KUNCI TERJADINYA PELIPATGANDAAN (2)

BERDOA DAN BERJAGA-JAGA

Tuhan mau kita berdoa dan berjaga-jaga, seperti perumpamaan lima gadis bijaksana yang pelitanya tetap menyala (Matius 25:1-13). Kita berdoa agar pelita kita tetap menyala, jangan sampai redup, dan kita dalam kondisi panas dan bergairah dengan Tuhan. Kalau kita di dalam kondisi yang demikian nanti pada waktu Tuhan Yesus datang seperti yang dinyatakan di dalam Matius 24:46, “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.”

Inilah yang Tuhan mau, kita bekerja dan melayani Tuhan dengan bersungguh-sungguh. Apapun pekerjaan yang Tuhan berikan kita melakukannya dengan baik dan bersungguh-sungguh, jangan bermalas-malasan. Kita terus bekerja dan melayani Tuhan, tetapi kita juga tetap berdoa dan berjaga-jaga sepertinya nanti malam Tuhan akan datang. Orang seperti inilah yang akan tahan menghadapi pencobaan.



KUNCI PELIPATGANDAAN

Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang laki-laki dengan 5 roti dan 2 ekor ikan. Secara matematika 5 + 2 = 7, tetapi di sini berbeda: 5 roti + 2 ekor ikan = 5.000 orang laki-laki + 12 bakul. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Di dalam Lukas 9:16-17, “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.” Ini merupakan kunci bagaimana pelipatgandaan itu terjadi. Tuhan Yesus mengambil 5 roti dan 2 ekor ikan, berarti 5 roti dan 2 ekor ikan diberikan kepada Tuhan Yesus. Setelah menerimanya, maka Tuhan Yesus memberkati. Kemudian roti dan ikan itu dipecah-pecah dan diberikan-Nya kepada murid-murid. Murid-murid-Nya yang membagi-bagikan sehingga terjadi Multiplikasi.

Jadi sebenarnya murid-murid Tuhan Yesus yang melakukan Multiplikasi, tetapi tugas murid-murid adalah menyerahkan 5 roti dan 2 ekor ikan kepada Tuhan Yesus, dan Tuhan Yesus memberkatinya.



BUAH SULUNG / ANAK SULUNG / PERSEPULUHAN YANG PERTAMA

Hari-hari ini kita sedang diajar Tuhan mengenai Persembahan Persepuluhan dan Persembahan Khusus. Tuhan berbicara kepada Bapak Gembala: “Tahun 2008 akan terjadi kesembuhan dalam bidang ekonomi dan keuangan, akan terjadi perpindahan kekayaan dari orang-orang fasik kepada orang-orang benar”. Tuhan menuntun kita untuk memberikan First Fruit (buah sulung). Beberapa orang menyatakannya sebagai Prinsip Buah Sulung adalah Prinsip Anak Sulung / Prinsip Persepuluhan.

Tuhan berkata kepada Bapak Gembala: “Memasuki tahun 2008 agar mengalami kesembuhan dalam bidang ekonomi, maka jemaat harus bersama-sama mempersembahkan Buah Sulung / Anak Sulung / Persepuluhan yang pertama kepada-Ku.” Penghasilan kita bulan Januari kita persembahkan Buah Sulungnya kepada Tuhan. Buah Sulung haruslah yang terbaik. Buah Sulung di sini artinya adalah Persepuluhan pertama kita di dalam tahun 2008 yang kita persembahkan kepada Tuhan. Dengan mempersembahkan Buah Sulung tersebut kepada Tuhan, Tuhan akan memberkati kita secara luar biasa.



Beberapa ayat tentang Buah Sulung:

Keluaran 13:1-17, dinyatakan bahwa anak sulung manusia / hewan harus dipersembahkan kepada Tuhan atau ditebus sebab mereka adalah kepunyaan Tuhan.

Keluaran 23:19a, “Yang terbaik dari buah bungaran [buah sulung] hasil tanahmu haruslah kaubawa ke dalam rumah TUHAN, Allahmu.”

Imamat 27:30, “Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.”

Amsal 3:9-10, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.”



PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN KHUSUS

Maleakhi 3:8-12, “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.”



Kita lihat di sini ada Persembahan Persepuluhan dan Persembahan Khusus. Di dalam Persembahan Persepuluhan kita baru mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan, jadi kita belum memberi. Tetapi kalau kita mau memberi melalui Persembahan Khusus.

Kita harus menyerahkan Persembahan Persepuluhan kita kepada Tuhan melalui gereja lokal dimana kita diberkati dan bertumbuh. Tuhan juga menuntut kita memberikan Persembahan Khusus, biasanya diberikan kepada orang miskin, orang yang membutuhkan dan sebagainya.



Di dalam peristiwa multiplikasi tadi, kita melihat ada 5 roti dan 2 ekor ikan yang diberikan kepada Tuhan Yesus, ini berbicara tentang Persepuluhan. Tuhan Yesus yang akan memberkati Persembahan Persepuluhan kita dan yang 90 % Tuhan juga akan menguduskannya.

Setelah murid-murid menerima kembali roti dan ikan dari Tuhan Yesus, maka mereka membagi-bagikannya kepada orang banyak. Kalau misalnya roti dan ikan yang mereka terima itu langsung mereka makan, maka tidak akan terjadi multiplikasi. Tetapi karena murid-murid itu membagi-bagikannya maka multiplikasi itu terjadi. Inilah sebenarnya yang Tuhan maksudkan.



Kita harus mengingat bahwa di dalam mengelola keuangan 10 % adalah milik Tuhan, tetapi selain memberikan Persembahan Persepuluhan kita juga wajib memberikan Persembahan Khusus yaitu membagi-bagikan kepada orang yang berkekurangan / orang miskin, dan sebagainya. Dan kalau kita melakukan hal ini, maka tidak akan ada belalang pelahap yang datang ke dalam kehidupan kita. Kita tidak akan berkekurangan dalam hal keuangan, melainkan akan mengalami hidup yang berkelimpahan.



PERSEPULUHAN ADALAH MILIK TUHAN DAN YANG TERBAIK

Kejadian 4:3-5, “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.”

Mengapa persembahan Kain tidak diterima Tuhan sedangkan persembahan Habel diterima Tuhan? Karena Kain hanya mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan, padahal kita tahu bahwa Tuhan berhak atas yang terbaik dan yang terutama.

Habel mempersembahkan Anak Sulung dombanya. Itu berbicara tentang Persepuluhan dan yang terbaik (yaitu lemak-lemaknya). Mungkin kita sudah memberi kepada Tuhan, tetapi Tuhan mau kita memberi sesuai dengan aturan yang Tuhan tetapkan. Jangan sampai kita memberi kepada Tuhan tetapi seperti Kain yang hanya memberikan sebagian sehingga akhirnya Tuhan tidak berkenan.



HUKUMAN TERHADAP KAIN

Kita berdoa agar setiap kali mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, Tuhan menerima persembahan kita itu. Sebab kalau sampai Tuhan tidak menerima / mengindahkan persembahan kita itu, kita melihat apa yang kemudian terjadi pada Kain: “tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. ... Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. (Kejadian 4:5-8). Jadi sebagai akibatnya Kain membunuh Habel. Dan Tuhan menghukum Kain, apa yang menjadi hukumannya? Kejadian 4:10-12, Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi." Kain tidak bisa mendapatkan hasil sepenuhnya dari tanah itu, artinya dia tidak akan mengalami hidup yang diberkati berlimpah-limpah oleh Tuhan. Dia menjadi seorang pengembara, dia hidup dalam ketakutan (konflik terus-menerus). Apa saja yang dia usahakan hasilnya tidak maksimal, dan yang menjadi akar permasalahannya adalah karena dia memberi persembahan yang tidak sesuai dengan aturan yang Tuhan tetapkan dan Tuhan tidak berkenan.



Mungkin ada diantara kita yang seperti Kain; bekerja membanting tulang, tetapi tidak mengalami hidup yang berkelimpahan seperti yang Tuhan janjikan. Terkadang kita merasa menjadi seperti seorang pengembara yang ketakutan / stress menjalani hidup di dalam dunia ini. Mari kita memeriksa diri kita, mencari akar permasalahannya. Kalau Kain akar permasalahannya adalah di dalam mempersembahkan kepada Tuhan, yang tidak sesuai dengan ketetapan Tuhan.



UANG ADALAH UJIAN BAGI KITA

Ayat mengenai doa di dalam Alkitab ada 500, ayat mengenai iman dalam doa ada 500, tetapi ayat mengenai uang dan harta ada 2000. Dari 38 perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus 16 diantaranya berbicara tentang uang / harta. Jadi uang / harta itu sangatlah penting. Mengapa demikian? Di dalam Lukas 16:10-11 dinyatakan bahwa sebenarnya uang adalah ujian yang Tuhan berikan kepada kita. Dari cara kita mengelola uang akan kelihatan apakah kita memprioritaskan Tuhan di dalam hidup kita? Apakah kita mengasihi Tuhan? Dan apakah kita mau taat kepada Tuhan?



SEPERTI HABEL, MEMPERSEMBAHKAN YANG SULUNG DAN YANG TERBAIK

Mengapa akhir-akhir ini Bapak Gembala terus berbicara tentang uang / harta? Sebab Tuhan berbicara dengan jelas: “Tahun 2008 terjadi kesembuhan dalam keuangan / ekonomi, akan terjadi perpindahan kekayaan dari orang-orang fasik kepada orang-orang benar”. Biarlah kita mempersembahkan seperti Habel yang mempersembahkan Anak Sulung dan yang terbaik (yaitu lemak-lemaknya), dan Tuhan mengindahkan akan hal itu.

Habel memang luar biasa, dia mempersembahkan Anak Sulung dan yang terbaik. Memang sebenarnya Prinsip Anak Sulung / Buah Sulung adalah yang terbaik. Pada waktu itu kalau mempersembahkan hasil tanaman yang terbaik adalah buah yang tidak ada ulatnya dan sebagainya. Kalau mempersembahkan hewan yang terbaik adalah hewan yang tidak cacat dan sebagainya. Bagi kita mempersembahkan yang terbaik / terpenting adalah hati kita yang bersyukur, rela, dan tulus. Itulah yang terbaik.



Dan kita berjanji: “Tuhan, tahun 2008 ini saya akan mengalami apa yang Kau janjikan, karena saya akan bersungguh-sungguh di dalam mempersembahkan persepuluhan dan persembahan khusus.” Kalau kita menangkap hal ini, maka kita akan beruntung dan diberkati Tuhan. Kita akan diberkati Tuhan berlimpah-limpah dan persembahan kita diterima oleh Tuhan. Kita tidak seperti Kain yang persembahannya tidak diterima Tuhan, dan apa yang menjadi dampaknya? Dia melakukan kesalahan dan membunuh saudaranya. Sebagai hukumannya dia tidak akan mengalami hidup yang berkelimpahan, sebaliknya menjadi pengembara yang dikejar-kejar ketakutan. Tetapi kita berdoa agar tidak ada seorangpun diantara kita yang seperti Kain, karena kita semua mau menuruti apa yang Tuhan katakan.



Ringkasan khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, Minggu - 6 Januari 2008 di Senayan.