Kristus, Korban Tebusan Dosa Yang Kekal Bagi Kita

Ringkasan kotbah Mimbar Reformed Injili
Tahun ke 12,608
6 Mei 2001

Kristus, Korban Tebusan Dosa Yang Kekal Bagi Kita
Pdt. Dr. Stephen Tong

Ibrani 9:23-28
9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Semua ibadah di P.L. hanyalah lambang atau bayang-bayang dari keselamatan yang akan digenapkan oleh Kristus. Barangsiapa hanya mau bayang-bayang tapi menolak realita, dia adalah orang bodoh. Itu sebabnya penulis Ibrani memberitahu orang-orang Israel: kalian tidak boleh merasa cukup puas dengan upacara yang ada di P.L., karena Kristus sudah datang. Selama ribuan tahun mereka terbiasa dalam hal mempersembahkan korban melalui imam besar dan mengira itu sudah cukup membereskan dosa mereka
.
Tapi minggu lalu kita sudah membahas, menurut Taurat, tidak satupun berkas di dalam Bait Allah yang tidak disucikan dengan darah, layak dipakai untuk pelayanan. Yesaya yang mendengar panggilan Tuhan di Bait Allah menyaksikan Tuhan yang suci bersemayam di sorga, dikelilingi oleh malaikat-malaikat Serafim yang memiliki enam buah sayap: dua sayap menutup muka mereka, dua sayap menutup kaki mereka, dua sayap terbang mengelilingi tahta Tuhan sambil menyanyi sahut menyahut: suci, suci, suci. Saat itu dia sadar, dirinya adalah seorang najis yang tidak layak melayani Tuhan. Maka katanya, celakalah aku, karena aku adalah orang yang najis bibir juga hidup di tengah-tengah orang yang najis bibirnya. Setelah dia melontarkan kalimat itu, maka Tuhanpun mengutus malaikatNya turun dari sorga, mengambil bara dari mezbah untuk membersihkan mulut bibir Yesaya, agar dia disucikan, layak untuk melayani Tuhan. Kalau kita membaca Yes.1-5, kita tahu Yesaya adalah nabi yang berani dalam menyampaikan firman yang hebat maupun menegur dosa orang Israel yang menyebut diri umat pilihan Tuhan, tetapi di Yes.6 dia baru sadar, dirinya melayani Tuhan dengan mulut bibir yang tidak bersih, maka Tuhan mengirim malaikat untuk menyucikan mulut bibirnya.

Itulah tuntutan Tuhan yang tidak mengenal kompromi: segala sesuatu yang dipakai untuk melayani Tuhan harus dikuduskan. Bagaimana dengan kita? Kita perlu disucikan agar bisa melayani Tuhan yang suci dengan status yang suci.

Seseorang pernah bertanya kepada Billy Graham: apakah rahasia yang membuat kau bisa dipakai Tuhan dengan begitu luar biasa?
Jawabnya, jangan kita memikirkan syarat mengapa kita dipakai Tuhan, Roh Kudus bisa berduka karenanya. Saya percaya, jawaban Billy Graham sangat bijaksana. Karena dia telah memahami doktrin unconditional election yang dianut oleh Reformed: tak satu syaratpun yang membuat kita layak dipilih Tuhan, semuanya hanya anugerah Tuhan semata. Meskipun demikian, Alkitab memberikan satu ayat penting di dalam surat yang Paulus tujukan kepada Timotius: jika kau meninggalkan segala perkara yang memalukan dan mengasingkan diri untuk disucikan, kau akan menjadi berkas yang layak dipakai Tuhan. Kalau kita tetap ngotot ingin tahu syarat bisa dipakai Tuhan maka satu-satunya syarat adalah: melalui hidup yang suci.

Hampir tak satupun berkas yang ada di kemah perhimpunan tidak dibersihkan dengan darah. Tapi penulis Ibrani mempertanyakan: bisakah darah binatang menyucikan dosa manusia? Sampai di ps.10 nanti baru dijelaskan: darah lembu domba mutlak tidak bisa menyucikan manusia. Karena darah lembu domba hanyalah lambang yang memberi isyarat akan kedatanganNya.

Israel sungguh ironis siang dan malam mereka berdoa: Allah Abraham, Ishak dan Yakub, kirimlah Mesias untuk menolong kami, tapi setelah Mesias dikirim, mereka malah berkata, siapa Dia, kami tidak mengenalNya. Pakukan Dia di atas kayu salib. Bahkan mereka berani mengucapkan kata-kata yang begitu mengerikan: Biarlah kami dan anak cucu keturunan kami yang menanggung dosa mengalirkan darah orang ini. Sesungguhnya di balik perkara yang, begitu ironis terkandung rencana Allah: hanya melalui darah Yesus, jiwa setiap orang yang Tuhan pilih mungkin disucikan. Karena Yesus bukan masuk ke kemah yang ada di dunia, melainkan masuk ke kemah yang ada di sorga.

Baca ay.23. Ayat ini jauh melampaui teori yang Plato kemukakan seribu dua ratus sekian tahun kemudian: dunia ini hanya bayang-bayang saja, dunia yang real adalah dunia yang di sana. Penulis Ibrani menegaskan, semua peraturan ibadah di P.L. hanyalah lambang dari pada hal yang sejati, yang ada di sana. Bahkan imam besar yang mengenakan jubah dengan dua belas batu permata mahal yang mewakili kedua belas suku masuk ke tempat Mahasuci menebus dosa mereka juga merupakan lambang dari pada Kristus yang mewakili kita datang ke hadirat Allah, tempat Mahasuci yang real.

P.L. menegaskan tempat Mahasuci adalah satu-satunya tempat yang ukuran panjang, lebar, tingginya persis sama. P.B. juga menegaskan satu-satunya tempat yang ukuran panjang, lebar dan tingginya sama adalah kota Yerusalem baru. Tempat Mahasuci di P.L. mewakili penyertaan Tuhan yang mutlak di tengah-tengah manusia. Kota Yerusalem yang baru di P.B. juga menyatakan penyertaan Allah Tritunggal yang menggenapkan janjiNya kepada kaum pilihanNya.

Di ay.23-28 ini, istilah "menyatakan diri" muncul tiga kali. Kita sering mengungkap kedatangan Yesus yang pertama sebagai: Dia datang atau masuk ke dunia, Dia inkarnasi. Tapi Yesus berkata, Aku keluar dari Bapa dan masuk ke dalam dunia lalu Aku keluar lagi dari dunia dan kembali kepada Bapa (Yoh.16:28). Kalimat yang Yesus ungkapkan untuk menonjolkan keunikkan kekristenan, membuatnya berbeda dengan agama-agama lain yang masih menyangsikan one way journey: mungkinkah kita yang dari sini bisa ke sana? Maka mereka hanya berani berkata, mudah-mudahan kita bisa mendapatkan tempat di sisi Tuhan, tidak berani memastikan keselamatan diri mereka. Sedangkan Yesus, Dia mengucapkan statemen tadi dengan penuh kepastian, karena Dia memang melewati two ways journey: dari sana ke sini lalu dari sini ke sana, maka Dia sanggup memberi jaminan bagi kita: pasti akan memberikan membawa kita ke sana. Tapi di bagian ini penulis Ibrani menggunakan ungkapan yang berbeda: Dia menyatakan diri di dalam sejarah (ay.24), bukan hanya satu kali tapi tiga kali (Baca ay.25-28). Menyatakan diri dilukiskan sebagai seorang pemain yang muncul di atas pentas sandiwara untuk memainkan satu adegan.

Mari kita membahasnya satu per satu:
Pertama, Yesus menyatakan diri pada akhir zaman ini. Di awal ekspositori Ibrani kita pernah membahas, pada zaman dahulu, Allah menggunakan pelbagai cara berulang kali berfirman melalui para nabi, tetapi pada akhir zaman ini, Dia menyatakan diri kepada kita melalui Kristus. Istilah zaman akhir ini mengacu pada masa P.B.: New Testament Era, the final time. P.L. diakhiri dengan banyaknya nabi-nabi yang telah dibunuh, kemudian ada selang empat ratus tahun Allah tidak pernah mengirim nabi-nabiNya, sampai menjelang kedatangan Yesus barulah Allah mengutus seorang yang bernama Yohanes pembaptis. Seperti yang Yesus sendiri katakan: nubuat nabi-nabi berakhir pada Yohanes. Apakah benar, setelah Yohanes pembaptis tidak ada lagi nabi bernubuat, bukankah keempat anak Filipus dan Agabus pernah bernubuat? Yang Yesus maksudkan adalah tidak akan ada dan tidak perlu ada nubuat tentang kedatanganNya sebagai Mesias. Karena Dia sudah datang. Apa isi nubuat nabi-nabi? The appearance of Christ in the history. Itulah pernyataan Kristus yang pertama di dalam sejarah. Apa tujuanNya? Membinasakan perbuatan-perbuatan iblis (I Yoh.3:8).

Perlu saya ingatkan: mengusir setan bukan karunia tapi kuasa, sedangkan menyembuhkan orang sakit adalah karunia. Kuasa itu diberikan kepada siapa?
Setiap orang Kristen.

Satu tahun sebelum Perang Dunia pertama berakhir Rauschenbusch pernah menulis buku The Theology of Social Gospel yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran modernisme dan rasionalisme: semua catatan tentang kerasukkan setan yang ada di empat Injil adalah hal yang tidak masuk akal karena orang yang dianggap kerasukkan itu sebenarnya adalah orang yang tidak waras. Dia tidak percaya ada peristiwa kerasukkan setan. Tetapi pada saat yang sama seorang Perancis yang bergabung dalam China Inland Mission menuliskan dia pernah seratus sekian kali mengusir setan di Propinsi Shandong. Waktu saya membandingkan kedua tulisan tersebut, saya tahu setan-setan telah menipu manusia. Karena saat manusia dengan sengaja tidak percaya ada setan dia juga percaya tidak ada Allah, karena dia tidak mau percaya tentang dunia roh.

Benarkah kaum intelektual tidak percaya akan adanya dunia roh? Katanya, kau telah tertipu. Karena menurut penyelidikan, ketika para petinggi politik di Jerman sedang mengalami kesulitan besar, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka bukan pergi ke gereja melainkan pergi mencari dukun di desa-desa. Dari zaman Rosevelt sampai zaman Nixon di Amerika ada seorang dukun ternama Jane Dickson, kira-kira tiga puluh persen ramalannya terwujud, banyak Presiden Amerikapun mencari dan bertanya kepadanya. Jadi, zaman modernpun tidak terlepas dari jerat dan kuasa setan. Dunia ini berada di dalam cengkraman si iblis (I Yoh.5:l9). Namun Kristus menyatakan diri untuk menghancurkan kuasa iblis (I Yoh.3:8). Siapa cerdas dia akan bisa melihat segala siasat dan cara kerja iblis yang jahat melalui pimpinan Roh Kudus dan prinsip-prinsip Alkitab.

Kedua, Yesus menyatakan diri di hadapan Allah. Untuk apa? Kepentingan kita. Kapan hal itu terjadi? Sekarang. Jadi, pertama kali Allah mengirim Dia menyatakan diri kepada dunia untuk menghancurkan kuasa setan, tapi kedua kali Dia mewakili kita menyatakan diri di hadapan Allah. Apa yang dimaksud dengan sekarang? Zaman akhir. Pada waktu istilah dunia atau cosmos dipakai kadang-kadang mengandung arti zaman atau semangat zaman. Maka saat kita melihat satu zaman, jangan hanya melihat dari segi fisiknya saja melainkan juga harus melihat kuasa yang berada di belakang dan memberi pengaruh pada zaman itu. Dengan demikian, Kristus datang ke dunia untuk menjalankan tugas menggenapkan rencana Allah bagi kita, lalu Dia mewakili kita menyatakan diri di hadapan Allah di sorga (di dalam bahasa aslinya sorga mempunyai arti heaven bukan mengacu pada tempat seperti yang dipercaya di dalam agama lain). Imam besar P.L. harus membawa darah dan memercikkannya tujuh kali pada tirai pemisah barulah dia masuk ke tempat Mahasuci, tapi tirai itu sudah terbelah saat Yesus mati di atas kayu salib, menandakan hambatan yang ada di antara manusia yaitu berdosa dengan Allah yang suci sudah disingkirkan, sehingga kita boleh datang kepada Tuhan dengan leluasa. Mengapa bisa begitu? Kristus menyatakan diri di hadapan Allah.

Ketiga, Dia akan menyatakan diri untuk kedua kalinya (ay.28). Ay.27 yang sering dikutip pada saat penginjilan adalah ayat yang penting: setiap orang akan mati satu kali lalu disusul dengan penghakiman. Maka life is serious, life is significant, because our life should be responsible before God, the Giver of life, the Master of life. Yang dibahas di ayat 28 ini adalah The second coming of Christ. The first coming of Christ is to abolish the power of satan but the second coming is to accomplish His salvation to the elects dan memberikan glorification kepada kita. Jadi kedatangan Yesus yang kedua adalah berita baik bagi kaum pilihan, karena waktu Dia datang untuk kedua kalinya, tidak lagi ada sangkut pautnya dengan dosa, Dia datang untuk menggenapkan janjiNya. Puji Tuhan! Tapi di saat yang sama juga merupakan berita buruk bagi mereka yang tidak bertobat, yang bermain-main dengan Tuhan, karena waktu itu adalah penghakiman yang kekal. Di India, ada seorang raja yang keluar. Tiba-tiba di tengah jalan terdengar suara "Raja, inilah pencuri yang haru kami tangkap. Ini dia barang buktinyu". Mereka minta Raja menghakimi orang iti. Raja bertanya kepada orang itu "Tahukah bahwa kau bersalah?" "Tahu" "Tahukah kau bahwa perbuatanmu ini mengundang kematian padamu?" "Tahu" "Hari ini adalah hari aku bersenang-senang sebab itu, aku tidak menghukummu. Pulanglah dan jangan berbuat jahat lagi" "Terima kasih raja". Lalu orang itupun pergi, dia berpikir, raja ini baik sekali, berbuat jahatpun tidak dihukum, maka dia terus menerus berbuat jahat. Suatu saat, dia tertangkap lagi dan dibawanyalah menghadap raja, dia kira, raja pasti mengampuni dia, karena raja sudah mengenalnya. Tapi tak disangka-sangka raja itu berkata "Kamu lagi. Hari itu aku mengampuni kamu, karena hari itu adalah hari senangku. Aku memang tidak berniat menghukum siapapun. Tapi hari ini, aku duduk di atas tahta, kamu kira aku akan berlaku seperti dulu lagi? Tidak! Bawa dia pergi dan penggallah kepalanya".
Kali pertama Kristus datang untuk mengampuni, tapi kali kedua Dia datang untuk menghakimi. Bagi mereka yang sudah bertobat, kedatanganNya yang kedua adalah menggenapkan keselamatan, tapi bagi mereka yang tidak mau bertobat, kedatanganNya adalah untuk menghakimi.

(Ringkasan khotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkhotbah, W.H.)

No comments: