tontemboan
Suku Toulour
Suku Tonsawang
Suku Tombulu
Suku Minangkabau
Suku Mori
Suku Muko-Muko di Bengkulu : Kabupaten Mukomuko
Suku Muna di Sulawesi Tenggara : Kabupaten Muna

N
Suku Nias di Sumatera Utara : Kabupaten Nias, Nias Selatan

O
Suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur
Suku Ogan di Sumatera Selatan

[sunting] P
Suku Papua/Irian
Suku Asmat di Kabupaten Asmat
Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor
Suku Dani
Suku Ekagi
Suku Amungme di Mimika
Suku Bauzi
Suku Arfak di Manokwari
Suku Kamoro di Mimika
Suku Palembang di Sumatera Selatan : Kota Palembang
Suku Pamona di Sulawesi Tengah : Kabupaten Poso
Suku Pasemah di Sumatera Selatan
Suku Pesisi di Sumatera Utara : Tapanuli Tengah
Suku Pasir di Kalimantan Timur : Kabupaten Pasir

R
Suku Rawa
Suku Rejang di Bengkulu : Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten Rejang Lebong
Suku Rote di NTT : Kabupaten Rote Ndao

S
Suku Saluan di Sulawesi Tengah
Suku Sambas (Melayu Sambas) di Kalimantan Barat : Kabupaten Sambas
Suku Sangir di Sulawesi Utara : Kepulauan Sangihe
Suku Sasak di NTB, Lombok
Suku Sekak Bangka
Suku Sekayu di Sumatera Selatan
Suku Semendo di Bengkulu
Suku Serawai di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma
Suku Simeulue di NAD : Kabupaten Simeulue
Suku Sigulai di NAD : Kabupaten Simeulue bagian utara
Suku Sumbawa Di NTB : Kabupaten Sumbawa
Suku Sumba di NTT : Sumba Barat, Sumba Timur
Suku Sunda di Jawa Barat

T
Suku Talaud di Sulawesi Utara : Kepulauan Talaud
Suku Talang Mamak di Riau : Indragiri Hulu
Suku Tamiang di Aceh : Kabupaten Aceh Tamiang
Suku Tengger di Jawa Timur Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo lereng G. Bromo
Suku Ternate di Maluku Utara : Kota Ternate
Suku Tidore di Maluku Utara : Kota Tidore
Suku Timor di NTT, Kota Kupang
Suku Tionghoa-Indonesia
Orang Cina Parit di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel
Suku Tojo di Sulawesi Tengah : Kabupaten Tojo Una-Una
Suku Toraja di Sulawesi Selatan : Tana Toraja
Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara : Kendari
Suku Toli Toli di Sulawesi Tengah : Kabupaten Toli-Toli
Suku Tomini di Sulawesi Tengah : Kabupaten Parigi Moutong
U
Suku Una-una di Sulawesi Tengah : Kabupaten Tojo Una-Una
W
Suku Wolio di Sulawesi Tenggara: Buton

TERRORISM: Singaporean charged with cafe bomb plot


 The Jakarta Post (http://www.thejakartapost.com)

Dicky Christanto , The Jakarta Post , Jakarta |
Wed, 01/14/2009 8:37 AM | Headlines

Awaiting justice: Singaporean Muhammad Hasan bin Sirajudin (left) speaks with fellow detainees before their trial at the South Jakarta District Court on Monday. (JP/P.J. Leo)

A suspected leader of the Singapore chapter of Jamaah Islamiyah and two accomplices were charged with plotting bomb attacks and murders in the country, a court heard Tuesday.

State prosecutors told the South Jakarta District Court justices in their indictment that the defendants had violated the Antiterrorism Law, which carries a maximum sentence of death.

Singaporean national Muhamad Hasan, alias Fajar, 35, and his Indonesian partners Ali Masyhudi, 26, and Wahyudi, 35, were part of a group of 10 people arrested in the South Sumatra capital of Palembang in a police crackdown early last year. The antiterror squad found assembled high explosive bombs in their rented house.

They were moved to Jakarta afterward and have been in custody at the Mobile Brigade detention in Kelapa Dua, Depok, since then.

“These suspects have been convincingly proven to have conducted acts of terrorism and been in possession of firearms for terrorism,” prosecutor Totok Bambang told the court.

Apart from their possession of bombs, the suspects are believed to have played a key role in an attempt to explode Café Bedudel in the West Sumatra town of Bukittinggi.

The café is a popular place among foreign tourists visiting the hilly town.

Police said the attack would be launched in November 2007, using a bomb similar to those that ripped through two nightclubs in the Bali resort area of Kuta in 2002. The Bali blast killed over 200 people, mostly foreign tourists.

“The suspects admitted they disarmed the bomb as they saw several café workers wearing head scarves,” Totok said.

The prosecutors said they believed Hasan had played a key role in a series of murder attempts targeting Christian figures.

“In 2006, Hasan was involved in an attempted murder of three Christian reverends, namely Muhammad Nurdin, Walean and Yoshua, but to no avail,” he said.

The prosecutors found in their investigation that Hasan was a member of regional terror group Jamaah Islamiah and had a close relationship with Malaysian bomb maker Dr. Azhari bin Husin, who was shot dead in a police raid in Malang in November 2005.

Hasan refused to make comment on the indictment.

“Don’t compare me with celebrities who like to give a lot of comments about almost everything,” he said.

His lawyer, Ashludin, said the defendants would respond to the charges in the coming trial next week. The same court had delayed the first trial of the remaining seven defendants as prosecutors failed to provide indictment papers in advance.

Copyright © 2008 The Jakarta Post - PT Bina Media Tenggara. All Rights Reserved.
Source URL: http://www.thejakartapost.com/news/2009/01/14/terrorism-singaporean-charged-with-cafe-bomb-plot.html

SRI LANKA Calls For Women To Cover Up At Cathedral







- Union of Catholic Asian News - http://www.ucanews.com -
On 2009-1-12

COLOMBO (UCAN) -- The clothing some young women wear to Mass at Colombo's main Catholic Church is attracting attention, judging by the messages on the notice board asking them to dress more modestly.
Women cover their heads during while receiving communion at St. Lucia’s Cathedral in Colombo on Dec. 28, after priests called for more modest attire for Massgoers.


Father Tony Martyn, appointed parish priest of St. Lucia's Cathedral in 2006, says Sunday Mass there has become something of a women's fashion parade. This may have silent admirers, but it definitely has others frowning.

"Modesty is a virtue not limited to conduct, gestures, language, reading and thought, but also to clothing," Father Martyn told UCA News at the end of December.

"Here they (people) meet God," the priest said.

Three priests at the cathedral and some parishioners complain that some young women come to church in revealing short skirts, halter tops and low-cut blouses. This creates an unpleasant atmosphere, sets a bad example for youngsters and distracts many people, especially young men, they maintain. They also say little was done about the situation in the past.

Since November, however, some parishioners have distributed head veils free of charge to women, especially the young, to be worn during church services. Women traditionally wore a head covering to church, but the practice has slipped.

Meanwhile, the cathedral notice board shows pictures of modest dress as well as signs parishioners have put up calling on women to dress modestly and all parishioners not to dress extravagantly. Some signs appeal to parents to educate children about this. "Begin early," one said.

"Though it is not an alarming situation, I am embarrassed by the harsh criticism from parishioners about the growing immodest dress in the church," Father Martyn said.

According to Father Anthony Joseph, an assistant priest at the cathedral, the slipping dress standards have prompted people to compare Catholics with Buddhists, Hindus, and Muslims, who tend to dress more modestly for worship.
Women cover their heads during while receiving communion at St. Lucia’s Cathedral in Colombo on Dec. 28, after priests called for more modest attire for Massgoers.


Father Joseph cited Saint Paul's admonition against extravagant dress in his First Letter to Timothy.

A retired school principal, who gave her name as Rasamma, said she believes many women are ready to listen to what is being suggested, that the way some dress is making it hard for others to concentrate on praying. Still, she emphasized that the church is leaving women free to dress as they wish.

Father Joseph too sees at least some success with the unofficial cover-up campaign.

He estimates that now about 90 percent of Tamil women cover their heads with a veil or the cloth of their sari when they receive Communion, instead of 20 percent earlier, while women attending the Sinhalese and English Masses have yet to follow suit. Besides the veils distributed free for Mass use, stacks of black and white veils are available for purchase at a rosary stall for 150 rupees (US$1.50) each.

More than 5,000 catholics attend the five Sunday Masses at the cathedral -- three in English and one each in Sinhalese and Tamil.


Article printed from Union of Catholic Asian News: http://www.ucanews.com

Gaza Church Leader: Children Wake Up Screaming in Fear

Citizens in Gaza are all suffering from food shortages, lack of medical care, power outages and a long list of other problems, but a church leader living amid the turmoil says the children are the greatest sufferers of the Gaza-Israel conflict.


Palestinian children take part in a protest against Israel's military operation in Gaza, in the West Bank village of Nilin, near Modin, Tuesday, Jan. 6, 2009.Related
Church Groups Deplore Harm to Gaza Civilians
Israeli Leader: Gaza Ground Invasion 'Unavoidable'
Palestinian President Tries to Regain Foothold in Gaza
UN Rights Body to Hold Emergency Meeting on Gaza
“Everybody suffers, but I feel especially bad for the children who are going through a very tough time,” said a Christian church leader to Open Doors USA about the situation in Gaza.

Open Doors is a ministry that supports and works with persecuted churches in areas hostile to Christianity.

“The children wake up several times in the middle of the night; crying or even screaming from fear and memories that come back to their minds,” the church leader, whose name was not released by the ministry, shared.

Children are living in homes where rockets are landing right outside their doors, he noted.

“Many children are traumatized because of previous situations in Gaza,” he said. “They have seen bodies lying on the streets that used to be their playground. Now it is all happening again.”

The Gaza-Israel conflict is in its 12th day with Israel considering to escalate its assault on Gaza by moving its forces deeper into the country and ultimately ending the rocket attacks on Israel, according to Reuters.

During two weeks time, more than 600 Palestinians have died with more than a quarter of those killed being civilians, according to U.N. figures. The current Gaza-Israel fighting is the worst violence the Middle East has seen in decades.

International leaders and bodies have called on Israel to stop its offensive, but the country’s military has continued its attacks.

Many Christian groups have called for a cease-fire, including the Evangelical Lutheran Church in America.

ELCA’s presiding bishop the Rev. Mark S. Hanson called on the U.S. government to take a more active role in stopping the conflict on Monday during a news conference in Jordan.

A group of Lutheran leaders are visiting the Middle East for a week-long series of meetings with religious, political and community leaders in Israel and the West Bank in spite of the outbreak in violence.

Hanson called for Israel to remove its troops from Gaza and for Hamas to stop the rocket attacks on civilians in Israel. He also said negotiations must restart for “permanent peace with justice and a two-state solution.”

On Wednesday, both Israel and Hamas agreed to a temporary three-hour pause in fighting to allow humanitarian aid to enter the Gaza Strip.

The humanitarian corridor will let in food and fuel to be distributed to Palestinians.

An estimated 2,500 Christians remain in Gaza and have difficulties leaving the Strip.

The Gaza church leaders commented, “Those in Gaza sometimes have no idea what is going on. Very often the power is down so they have no radio, television or Internet. People call their friends and family outside Gaza to stay updated about the situation in their own city.”

Open Doors USA president/CEO Carl Moeller asks Christians in the West to pray for those in Gaza living amid bombings and ground surge.

“Pray that the war between Israel and Palestine is shorter and less devastating than what military and political speculators around the world are predicting,” Moeller urged. “Pray that Christian families will be reunited. Pray that the Gaza Baptist Church building will be spared more damage from the assault. Pray for all the victims of the violence in Gaza and Israel.”