Kejadian 50: 15-21
Ayub 42: 10
I.PENDAHULUAN
Jika berbicara tentang pengampunan, rasanya tidak bisa dipisahkan dari tokoh yang bernama Yusuf, karena memang ia hidup benar tetapi keadaan hidup yang ia jalani sebelum meraih kesuksesan sungguh sangat memprihatinkan. Ia ditolak dan dijual oleh kakak-kakaknya sendiri, ia difitnah, lalu dipenjara. Semua penderitaan itu ia alami bukan karena ia berbuat jahat. Perlakuan yang tidak manusiawi terhadap dirinya itu sudah sepantasnyalah jika membuat Yusuf menjadi dendam, tetapi karena ia hidup benar, ia tidak dendam kepada siapapun termasuk kepada saudara-saudaranya sendiri.
Dari kisah hidup Yusuf inilah, akan kita jumpai pelajaran penting terutama dalam hal pengampunan. Diantaranya di dalam Kejadian 50: 15-21. Hal ini membuktikan bahwa Yusuf adalah seorang yang tegar dan tidak mudah menyerah. Memang dalam ayat bacaan ini dicatat bahwa Yusuf menangis, namun ini bukanlah berarti bahwa ia lemah tetapi membuktikan bahwa ia seorang yang lembut hati. Demikian juga dengan kita, orang Kristen menangis bukan berarti kita lemah tetapi salah satu bukti hidup kita telah dijamah Tuhan. Di dalam ayat-ayat bacaan ini dapat kita lihat bagaimana Yusuf mampu menerima, memaafkan dan melupakan kesalahan saudara-saudaranya.
Hal pengampunan ini dapat kita lihat juga dalam Ayub 42:10.
Setelah Ayub memaafkan serta berdoa buat sahabat-sahabat yang menyakiti hatinya, keadaannya dipulihkan Tuhan. Jadi, pengampunan akan membuka jalan untuk kita dapat meraih berkat-berkat Tuhan.
Jadi, salah satu penghambat berkat yaitu kebencian dan kedendaman, hal ini dapat kita bandingkan dengan Matius 5:23-24, selama kita masih menyimpan rasa dendam terhadap orang lain, maka segala perbuatan baik kita akan menjadi sia-sia dan tidak berarti sama sekali di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya sebelum kita menghadap Tuhan, kita harus berdamai atau saling mengampuni, karena yang Tuhan lihat bukan sesuatu yang kita persembahan, tetapi keberadaan hati kita. Juga kita lihat dalam Roma 12:17-18, ditegaskan “janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!”. Kita juga harus berdamai dengan semua orang.
Dalam Mazmur 133:1, diperintahkan kepada kita untuk hidup rukun karena itu merupakan rahasia untuk hidup diberkati Tuhan selama-lamanya:
1.Ada urapan (minyak). Di dalam kehidupan yang rukun urapan Tuhan akan turun.
2. Ada kesejukan (embun). Hidup mereka akan mengalami kesejukan, artinya hidup dalam sukacita dan damai sejahtera Allah.
3.Ada berkat kehidupan. Orang yang rukun akan mengalami berkat-berkat Tuhan disepanjang hidupnya. Jadi, kerukunan merupakan salah satu kunci berkat Tuhan.
II.HAMBATAN PENGAMPUNAN
Dendam bukanlah sesuatu yang enak atau yang menyenangkan, namun disisi lain hal mengampuni juga bukanlah persoalan yang mudah untuk dilakukan. Mengapa mengampuni itu sulit?
1.Karena belum bertobat dengan sungguh-sungguh.Artinya Roh Kudus belum ada dalam hidupnya, pikirannya masih dibutakan oleh ilah zaman.
2.Karena merasa diri benar dan baik.Yusuf merendahkan diri sampai ia berkata, “Aku inikah pengganti Allah”, artinya ia hendak berkata aku juga bukanlah orang yang sempurna, ia melupakan segala kesalahan saudaranya. Orang yang merasa diri benar cenderung akan jadi pendendam.
3.Karena tidak menyadari bahwa kedendaman itu merusak.Merasa bahwa kedendaman itu hal yang biasa saja, padahal kedendaman itu sangat berpotensi merusak masa depan hidup kita.
4.Karena tidak dewasa, untuk mengenal kehendak Allah
(Band. Roma 8:28).“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Roma 12: 20, harus mengampuni dan tetap berbuat baik terhadap semua orang sebab pembalasan adalah hak Tuhan.
5.Karena tertipu iblis, yang memang ingin agar kita tetap hidup dalam kedendaman.Sebab seorang yang tetap dendam, iblis akan berkuasa atas hidupnya, sehingga tindakannya selalu sesuai dengan keinginan iblis.
6.Karena ketidakmampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kecil.Tidak menyelesaikan persoalan-persoalan kecil, sehingga persoalan jadi menumpuk dan akan berpotensi memunculkan kedendaman di hati.
7. Karena selalu mengingat ke belakang.Alkitab mencatat, “Aku harus melupakan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku,” jadi melupakan segala kejadian dimasa lalu.
III.FAKTA KETIDAKSIAPAN MENGAMPUNI
1.Ketidaksiapan mengampuni membuat kita tidak dapat diampuni oleh Allah.Jadi sesungguhnya tidak ada alasan untuk kita tidak dapat mengampuni. Sebab di dalam Matius 6: 14-15, jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain maka Bapa di Sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahan kita.
2.Ketidaksiapan mengampuni juga membut kita menderita (Mazmur 6:8)Seorang yang pendendam akan mudah menderita penyakit.
3.Ketidaksiapan untuk mengampuni membuat kita kehilangan damai.
4.Ketidaksiapan mengampuni membuat kita jauh dari Tuhan. Kalau kita jauh dari Tuhan, iblis dengan mudah masuk dan mempengaruhi kita dengan kebencian, kedendaman, dan sebagainya.
IV. TEORI-TEORI KETIDAKSIAPAN MENGAMPUNI
1.Dengan alasan, “sekarang saya belum siap untuk mengampuni”. Akhirnya menjadi dendam dan sakit hati.
2.Yang beralasan, “saya sih mau, hanya belum bisa”.Sesungguhnya persoalannya bukan saya mau atau tidak mau, tetapi saya berani berserah tidak pada Tuhan. karena kesanggupan kita sesungguhnya ada pada Allah, jadi kita harus berserah.
3. Ada lagi yang berkata, “Ah! Saya tidak dendam, hanya sebal saja”.
4.“Lho! Khan bukan saya yang salah, kenapa saya yang harus mengampuni?”Dia yang bersalah itu dong yang harus datang minta maaf kepada saya. Hidup Kristen bukan soal saya benar atau salah tetapi saya mau lakukan Firman Tuhan.
5.Ada juga yang berkata, “Ah! Nanti keenakan orang itu dong!” Kalau saya ampuni makin ngelonjak dia, makin berani dan makin tidak menghargai orang lain, sehingga jadi kurang ajar.
6. Yang lainnya berkata, “sudahlah nggak usah diurusin, masa bodo saja!”.Pernyataan ini sebenarnya juga bukti bahwa ia sakit hati dan menaruh dendam.
V.SYARAT-SYARAT PENGAMPUNAN
1.Sadari bahwa benci dan dendam adalah ikatan iblis.Kadangkala setan memang gagal membuat kita marah dan bersungut-sungut pada Tuhan atau membuat kita undur dari Tuhan, tetapi dia manaruh rasa dendam di hati kita kepada sesama. Sebagai orang percaya kita harus menyadari jebakan setan ini dan jangan biarkan diri kita sampai menaruh rasa dendam, tutup semua celah bagi setan dalam hidup kita.
2.Kedewasaan, baik dalam sikap maupun dalam rohani.Hidup yang dijalani tidak selamanya manis, kadangkala juga diwarnai oleh kepahitan. Seorang yang dewasa tidak hanya yang manis saja yang ia mau terima dari Tuhan, tetapi proses pembentukan yang menyakitkanpun ia terima dengan ucapan syukur.
3. Kerendahan hati.Ada satu kata yang susah ditaklukkan dalam hidup manusia yaitu “Gengsi”. Karena gengsi susah untuk mau berdamai atau untuk mengampuni, sampai tidak jarang persoalan rumah tangga tidak dapat diselesaikan karena gengsi ini, sebab seorang yang gengsian susah untuk menjadi rendah hati.
4.Kesiapan untuk menyalibkan daging.Supaya kita dapat hidup dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus untuk berjalan dalam kebenaran.
5.Mencintai Tuhan dengan sungguh-sungguh.Jangan hubungan kita dengan Tuhan terganggu hanya karena kita menaruh kedendaman dan tidak mau mengampuni.
6. Berani melawan pikiran-pikiran negatif, sampai memiliki pikiran positif.Seseorang bisa jadi dendam karena pikiran negatifnya jalan terus bahkan sampai menguasai dirinya. Paulus berkata, kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
VI.
PENUTUP
Jika kita ingin melihat berkat-berkat Tuhan mengalir dalam hidup kita, maka siaplah untuk selalu hidup dalam pengampunan.
RefleksiBetapa malangnya orang yang masih hidup dalam kedendaman dan kebencian, karena ada banyak mujizat yang serahusnya terjadi dalam hidupnya tetapi kebencian telah menghambatnya. Firman Tuhan katakan, jika kita tidak mengampuni maka Tuhan juga tidak akan mengampuni kita apa lagi untuk memberkati. Karena itu janganlah bodoh sebab kita diciptakan untuk hidup dalam berkat Tuhan, marilah buang segala kedendaman dan kebencian dan hiduplah dalam pengampunan, maka perkara-perkara dahsyat akan dinyatakan Tuhan dalam hidup kita.
Doa :Bapa di Sorga, berikanlah kami hati yang baru dan hidup dipimpin Roh Kudus. Dengan demikian akan memampukan kami untuk hidup dalam pengampunan, memiliki hati yang bersih dari dendam, benci, dan kepahitan, sehingga dalam kerukunan kami hidup dalam berkat-berkat Tuhan untuk selama-lamanya.(dan/em)
Pdt. Gilbert Lumoindong
Pengakuan Preman Yang Bertemu Tuhan (Harun Sapto)
10 years ago
No comments:
Post a Comment