Lambang-Lambang Perangkat Di Dalam Kemah Perhimpunan ,Pdt. Dr. Stephen Tong

Ringkasan kotbah Mimbar Reformed Injili
Tahun ke 12 ,604
8 April 2001

Lambang-Lambang Perangkat Di Dalam Kemah Perhimpunan
Pdt. Dr. Stephen Tong


Ibrani 9:1-10
Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia.
9:2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.9:3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.9:4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,9:5 dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci.9:6 Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,9:7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.9:8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada.9:9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka,9:10 karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.

P.L dibuat oleh Allah dan diberikan melalui Musa kepada orang Israel, P.B. dibuat oleh Allah dan diberikan melalui Kristus kepada umat pilihanNya di dalam gerejaNya yang kekal. Jadi, rencana Allah yang asli bukan tersimpan di P.L. melainkan di dalam kekekalan dan diwujudkan di P.B. Sebab itu, di dalam P.L. terkandung P.B. P.B tersimpan di dalam P.L. Berulang kali penulis Ibrani mengingatkan orang Israel mereka terlalu cepat dipuaskan oleh P.L. lalu menjadi sombong dan menghina bangsa-bangsa lain, maka dia merasa perlu untuk mencelikkan mata rohani mereka, agar mereka mampu menerobos pembatasan­-pembatasan agama melihat akan rencana Tuhan yang kekal.
Itu sebabnya ps.9 dimulai dengan mengupas apa yang terjadi di dalam kemah perhimpunan. Mengapa penulis tidak menyinggung Bait Allah tapi kemah? Karena Bait Allah seharusnya mengikuti ukuran kemah perhimpunan yang dibuat oleh Musa sesuai dengan model yang Tuhan tunjukkan kepadanya, sesuai dengan rencana Allah di dalam tempat yang kekal di sorga, tapi nyatanya tidak. Karenanya kemah perhimpunan lebih penting dari pada Bait Allah.

Kemah yang dibangun oleh Musa terdiri dari tiga bagian:
pertama, halaman luar.
Kedua, tempat suci.
Ketiga tempat Mahasuci.
Ukuran halaman luar berapa kali lipat dari ukuran tempat suci, sedangkan ukuran tempat suci persis dua kali lipat dari ukuran tempat Mahasuci.

Menurut Alkitab, kemah perhimpunan harus dibangun di tengah dan dikelilingi oleh tenda-tenda kedua belas suku Israel: tiga suku di bagian Barat, tiga suku di bagian Timur, tiga suku di bagian Utara dan tiga suku berada di bagian Setatan. Semua ini mengibaratkan mereka adalah bangsa imamat, bangsa yang beribadah kepada Tuhan. Tuhan berkata, kemah ini harus terus berpindah-pindah tempat, mengikuti pimpinanNya.

Bagaimana caranya Tuhan memimpin mereka? Pagi dan siang dipimpin oleh tiang awan, malam dipimpin oleh tiang api. Baik tiang awan dan tiang api menyatakan Tuhan selalu menyertai mereka. Di antara kedua belas suku Israel terdapat satu suku - suku Lewi yang tidak boleh mempunyai profesi lain, melayani full-time di kemah perhim­punan, termasuk mengangkat semua pera­botan, memasang juga membongkar ke­mah perhimpunan. Suku Lewi harus me­matuhi Musa, dan Musa harus senantiasa memperhatikan pimpinan Tuhan. Dengan ­itu Tuhan mengajar mereka, rumahmu bukan di dunia. Di dunia ini kau hanyalah musafir. Jadi, jangan kau menaruh hatimu di dunia melainkan di sorga.
Bagaimana pengaturan di dalam kemah perhimpunan --- tempat orang Israel beribadah kepada Tuhan? Bagian pertama yang dikelilingi tenda disebut halaman luar. Di sana terdapat:
1. Mezbah yang berbentuk persegi, terdapat tanduk di keempat sudutnya, diletakkan di atas sebuah panggung, di salah satu sisinya terdapat anak tangga yang dipakai untuk naik. Apa arti dari mezbah? Tanpa darah, manusia tidak dapat datang mendekat pada Tuhan, tanpa korban yang dipersembahkan di atas mezbah, manusia tidak bisa berbakti kepada Tuhan. Inilah hal pertama yang dilambangkan perabot yang ada di kemah perhimpunan, through the Son we come to the Father, through the sacrifice of Jesus Christ we reconcile with God.

2. Tempat penyucian, tempat air yang berbentuk bulat, semua orang khususnya imam harus menyucikan diri di tempat itu. Bagaimana caranya? Berdiri di tempat penyucian, seorang imam yang lebih tinggi jabatannya menuangkan air ke atas kepalanya lalu mengalir ke tubuhnya melambangkan Roh Kudus turun menyucikan manusia.
Setelah seorang imam dibasuh barulah dia boleh melewati tirai yang pertama dan masuk ke tempat suci. Di sana terdapat:
1. Meja untuk meletakkan roti sajian. Ada berapa roti diletakkan di sana? Dua belas. Setiap enam buah roti disusun menjadi satu tumpukan, maka di sana ada dua tumpukkan roti. Letak meja ini di sebelah kanan.
2. Kaki dian --- tempat untuk meletakkan lampu di dalam tempat suci. Lampu-lampu itu menggunakan minyak. Minyak apa yang mereka gunakan? Minyak zaitun. Letak kaki dian di sebelah kiri.
3. Tempat membakar kemenyan, letaknya di dekat tirai pemisah tempat suci dan tempat Mahasuci. Apa yang dilambangkan oleh tempat itu? Berdoa kepada Tuhan
.


Ketiganya melambangkan unsur-unsur yang ada di dalam pelayanan kita: menger­ti bahwa firman Tuhan adalah makanan rohani kita, Tuhan menerangi kita dengan cahaya Roh KudusNya, agar kita mengerti firman, kita berdoa, bersekutu denganNya. Roti melambangkan firman Tuhan, waktu membaca firman Tuhan di tempat suci diperlukan cahaya kaki dian. Ini merupa­kan hal yang penting sekali. Ada banyak orang ingin mengerti firman Tuhan tapi tidak menggunakan cahaya dari Tuhan, tidak menggunakan minyak zaitun, melain­kan menggunakan otaknya sendiri, akhir­nya semakin membaca justru semakin ti­dak mengerti.

Kalau kita mempelajari kehidupan Medieval Scholastic, kita tahu para saint membaca Alkitab di gua, menghindar dari keramaian, kesibukan, kebisingan dunia sekular. Apa yang mereka bawa ke dalam gua? Kitab, tengkorak, salib, lilin atau lampu. Waktu mereka membaca Kitab di gua, mereka merasa tenang, bagaikan masuk ke dalam jiwa yang sedalam-dalamnya. Di dalam gua mereka mencari batu untuk duduk, mencari tempat untuk meletakkan Kitab Suci, lalu meletakkan tengkorak (kepala manusia) di samping Kitab Suci.

Menga­pa? Sambil membaca Kitab Suci sambil mengingatkan diri: aku adalah manusia yang kelak akan mati juga. Jadi fungsi tengkorak itu adalah cermin untuk mengintrospeksi diri. Selain itu mereka juga menaruhkan salib di depannya untuk mengingatkan diri: aku yang harus mati ini tidak perlu merasa terlalu kuatir, karena Kristus sudah mati bagiku, cintaNya membawaku kembali kepada Tuhan. Selain itu, mereka juga menyalakan lilin agar mereka bisa membaca Kitab. Mengapa mereka memilih untuk membaca Kitab di dalam gua? Karena di sana tidak ada angin, sehingga lilin bisa menyala dengan mantap dan mereka bisa membaca Kitab dengan baik.
Pada saat orang Lewi dan imam-imam masuk ke tempat suci, mereka bertemu dengan meja untuk meletakkan roti sajian, kaki dian dan tempat pembakaran keme­nyan. Waktu kemenyan dibakar, asapnya naik ke atas, menjadi lambang doa kita menghangatkan hati kita dan membawa naik keinginan kita kepada Tuhan
. Perhati­kan: penulis Ibrani hanya menyebut ada meja sajian dan kaki dian di tempat suci. Lalu dimanakah tempat pembakaran keme­nyan? Dia letakkan balik tirai pemisah tempat suci dan tempat Mahasuci --- di tempat Mahasuci.

Bukankah susunan itu berbeda dengan susunan di tempat suci yang dibangun oleh Musa? Baca 2-5. Mengapa menurut catatan di Keluaran, mezbah pembakaran kemenyan berada di tempat suci namun penulis Ibrani mencatat mezbah itu berada di tempat Mahasuci? Karena lokasi permanennya memang di depan tirai, tapi ketika melangsungkan pelayanan, imam besar harus membawanya ke belakang tirai. Jadi, yang ditekankan oleh penulis Ibrani adalah fungsinya bukan lokasinya. Mengapa fungsinya di dalam tirai? Karena di situlah tempat Mahasuci, tempat khusus yang melambangkan keha­diran Tuhan di tengah-tengah umat manu­sia yaitu inkarnasi Immanuel. Untuk itu harus terjadi pemindahan: tempat pemba­karan kemenyan yang tadinya berada di tempat suci harus dipindahkan ke tempat Mahasuci. Tirai yang kedua ini penting sekali, tirai ini tidak boleh diganggu-gugat, bahkan tidak boleh dicuci.

Mengapa? Karena tidak boleh disentuh. Lalu siapa yang boleh masuk ke dalam tirai itu? Hanya one man, one day, one occasion, yaitu setiap tanggal 10 bulan ketujuh, hanya satu orang boleh masuk satu kali ke sana. Siapakah dia? Imam besar.

Dia tidak boleh masuk tanpa membawa darah dan kemenyan. Darah itu dia percikkan ke atas tirai. Apa dengan memercikkan darah ke atas tirai dosa kita dapat dibereskan? Tidak mungkin. Karena yang benar-benar bisa menyelesaikan masalah dosa kita bukanlah darah yang melekat di tirai melainkan Dia yang merobek tirai dan membawa kita masuk ke dalam. Imam besar membawa kemenyan melambangkan Imam Besar yang sejati, yang tidak berdosa -- Yesus Kristus berdoa syafaat bagi kita.

Orang Israel tidak tahu semua itu. Mereka menolak dan menghina Yesus: siapa Kau? Kau dilahirkan di Betlehem, dibesarkan di Nazareth, di dalam keluarga tukang kayu, Kau tidak mungkin menjadi Imam Besar. Mereka hanya tahu imam besar yang dilantik oleh manusia adalah imam besar yang agung, yang hebat tapi mereka tidak tahu bahwa semua imam besar hanyalah lambang belaka.

Lalu, apa saja yang ada di tempat Mahakudus? Tabut perjanjian, benda yang paling penting di dalam tempat Mahasuci. Apa maksudnya? Janji Allah lebih penting dari pada apapun. Karena Allah adalah Allah yang setia, yang tidak berubah.
Apa yang tersimpan di dalam tabut perjanjian?
1. Dua loh batu yang ditulis ulang oleh tangan Tuhan sendiri. Mengapa ditulis ulang? Karena yang pertama sudah dilempar hancur oleh Musa ketika dia marah terhadap orang Israel yang murtad.
2. Tongkat Harun yang bertunas.
3. Satu buli emas berisi manna yang Tuhan pelihara untuk menjadi mengingatkan mereka bahwa Tuhanlah yang menghidupi umatNya. Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, tapi setelah sampai di padang belantara mereka mengeluh: “mana makanan kami?” Nyatanya, setiap hari, pagi-pagi sekali Tuhan menurunkan manna dari sorga, orang Israel yang bangun pagi keluar dari tenda untuk memungut manna, tapi mereka yang bangun siang-siang tidak mendapatkan apa-apa. Alkitab mencatat, mereka yang mengambil terlalu banyak tidak tersisa dan yang mengambil terlalu sedikit juga tidak lapar. Apa maksudnya? Kebutuhan mereka dicukupkan. Satu hal yang mengherankan, manna yang mereka ambil di pagi hari tidak menjadi rusak pada malam harinya, tapi kalau disisakan sampai keesokan harinya justru menjadi rusak. Ini melambangkan statemen yang pernah Yesus ucapkan: berikan kepada kami, makanan yang kami butuhkan hari ini.


Ketiga benda tersebut diletakkan di dalam tabut, lalu tabut ditutup dengan tutup yang mempunyai dua nama: tutup penebus dosa dan tahta rahmat.
Menurut bahasa Ibrani­nya, itulah dua fungsi dari tutup itu. Tabut perjanjian adalah lambang dari janji Tuhan, kesetiaan Tuhan, firman Tuhan dan Taurat Tuhan. Sepuluh hukum disimpan didalamnya, memberitahukan manusia bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan yang setia. Tuhan yang setia ini berkata, adakah kau berdosa, melanggar hukumKu? Aku telah menutup semua dosa-dosamu dengan anugerahKu. Jelas sudah, segala sesuatu yang Tuhan atur di dalam kemah perhimpunan mempunyai makna yang begitu tinggi, menubuatkan tentang penebusan dosa dan anugerah yang memampukan kita datang
kepadaNya.

Tahta rahmat menghentikan hukuman yang seharusnya menimpa kita. Ukiran apa yang terdapat di atas tabut perjanjian? Dua malaikat Kerubium. Bukankah di dalam sepuluh hukum tertulis, kita tidak boleh mengukir apapun tapi mengapa di dalam tempat Mahakudus malah ada ukiran Kerubium (malaikat yang menjalankan keadilan Tuhan) dari emas? Memberitahu­kan kepada kita bahwa tuntutan keadilan Tuhan sudah dipuaskan. Baca ay.4-8.
Perhatikan: di kemah perhimpunan terda­pat dua tirai, hanya imam besar setiap tahun satu kali boleh melewati tirai yang kedua. Bagaimana dengan orang-orang yang lain? Menanti di luar. Apa maksudnya? Masih ada rintangan. Apakah rintangan itu? Dosa. Bagaimana kita tahu hal itu?

Tanpa memercikkan darah peng­ampunan dosa di tirai, imam besarpun tidak boleh melewatinya. Imam besar memercikkan darah mempersembahkan korban, melakukan pembasuhan seturut dengan peraturan, tapi Ibr.9 mengatakan, semua itu tidak bisa membereskan masalah dosa, tidak bisa mendamaikan manusia dengan Allah. Karena semua itu hanyalah lambang. Namun semua itu terus dijalan­kan sampai masa pembaharuan tiba. Kapan? Kalau kau sudah memahami P.B. maka masa pembaharuan itu tiba padamu. Jika kau masih terikat dengan peraturan­-peraturan yang ada di P.L., masih terkurung di dalam pemahaman yang salah, masa pembaharuan belum tiba padamu. Tuhan sudah berjanji dengan P.B., Dia memberikan pengharapan baru pada kita, pengharapan yang ditandai dengati darah Yesus.

Apakah masih perlu menggunakan cara pembersihan jasmani, memercikkan darah di tirai dan masuk ke tempat Mahasuci? Tidak. Karena semua itu hanyalah lambang. Buktinya, tabut perjanjian dibawa oleh orang Filistin, Bait Allah dibakar habis, semuanya musnah. Namun realitanya tidak musnah, Tuhan sudah menyediakan tempat Mahasuci di sorga, yang jauh lebih bermutu dibanding­kan dengan yang ada di dunia.

(Ringkasan khotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkhotbah, W.H.)

No comments: