D i s u s u n o l e h : I v a n K a r e l K a l i g i s
(Ketua Pemuda GPdI Sejahtera, Bintaro, Jakarta)
Sejarah Pergerakan Pantekosta
Dua buku referensi utama dalam tulisan ini adalah: "The New International Dictionary of Pentacostal & Charismatic Movements" 2002, editor Dr.Stanley Burgess dan "The Century of the Holly Spirit 1901-2001, 100 years of Pentecostal & Charismatic Renewal" 2001, karangan Dr.Vinson Synan. Serta beberapa buku dan artikel lainnya. Sekalipun tulisan ini berupa ringkasan, semoga hal ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita yang berminat kepada study tentang sejarah gereja. Karena sifat tulisan ini adalah sebagai study dan cerita saja maka sendainya ada pernyataan doktrin-doktrin teologi yang muncul dari tokoh-tokoh dalam peristiwa ini, itu merupakan pandangan pribadi mereka saja, namun esensi dan prinsip yang mereka miliki tetap sama yaitu Roh Kudus.
3 Gelombang Kegerakan Pantekosta
1. Klasik Pantekosta (Charles Parham, Seymour).
2. Gerakan Karismatik (Oral Roberts, David du Plessis, Demos Shakarian, Katolik Karismatik).
3. Neo Karismatik, gelombang ini bercorak pada organisasi yang tidak masuk dalam gelombang Pantekosta atau Karismatik namun tetap mempunyai penekanan pada doktrin-doktrin Pantekosta. Yang masuk dalam gelombang ini adalah New Apostolic Churches (Peter Wagner) dan Vineyard Christian Fellowship (John Wimber).
Tulisan ini akan banyak mengarah kepada Klasik Pantekosta karena dari sinilah sumber kegerakan Pantekosta dimulai termasuk untuk Indonesia. Sebelum kita masuk kedalam pembahasan Klasik Pantekosta, ada baiknya kita melihat dulu apa yang terjadi terhadap pengajaran soal Roh Kudus setelah zaman kitab Rasul-Rasul. Sejarah mencatat selama 300 tahun sejak zaman Rasul-Rasul, Teologia tentang pribadi dan pekerjaan Roh Kudus bertumbuh secara lambat. Selain faktor mencuatnya pengajaran tentang Kristologi (yang saat itu mulai dikenal) juga faktor lain adalah: Berhentinya pelayanan kenabian dan ketidakmampuan pelayanan tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan gereja. Hal ini merupakan ekses dan pelanggaran menyangkut nubuat dan proses institusi pelayanan Roh Kudus yang hanya milik pimpinan gereja atau milik martir-martir Kristus.
Faktor penyebab utama yang terjadi di abad ke 2 adalah munculnya pengajaran sesat seperti Gnostik, Montanisme dan Marcionisme.
Gnostik (pengetahuan) adalah suatu faham yang menyatakan bahwa dunia ciptaan ini adalah jahat dan penuh penderitaan, roh dalam manusia lebih mulia dari tubuh manusia dan hal-hal yang sifatnya materi adalah jahat. Keselamatan bukanlah lewat kematian Kristus tapi lewat pengetahuan dan pikiran yang tinggi didalam Roh Kudus. Teks Genosis mengatakan bahwa adalah seorang ibu yang mulia dan Allah adalah Bapanya. Jadi faham tentang "Special Knowledge" atau pengetahuan yang tinggi ini menekan pengajaran yang benar tentang fungsi dan pribadi Roh Kudus.
Montanisme adalah suatu ajaran dari Montanus (sekitar tahun 160-an) yang menyatakan dalam dirinya ada "Roh Penolong" dan dalam pekerjaannya dia dibantu oleh dua orang nabiah (Maximilla dan Priscilla). Mereka bernubuat dan berbicara dalam "Bahasa Roh" (menurut mereka) dan menyatakan bahwa akhir dunia ini sudah hampir sampai dan Tuhan sudah akan datang maka mereka mengatakan jangan kawin lagi, berpuasa banyak, jual harta dan tinggalah di Pepuza (sebuah desa di Asia Kecil) untuk menyambut kedatangan Tuhan. Ajaran ini tentu juga menekan pengajaran Roh Kudus yang benar. Sekte "Kedatangan Tuhan" tanggal 10 November 2003, kelihatannya mempunyai kesamaan dengan ajaran Montanus ini.
Marcionisme adalah ajaran yang dikembangkan oleh Marcion dimana dia membedakan antara Allah P.L dan Allah P.B. Menurut dia Allah P.L adalah jahat dan Allah P.B adalah Allah yang benar. Soal Roh Kudus, Marcion mengidentifikasikannya dengan Kristus.
Tulisan Dari Tokoh-Tokoh Gereja.
Hanya beberapa saja (termasuk ajaran-ajaran mereka) yang disebutkan. Karena pada zaman itu penganiayaan gereja oleh pihak Roma sangat besar dan sulit bagi pimpinan gereja untuk mengadakan pembelaan secara lisan dimuka pimpinan Roma maka pembelaan yang mereka buat adalah secara tulisan dimana hal ini secara tidak langsung mengembangkan doktrin teologi khususnya Roh Kudus.
Iraneaus. (130-202) Dia menyatakan bahwa Kristus dan Roh Kudus adalah Allah juga. Dia juga mengakui akan kontinuitas pekerjaan karunia-karunia Roh Kudus di dalam gerejanya.
Tertullian. (lahir tahun 150) Dialah yang memberikan pengertian yang mulai jelas tentang pribadi dan pekerjaan Roh Kudus. Dia mampu menjelaskan perbedaan pekerjaan Roh Kudus dengan Bapa atau dengan Anak. Menurut dia trinitas itu terpisah dalam pekerjaan tapi satu dalam esensi.15 tahun sejak pertobatannya dia masuk golongan Montanisme.
Origen (lahir tahun 185). Dalam ajarannya dia banyak dipengaruhi oleh filsafat-filsafat Yunani-Roma dimana dia mempercayai akan adanya tingkatan roh dan Kristus adalah yang tertinggi dari roh-roh itu dan Kristus lebih rendah dari Allah Bapa. Meskipun demikian dia mempercayai akan kesembuhan ilahi dan tanda-tanda mujizat.
Berikut ini adalah pandangan dari beberapa tokoh Gereja Timur (sejak abad ke 4 telah terjadi perpecahan dalam gereja-gereja di Roma yaitu menjadi Gereja Timur dan Gereja Barat, di wilayah timur berkembang Gereja Ortodoks Timur dan di barat berkembang Gereja Roma Katolik dan selanjutnya gereja-gereja reform dan protestan).
John Chrysostom (347-407) Dalam khotbahnya dia banyak menekankan pengaruh Roh Kudus terhadap sikap dan tingkah laku seseorang (buah-buah Roh) dari pada karunia-karunia Roh. Dia menyatakan bahwa karunia-karunia Roh dan bahasa lidah telah berhenti sejak gereja didirikan.
Basil (lahir tahun 330). Dia kadang disebut "Dokter Roh Kudus". Dia menolak ajaran yang menyatakan bahwa Roh Kudus itu adalah ciptaan. Dalam tulisannya dia banyak menghubungkan Roh Kudus dengan gereja.
Artanasius (296-373) Dalam pandangannya Roh Kudus adalah alat dari Anak untuk penciptaan dan penyucian. Dan setiap penolakan akan Roh Kudus sebagai Allah akan meruntuhkan Kristen dan sekaligus menyangkal keselamatan yang disediakan Allah lewat Anaknya.
Sedang tokoh untuk gereja di wilayah barat yang terkenal adalah Ambrosius dan Agustinus. Bagi Ambrosius Roh Kudus memiliki kuasa, terang dan kehidupan. Dia percaya lewat baptisan air, darah dan Roh seseorang dapat diperbaharui. Bagi Agustinus Roh Kudus adalah penuntun buat manusia kedalam kebenaran Kristus dan dia percaya bahwa gereja dilahirkan oleh Roh Kudus pada hari Pentakosta. Sayangnya dia hanya percaya bahwa karunia berbahasa lidah hanya sampai di zaman Rasul-Rasul.
Pandangan dari para Reformator.
Martin Luther (1483-1546). Dia sama dengan Agustinus bahwa bahasa Roh telah berhenti dan mendesak bahwa kesembuhan Illahi harus dinilai dengan terang Firman Allah. Secara umum mujizat tidak diperlukan lagi. Namun demikian dalam perjalanan hidupnya Luther pernah berdoa untuk orang sakit dan orang tersebut sembuh.
Ulrich Zwingli (1484-1531). Dia menyatakan bahwa Roh Kudus harus sejalan dengan firman Allah dan Roh Kudus bukan saja penulis Kitab Suci namun juga interpreter sejati. Zwingli sangat menekankan akan Roh Kudus tanpa perlu memisahkan Roh dan Firman. Bagi dia seorang Kristen tidak perlu menekankan makna hurufiah Alkitab tapi harus libatkan Roh Kudus.
John Calvin (1509-1564) Dia menyatakan bahwa tindakan Bapa dan Anak dicerminkan lewat Roh Kudus. Dan penyucian Roh Kudus hanya untuk orang-orang pilihan saja. Karunia nubuat bagi dia hanyalah sebatas khotbah, karunia bahasa Roh hanya sebatas berbicara dengan bahasa lain didalam rangka penginjilan dan mengartikan bahasa Roh itu adalah sekedar penterjemahan saja. Jadi Calvin sebenarnya masih mempercayai keberadaan Karunia-karunia Roh meskipun dengan pengertian yang berbeda. Calvin disebut "Teolog Roh Kudus" diantara tokoh-tokoh reformer. Sayangnya doktrin tentang penekanan dia mengenai pekerjaan Roh Kudus akhirnya ditumbangkan oleh 2 teolog reformed sendiri (abad 20) B.B.Warfield dan Charles Hodge. B.B.Warfield dalam bukunya Counterfeit Miracles membantah akan kelangsungan mujizat Roh Kudus pada zaman sekarang.
1. Klasik Pantekosta.
Klasik Pantekosta merupakan bagian pertama dari 3 gelombang kegerakan Pantakosta. Pembahasan Klasik Pantekosta terdiri dari 3 bagian yaitu: Dasar dan akar Pantekosta, Charles Parham (Azusa Street Revival) dan Ekspansi Pantekosta ke seluruh dunia.
A. Dasar dan akar kegerakan Pantakosta (Perkembangan sebelum tahun 1900). Dua pendeta/penginjil besar yang berperan besar dalam sumbangsihnya akan kegerakan ini adalah John Wesley dan Edward Irving. Wesley yang hidup diabad ke 18, tokoh Metodis dan gerakan penyucian (Holines Movement) menetapkan landasan dasar tentang apa yang dia sebut sebagai "Second Blessing" (Pengalaman Kedua) atau "Entire Sanctification" atau juga Christian Perfection". Apa yang dia sebut sebagai pengalaman kedua adalah selain kita sudah mengalami keselamatan oleh percaya dan Darah Kristus maka perlu ke tahap selanjutnya yaitu pengalaman penyucian yang menuju ke kesempurnaan.
Radikal Wesleyan yang keluar dari Metodis menyebut pengalaman kedua tersebut sebagai Babtisan Roh Kudus. Datang dari awal abad ke 20 dan merupakan suatu kegerakan yang meliputi juga tanda-tanda mujizat dan karunia-karunia Roh dan menyebutkan diri mereka sebagai "Pentacostals". Selanjutnya Edward Irving (abad 19) seorang pendeta dari Presbyterian Church di London mempimpin sebuah kebaktian pembaharuan Pantekosta di Skotlandia. Dalam laporan (tahun 1830) pelayanannya disebutkan telah terjadi pemulihan Bahasa Roh yaitu yang dialami oleh Mary Campbell. Juga laporan pada 20 April 1830 telah terjadi juga pengalaman Bahasa Roh tersebut berikut mengartikan maknanya oleh dua bersaudara yaitu James dan George McDonald. James berbicara Bahasa Roh dan George mengartikannya. Irving menyebutkan bahasa lidah tersebut sebagai "Standing Sign" dan visible yang merupakan bukti kasih karunia dari Babtisan Roh Kudus.
Selanjutnya pengalaman babtisan Roh Kudus ini juga berkembang ke kelompok "Keswick" (Higher Life) dari D.L. Moody. Moody bercerita bagaimana dua orang wanita dari anggota gereja Metodis yang berdoa baptisan Roh Kudus untuknya. Dalam kebaktian doa tahun 1871 itu dia mengalami kepenuhan Roh Kudus lalu jatuh kelantai dan mengalami kemuliaan Allah. R.A. Torrey salah satu tokoh Keswick mengatakan baptisan Roh Kudus adalah berbeda dan kelanjutan pekerjaan kelahiran baru dan bukan buat Rasul-rasul atau yang hidup pada zaman Rasul-rasul itu tapi buat semua orang yang dipanggil Allah. Pengalaman-pengalaman ini terus berkembang kepada tokoh revival seperti John Fletcher, George Whitefield, Charles Finney, Phobe Palmer dan lainnya. Suatu pengalaman yang dashyat dialami di suatu camp meeting di Kentucky (tahun 1801dimana dihadiri oleh 25,000 umat-umat), kebanyakan dari Presbyterian dan Metodis. Disana banyak yang bertobat dan mengalami manisfestasi seperti " Holly Laugh" dan "Holly Dance".
B. Charles Parham dan Azusa Street Revival. Figur utama lahirnya kegerakan Pantekosta adalah Charles Fox Parham (1873-1929). Ajarannya dipengaruhi oleh tokoh Holines movement yaitu Hardin Irwin (pencetus Third Blessing atau Babtisan Api) dan Frank Sandford, seorang pemimpin misi dan pendiri Holy Ghost & US Bible School. Sejak kecil sering sakit dan banyak istirahat. Di usia 13 tahun ibunya meninggal dan disaat-saat itulah dia di lahirkan kembali lewat pelayanan Brother Lippard dari Congregational House Church. Dia belajar di sekolah Metodis, Southwestern College di Kansas tahun 1889 di bidang medical. Dengan sedikit bekal pendidikan tersebut dia mulai mengenal panggilannya untuk pelayanan, sejak itu rasa sakitnya mulai hilang.
Parham adalah yang pertama memberi kemajuan dalam teologi soal bahasa roh yang merupakan bukti awal seseorang dibabtis Roh Kudus. Ajarannya dikenal sebagai "Bible Evidence" atau "Initial Evidence". Dia juga mengatakan baptisan Roh Kudus merupakan syarat utama seseorang dilepaskan dari masa kesusahan besar (Great Tribulation). Setelah meninggalkan Linwood Methodist Church, Parham menjadi penghotbah independen dan penginjil. Tahun 1898 dia menetap di Topeka Kansas dan mendirikan Bethel Bible School dan Healing Home. Dia juga menerbitkan publikasi berjudul Apostolic Faith. Desember 1900, Parham meminta murid-muridnya di sekolah itu untuk menyelidiki Kitab Suci khususnya tanda utama babtisan Roh Kudus. Sementara 3 hari dia pergi keluar berkhotbah, murid-muridnya berdoa dan berpuasa sambil belajar soal Bahasa Roh itu. Ketika dia pulang dan menemui jawaban dari murid-muridnya maka pada 31 Desember 1900 (malam pergantian tahun) bersama murid-muridnya dia mengadakan kebaktian. Saat itulah salah satu muridnya Agnes N.Ozman meminta dia untuk menumpangkan tangan atasnya untuk mengalami Baptisan Roh.
Mujizat terjadi saat Agnes mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain khusunya bahasa Cina dan ketika Parham meminta dia menuliskan pengalamannya itu, Agnes tidak mampu menuliskannya dalam bahasa Inggris tapi dalam bahasa Cina. Selama kebaktian itu murid-muridnya yang lain berbicara dengan bahasa-bahasa roh yaitu Swedia, Rusia, Bulgaria, Jepang, Prancis, Norwegia, Italia dan Hungaria. Dan Parham mengetahui bahwa tidak satupun dari murid-muridnya yang belajar bahasa tersebut. Dengan ini Parham menyimpulkan bahwa pentingnya misionaris untuk berdoa meminta kepenuhan bahasa roh guna keperluan mereka menghadapi bangsa-bangsa lain yang berlainan bahasa. Setelah kejadian ini Parham mulai mengadakan serangkaian tour penginjilan kurang lebih 4 tahun. Tahun 1905 dia mendirikan sekolah Alkitab di Houston, Texas. Murid-muridnya hanya 25 orang dan salah satunya adalah William J.Seymour.
Seymour dan Azusa Street Revival. William Joseph Seymour (1870-1922), lahir dari keluarga mantan budak, seorang yang gemuk, pendek dan buta di salah satu matanya. Dia menjadi pendeta atas undangan Lucy Farrow di Independen Holines Movement Houston. Kebaktian perdana Seymour di rumah Owen Lee kemudian pindah ke keluarga Richard dan Ruth Asberry di 214 North Bonnie Brae Street di tahun 1906. Saat kebaktian di rumah ini banyak yang mengalami kepenuhan Roh Kudus. Berita tersebut tersebar ke tetangga-tetangga yang ingin melihat apa yang terjadi. Saat mereka berkumpul di luar maka jemaat dari rumah tersebut keluar untuk memberitakan injil dan banyak juga yang dipenuhi Roh Kudus, salah satunya adalah Jennie Moore yang nantinya akan menjadi istri Seymour.
Jennie dalam naungan kuasa Allah bermain piano sambil memuji Tuhan sekalipun dia tidak pernah belajar akan piano. Kejadian pada 9 April 1906 di Bonnie Brae Street menjadi berita besar buat sejarah Pantekosta. Banyak denominasi gereja-gereja lain ikut hadir dalam kebaktian tersebut. Banyak yang berbahasa Roh dan berjatuhan. Akhirnya rumah di Bonnie Brae itu tidak muat untuk mengumpulkan jemaat-jemaat yang hadir. Maka dicarilah tempat yang layak. Didapati bangunan di jalan Azusa, suatu bangunan yang tadinya milik gereja Metodis Episcopal namun tidak digunakan lagi. Maka dimulailah ibadah di gedung tersebut. Kebaktian dipimpin oleh Seymour meliputi nyanyian, capella, kesaksian, doa, altar call buat pertobatan atau baptisan Roh Kudus dan khotbah. Doa orang sakit juga terjadi, banyak yang "Slain in the Spirit", kadang suasana diam atau juga nyanyi dalam Roh.
Kebaktian perdana ini seperti dilaporkan oleh Arthur Osterberg dihadiri lebih kurang 100 orang kebanyakan negro namun juga terdapat warga kulit putih. Kebaktian berkembang pesat dan bisa menjapai 300-350 orang. Koran Los Angeles Times edisi 18 April 1906 menyebutkan ibadah tersebut sebagai "Weird Babel of Tongues" (ucapan yang tidak jelas dan tidak alami). Polisi kadang menutup akan jalan tersebut selama ibadah berjalan dan banyak yang minta ibadah tersebut ditutup karena mengganggu lingkungan dan bahkan tidak diterima oleh gereja-gereja lain dan ada yang dari gereja Pantekosta. Jennie Moore ketika kembali beribadah di gerejanya di First New Testament Church dan berbahasa roh disana akhirnya tidak diterima.
Phineas Bresee dari Pentacostal Church of Nazarene juga menentang ibadah tersebut dan mencapnya sebagai "False Revival". Bresee menurunkan tulisan Pantekosta di nama gerejanya agar tidak dihubung-hubungkan dengan kejadian di Azusa Street. Pemimpin Pentacostal Union Church, bishop Alma White menuduh Azusa revival tersebut sebagai penyembahan setan dan mempratekkan okultisme dan penyelewengan seksual. Sekalipun banyak dikecam, Azusa street revival telah menghadirkan banyak golongan dan tingkatan jemaat mulai dari yang berpendidikan, tidak berpendidikan, kaya, miskin, dari Afrika, Asia, kulit putih, hitam dan warga asing. Frank Bartleman melukiskan kejadian itu sebagai "The color line was washed in the blood".
Bukti menunjukkan dalam ibadah tersebut baik African-American, kulit putih, laki-laki dan perempuan, pendeta, penginjil dan jemaat asing terlibat dalam kepemimpinan ibadah. Sering terjadi warga-warga asing itu bertobat karena beberapa jemaat ketika dipenuhi Roh Kudus berbicara dalam bahasa mereka. Sebenarnya mereka masih dibawah denominasi gereja mereka dan menyebarkan teologi baru Pantekosta tesebut kedalam gereja mereka. Pola dari Azusa Street Mission menghendaki bahwa Roh Kudus tidak hanya memimpin para pimpinan gereja tapi semua orang-orang percaya bebas berbicara selama ibadah itu. Mereka mengajarkan Roh Kudus tidak boleh dibatasi oleh gedung gereja tapi menyebar kedalam bentuk kesaksian baik di jalan ataupun pekerjaan. Selain mengalami Bahasa Roh beberapa laporan menceritakan juga terjadi vision dan fenomena luar biasa yang sebelumnya tidak pernah dipelajari. Sehari ibadah bisa 9x mulai pagi sampai larut malam. Mereka bisa mulai ibadah sendiri tanpa perlu ada pemimpin. Kadang tidak ada program yang harus dijalankan tetapi mereka tidak takut karena Roh Kudus mampu mengendalikan kebaktian itu.
Pengaruh Azusa Street revival. Penginjil seperti Gaston Caswell, Frank Bartleman. Pastor William Pendleton,William Durham dan Joseph Smale merupakan warga kulit putih yang ikut hadir dalam revival itu lalu menyebarkan secara cepat akan kejadian-kejadian di Azusa. Beberapa perkumpulan rohani didirikan seperti: Upper Room Mission dari Elmer Fisher, Eighth & Maple Mision dari Bartleman dan Pendleton, Seventh Street Mission dari William Durham, Full Gospel Assembly dari A.G Osterberg, Apostolic Faith Mission dari James Alexander, Charles Mason dengan gerejanya Church of God.
Mundurnya Azusa Street revival. Mulai tahun 1909 dan 1910 Azusa Street mengalami kemunduran baik kehadiran dan kejadian-kejadiannya. Penyebab-penyebabnya bisa karena dicap sebagai "Sekte dan Ritual". Pengalaman Roh Kudus itu juga menjadikan mereka seperti aritokrasi yaitu mereka mendapatkan "Special Insight" dalam baptisan Roh Kudus dan mendirikan "Tahta" bagi Seymour. Namun masalah terbesar adalah konfilk rasial yang akhirnya mencuat juga. Clara Lum dan Florence Crawford jemaat kulit putih yang menerbitkan majalah buat Azusa Street revival berjudul Apostolic Faith (dimana di tahun 1909 bersikulasi s/d 50,000 copy) memindahkan alamat mereka ke Portland, Oregon. Dengan adanya kejadian-kejadian tersebut maka berita yang muncul dari Azusa mengalami penghambatan. Seymour akhirnya sering mengadakan perjalanan keluar untuk KKRnya. Dengan demikian di tahun 1911 yang hadir kebaktian Azusa hanya beberapa orang kebanyakan mereka adalah warga African-American.
William Durham dan "New" Azusa Street dan ajarannya "Finished Work". Puncak kedua revival setelah Azusa adalah apa yang dipelopori oleh William Durham di Chicago. Durham adalah seorang yang ikut hadir dalam ibadah di Azusa dan dia menyebarkan pengalaman itu di tempatnya. Dia seorang Babtis namun baru pada tahun 1898 dia bertobat karena melihat vision penyaliban Kristus. Durham mengunjungi Azusa thn 1907 dan mengalami babtisan Roh Kudus. Seymour bernubuat baginya bahwa dimanapun Durham berhotbah Roh Kudus akan tercurah.
Sekembalinya di Chicago Durham mulai menyebarkan berita tentang babtisan Roh Kudus itu. Kegerakan itu disebut North Avenue Mission dan dipadati pengunjung. Banyak terjadi manisfestasi kesembuhan dalam pelayanan Durham salah satunya adalah kesaksian Aimme Semple yang disembuhkan dari patah tulang. Tahun 1911 pekerjannya menyebar sampai Los Angeles ke ibadah milik Elmer Fisher yaitu Upper Room Mision. Salah satu pengajarannya adalah "Finished Work". Ajaran ini menolak "Second Blessing"nya Wesley yang mempengaruhi Azusa Street. Menurut dia tidak ada yang namanya pengalaman kedua semua pengalaman dari penyucian, pertobatan dan babtisan Roh adalah selesai dan satu dalam salib Kristus.
Kontroversi masalah "Finished Work" di mulai tahun 1910 ketika Durham menjadi gembala di North Avenue Mission di Chicago. Dia percaya bahwa salib Kristus tidak hanya untuk penghapusan dosa tapi juga untuk penyucian semua orang percaya. Ketika ia pergi ke Azusa saat Seymour tidak ada, sebagian orang mengatakan ini merupakan kelanjutan akan Azusa Street Revival yang kedua. Namun baik Seymour, Cashwell, Mason yang merupakan tokoh revival pertama tidak dapat menerima ajaran "Finished Work" tersebut. Gereja-gereja metodis, Wesleyan sampai dengan Holiness group tetap berpegang kepada "Second Blessing" (seperti diketahui, second blessing mengajarkan bahwa pengalaman pertobatan terpisah dengan pengalaman penyucian atau baptisan Roh Kudus).
Golongan Pantekosta seperti CMA (Christian Missionary Alliance) dari A.B.Simpson menerima ajaran "Finished Work" tersebut karena memang mereka sebelumnya beranggapan demikian. Baptis dan Presbyterian juga menerima ajaran itu. Sejak itu Pantekosta terpecah menjadi dua bagian, satu yang tetap memegang ajaran "Second Blessing" dan kedua yang menerima "Finished Work".
C. Pengaruh Azusa Revival Melanda Dunia. Dimulai dari Amerika Utara. Tahun 1912 ketika misi Azusa masih beroperasi telah terjadi pembentukan organisasi atau gereja-gereja yang berlandaskan pengalaman Azusa Street Revival. Misalnya, James Alexander mendirikan Apostolic Faith Missions. Valenzuella mendirirkan Spanish Apostolic Faith. Charles Mason mendirikan Church Of God. Melalui kegerakan gerejanya Azusa revival cepat melanda Amerika.
Thomas Barrat seorang Metodis Inggris merupakan salah satu tokoh yang dipengaruhi oleh Azusa revival kembali ke Norwegia dan mulai memimpin pergerakan Pantekosta disana. Dia juga pergi ke Palestina dan India untuk mempromosikan gerakan tersebut.
Lewi Pethrus yang mendengar berita Pantekosta dibawah pimpinan Barrat di Norwegia dibaptis Roh Kudus dan mendirikan kegerakan ini di Swedia. Barrat, Pethrus dan Alexander Boddy merupakan tokoh-tokoh yang menyebarkan kegerakan ini di Eropa bagian barat.
Ivan Voronaev merupakan orang Russia yang bertobat dan anaknya Vera sudah mengalami babtisan Roh Kudus.Voronaev merupakan tokoh dimulainya kegerakan Pantekosta di Russia, Ukraine dan Bulgaria. Martin Ryan setelah membaca berita mengenai Azusa Revival menjadi Pantekosta dan pada tahun 1907 menjadi misionaris pertama yang menjangkau Jepang dan Hongkong (tahun 1907).
Alfred dan Lillian Garr merupakan misionaris dari Azusa revival yang menjadi pelopor pertama gerakan Pantekosta di Calcutta India (1907) diikuti oleh McIntosh ke Cina. Selain itu tokoh seperti R.A Jaffray dari C.M.A juga banyak memberikan sumbangsihnya untuk gerakan ini di Asia timur.
Untuk Indonesia tidak asing lagi tokoh seperti Groesbeeks dan Van Klaverens merupakan utusan dari Bethel Temple di Seattle yang digembalakan oleh Rev.W.H.Offiler.
Untuk wilayah Afrika nama John Graham Lake (1870-1935) setelah menerima babtisan Roh Kudus di tahun 1904 meninggalkan pekerjaannya sebagai pengusaha menjadi misionaris Pantekosta buat Afrika.
Untuk wilayah Latin Amerika di layani oleh Luigi Francescon yang merupakan binaan William Durham dimana Durham bernubuat baginya untuk pelayanan di Italia.
Tahun 1909 Francescon pergi ke Argentina dan Brazil untuk mengobarkan api Pantekosta disana. Selain dia tokoh seperti Daniel Berg dan Gunnar Vingren juga mempengaruhi Latin Amerika. Banyak dari misionaris-misionaris tersebut mulai pelayanannya dengan minimnya biaya dan kecukupan pendidikan karena seperti diketahui mereka kebanyakan telah ditolak dari gereja-gereja utama mereka (Mainline Church) dan Pantekosta saat itu merupakan kegerakan yang baru bertumbuh namun semangat dan api Roh Kudus dalam mereka tidak dapat menahan mereka untuk pergi memberitakan berita Pantekosta ke seluruh dunia.
Analisa Perkembangan. Selama beberapa tahun orang-orang Pantekosta banyak dikenal dengan berbagai sebutan seperti Holines kemudian berkembang seperti "Full Gospel", "Pantekosta" dan "Latter Rain", beberapa menyebutkan mereka "Holly Rollers". Selama beberapa dekade setelah pemunculannya gerakan ini selain ditolak oleh gereja-gereja utama (Mainline Church seperti Protestan) juga ditolak oleh lembaga-lembaga keagamaan. Satu alasannya adalah Pantekosta ditanamkan dalam golongan masyarakat kelas bawah. Barrat menyebutkan tidak ada penganiayaan-penganiayaan dalam lingkup organisasi kegerakan di awal abad 20 selain yang terjadi dalam kegerakan Pantekosta ini. Meskipun dengan dilatar belakangi dengan kemiskinan ekonomi mereka telah mampu mengirimkan penginjil-penginjil Pantekosta ke seluruh dunia. Perkembangan gerakan ini tercepat di wilayah dunia ketiga (Afrika dan Asia) dibanding dengan Eropa dan Latin Amerika. Setelah perang dunia ke dua Pentakosta mulai dikenal dikalangan kelas menengah dan mulai masuk ke gereja-gereja utama.
2. Gerakan Karismatik. Pandangan umum. Selama 6 dekade (1901-1960) orang-orang Pantekosta dianggap diluar jalur kekristenan yang umum di AS. Pantekosta dicap sebagai ibadah yang "Ribut", banyak dari mereka dari golongan miskin dan tidak berpendidikan dan diluar jangkauan teologi seperti teologi Protestan. Hal-hal yang modern dan "Social Gospel" tidak dikenal didunia Pantekosta. Pada dekade tersebut baik Protestan dan Katolik sangat berhati-hati akan gerakan Pantekosta ini. Setengah dari abad 20 lalu, Pantekosta ditolak dari aliran-aliran gereja utama itu (mainline churches).
Setelah PD II situasi ini mulai berubah, Pantekosta mulai bergerak jauh dan mulai mendirikan bangunan gereja yang modern serta menarik perhatian publik. Penginjil-penginjil bercorak golongan Pantekosta seperti Oral Roberts, William Branham, Gordon Lindsay dan T.L Osborn mulai mempengaruhi publik dan gereja-gereja utama. Betapa tidak mereka memang mendasari penginjilannya dengan doktrin Pantekosta namun mereka tidak terikat dengan denominasi-denominasi gereja. Saat itu orang-orang Katolik mulai tertarik dengan penginjil T.V, Oral Roberts. Banyak pimpinan gereja Katolik dari N.Y,Chicago dan Philadelphia tertarik dengan penginjilannya Roberts.
Selain itu FGBMFI (Full Gospel Business Man Fellowship International) yang didirikan Demos Shakarian di awal tahun 50an (suatu organisasi yang juga Oral Roberts sering berkhotbah) banyak menjangkau kaum Protestan dan tidak menjadikan mereka denominasi Pantekosta. Jadi cepat atau lambat gerakan Pentakosta mulai menyebar ke gereja-gereja utama. Sebelum tahun 60an banyak pemimpin-pemimpin gereja arus utama itu yang telah berbicara dengan bahasa roh, misalnya Tommy Tyson dari Metodis, Richard Winkler (Episkopal), Harald Bredesen dari Lutheran dan beberapa lagi meskipun mereka mendapat kecaman keras dari gerejanya. Dennis Bennett lah yang pertama kali mempelopori gerakan Karismatik ini. Gerakan ini disebut juga "Neo Pentacostals" atau "New Pentacostal" suatu sebutan dari Donald Gee. Gerakan ini sama dengan Pantekosta hanya saja penekanan kepada bahasa dan karunia-karunia Roh amat kuat dan justru berkembang ke gereja-gereja arus utama.
Dennis Bennet & pemulihan gereja Episkopal. Di November 1959 Dennis Bennet seorang rektor dari St.Mark Episcopal Church di Van Nuys, California berlutut bersama-sama rekan-rekannya dan mulai berbahasa Roh. Pengalaman yang tidak dikenalnya ini telah merubah hidupnya. Di April 1960 Bennett membagi pengalamannya itu diantara rekan-rekannya di gereja Episkopal namun justru dia dapat cemoohan, "Throw out the damned tongues-speaker" begitu kata mereka. Bennet mulai resign dan berita ini diliput oleh majalah Time "Now glossolalia seems to be on its way back in US churches not only in the uninhibited Pentacostal sects, but even among the Episcopalians,....". Sejak itu Bennet mulai dijuluki pemimpin pertama dari denominasi gereja tradisional yang disebut kegerakan Neo Pantekosta (Karismatik).
Di tahun 1956 pastor pertama gereja Episkopal yang menerima baptisan Roh Kudus adalah Richard Winkler. Di tahun 1963 majalah Christianity Today melaporkan ada kira-kira dua ribuan orang Episkopal di selatan California telah berbahasa lidah. Jean Stone pemimpin Blessed Trinity Society yang menerbitkan majalah Trinity (majalah ini berorientasi baptisan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh dengan sasaran gereja-gereja utama) melaporkan bahwa kejadian-kejadian yang dialami oleh Bennet dan kawan-kawan mempunyai perbedaan dengan klasik Pantekosta. Mereka lebih private dan tertib dalam doanya dan sedikit emosional dan mereka adalah orang-orang yang berpendidikan baik. Pada awal tahun 1960 mulailah setiap aliran Protestan seperti Baptis, Lutheran, Mennonites, Methodis dan Presbyterians menerima babtisan Roh Kudus. Disusul mulai 1967-1977 dengan kegerakan di dalam tubuh gereja-gereja Roma Katolik.
Kegerakan Karismatik dalam periode 1960-1967. Periode 1960-1967. Kegerakan Karismatik dalam periode ini juga terjadi pembabtisan Roh Kudus kepada sepasang suami istri yaitu John & Joan Baker pada tahun 1959, mereka dari gereja Episkopal. Berikut adalah kegerakan Karismatik yang melanda gereja-gereja utama (dari golongan protestan).
Gereja Lutheran. Gereja Lutheran mendasarkan ajarannya dengan basis Protestan Reformasi yaitu pembenaran oleh iman dan supremasi Alkitab. Mereka juga memegang ajaran "The Cessation Theory" yang mengajarkan bahwa tanda-tanda mujizat dalam Perjanjian Baru telah berakhir pada zaman Rasul-rasul. Larry Christenson adalah tokoh Lutheran dan pastor di Trinity Lutheran Church yang mengalami baptisan Roh Kudus di awal tahun 1960an. Kemungkinan buku The Healing Light karya Agnes Sanford yang mempengaruhi dia untuk mencari pengalaman dengan Roh Kudus tersebut. Kehadirannya di Foursquare Pentecostal Church di San Pedro dimana dia menyaksikan adanya bahasa-bahasa Roh telah "Merasuk" dalam dirinya. Saat itu ketika penginjil Wayne & Mary Westburg berdoa untuknya tidak terjadi apa-apa, namun pada malamnya ketika dia terjaga dia merasakan lidahnya berbicara dengan kalimat-kalimat lain. Baru pada 4 Agustus 1961 pada kebaktian di Foursquare berikutnya dia baru mengalami babtisan Roh Kudus. Dia menyatakan ini adalah pengalaman yang sangat indah. Selain Larry pendeta-pendeta lain dari gereja Lutheran juga mengalami hal ini seperti Erwin Prange, Herbert Mjorud, Robert Heil, Theodore Jungkuntz dan banyak lagi.
Erwin Prange bersaksi di tahun 1963 sebelum memimpin suatu kelas bahwa saat dia mau dipenuhi Roh Kudus ada semacam suara yang berkata. "Karunia ini untukmu, jangkau dan ambilah". "Saya mulai membuka mulut dan suatu bahasa-bahasa asing masuk dan tubuh saya mulai merasakannya". Ketika dia mulai mengajar di kelas itu dia berbicara kira-kira 10 menit dengan bahasa lain, baik dia dan pendengar-pendengarnya tidak mengerti akan bahasa itu. Pendeta Herbert Mjorud juga mengalami kejadian ini dengan resiko dia dituduh sesat oleh rekan-rekan pendeta lainnya.
Di tahun 1963 ALC (American Lutheran Church) membentuk sebuah komisi yang terdiri dari psikolog, ahli jiwa dan teolog-teolog Perjanjian Baru untuk mengadakan investigasi kepada orang-orang yang berglosolali dalam gerejanya (untuk diketahui bahwa pada Maret 1962 ada kira-kira 70 orang Lutheran di Washington yang telah mengalami babtisan Roh Kudus). Di San Pedro komisi ini mengadakan pemeriksaan kepada Larry dan 32 anggotanya. Meskipun mereka mengatakan dalam bentuk suatu dugaan bahwa fenomena itu adalah "Ketidakstabilan emosi" dan "Hanya singkat" . Laporan ini dipublikasikan dalam buku berjudul Psychology of Speaking in Tongues karya John Kildahl.
Pada tahun 1972 Paul Qualben seorang ahli jiwa yang terlibat dalam komisi itu menuturkan dalam sebuah seminar bahwa kedua dugaan tersebut adalah salah" dan orang-orang yang kami wawancarai itu hidup dalam kehidupan yang normal dalam gerejanya dan sekarang 10 tahun kemudian kegerakan itu masih bertumbuh". Pernyataan di tahun 1972 dan 1974 oleh A.L.C dan L.C.A (Lutheran Church in America) menujukkan segi positif tentang kegerakan ini. Di tahun 1973 telah berdiri organisasi Karismatik dari kalangan Lutheran dan tahun 1983 berdiri International Lutheteran Renewal Center dengan presidennya Larry Christenson.
Gereja Presbyterian (Reformed). Tidak seperti Luther dengan "Teori Pemberhentian" (Cessation Theory) bahwa manisfestasi Roh Kudus sudah berakhir, Calvin justru banyak menekankan pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus. Dia tidak menentang akan kehadiran karunia-karunia Roh tersebut bahkan dia disebut "Teolog Roh Kudus" pada zamannya. Hanya sayangnya ajarannya ini mulai dipadamkan oleh dua teolog reformed sendiri yaitu B.B.Warfield dan Charles Hodge. Mereka pada tahun 1918 menyangkal akan adanya mujizat-mujizat Roh Kudus. Ini dipaparkan dalam buku Counterfeit Miracle karya Warfield. Buku lain karangan Ronald Knox dari kalangan mereka berjudul Enthusiasm juga mengatakan bahwa fenomena tersebut adalah gejala emosional. Meskipun demikian banyak pendeta-pendeta AS menjadi pionir kegerakan Roh Kudus ini dalam gereja mereka.
Awal kegerakan ini sebenarnya sudah dimulai di tahun 1800 lewat pelayanan tiga pemimpin gereja Presbyterian : James Gready, William Hodges dan John Rankin. Laporan mengungkapkan terjadinya "Slain In The Spirit" dan teriakan-teriakan pengampunan dalam gereja Red River Presbyterian. Bahkan beberapa pendeta "Dance Before The Lord". Bagi mereka kejadian ini bukannya baru karena di tahun 1700 an Jonathan Edwards seorang Calvinis terkenal juga telah mengalami kejadian ini dalam pelayanannya. Meskipun Jonathan merupakan pelayan gereja Congregational (gerakan penyucian) namun dia tetap berpijak dalam ajaran Calvin dari Presbyterian. Gereja Presbyterian sebenarnya terlibat dalam gerakan penyucian di AS diantara dan diakhir tahun 1800an misalnya tokoh seperti William Boardman dan Charles Finney. Finney adalah mantan Presbyterian yang menjadi penginjil kesohor dalam urapan Roh Kudus. Diikuti oleh Edward Irving yang "membawa" masuk karunia-karunia Roh Kudus kedalam gereja Regents Square Presbyterian di London tahun 1831. Juga A.B.Simpson juga seorang Presbyterian dari Canada yang percaya akan kesembuhan illahi lewat doa.
Setelah Perang Dunia ke dua gerakan ini menjadi bagian lagi dalam tubuh gereja Presbyterian di AS. Pendeta pertama yang mengalami bahasa Roh dan kesembuhan adalah James Brown pendeta dari gereja Upper Octorara Presbyterian di Pennsylvania US. Brown tadinya mau keluar dari Presbyterian sejak kejadian tersebut namun David du Plessis menasehatkan dia untuk tetap tinggal di gerejanya dan adakan pemulihan. Brown melakukannya dan jadilah setiap hari Sabtu (hari Minggu mereka tetap dengan tradisi Presbyterian) dalam gereja itu Brown mengadakan perubahan dalam ibadahnya selama 20 tahun tanpa friksi. Ibadah hari Sabtu itu menarik sampai ratusan orang/minggu dan banyak dari mereka dibabtis oleh Roh Kudus. Brown sendiri bermain tamborin dan pujian penuh sukacita yang luar biasa. Di tahun 1977 dia berhenti dari tugas pelayanannya sebagai pendeta di gereja itu setelah 37 tahun melayani. Brown telah mengadakan pemulihan yang luar biasa dalam gerejanya. Kesaksian lain juga datang dari Pdt. Robert Whitaker dari Chandler Presbyterian Church di Arizona.
Cerita Pdt. Whitaker sangat menarik. Di tahun 1962 Pdt. Whitaker (dari gereja Presbyterian Arizona) dibabtis Roh Kudus, tahun 1967 sejumlah anggotanya menerima karunia bahasa Roh. Dan sama seperti James Brown ibadah hari minggu tetap dengan ibadah yang lazim dari Presbyterian namun di hari-hari biasa baru ciri khas Pantekosta diterapkan. Di tahun 1967, komisi gereja mengadakan investigasi atas Whitaker dan meminta sumpah untuk tidak lagi percaya akan fenomena tersebut namun Whitaker menolaknya. Terjadilah persidangan akan "kasus" Whitaker ini di lingkungan gereja Presbyterian. Whitaker tidak sendiri dia didukung oleh Pdt. Bradford dan John MacKay (John adalah presiden sekolah teologi Princeton). Tahun 1968 Whitaker beruntung dalam kasus ini.
Kegerakan Karismatik dalam tubuh gereja Presbyterian (Reformed) ini juga dipengaruhi oleh Rodman Williams, seorang dosen teologi di Austin Presbyterian seminary. Dia dibabtis Roh Kudus ketika menjadi profesor di sekolah itu. Dia menjadi penulis buku Renewal Theology. Organisasi Presbyterian yang bercorak Karismatik adalah Presbyterian Charismatic Communion dan pada tahun 1984 diganti namanya menjadi Presbyterian and Reformed Renewal Ministries International (PRRM). Di tahun 1985 sekitar 2500 sampai 3000 anggotanya sudah dibabtis Roh Kudus. Sudah banyak gereja Presbyterian yang telah mengalami jamahan Roh Kudus. Gereja Metodis Dalam berbagai hal gereja Metodis bisa disebutkan "Ibu" buat ratusan anggota gerakan Penyucian dan Pantekosta (Charles Parham dari Metodis juga). Didirikan sekitar abad 18 oleh John Wesley sebagian suatu pemulihan di tubuh gereja Church of England meskipun Wesley hingga matinya adalah seorang Anglikan. Nama Metodis diberikan oleh Wasley di Holy Club Oxford University di tahun 1720an yg menekankan aspek doa, pengakuan, penyucian dan persekutuan di lingkungan mahasiswa universitas tersebut, ayat dasarnya adalah Ibrani 12:14.
Dalam gerakan penyuciannya Wesley mengembangkan teori "Second Blessing" yaitu pengalaman kedua setelah pengalaman pertobatan. Pada zaman lampau fenomena seperti "Holly Laugh" ,"Holly Dance" dan "Lain in the Spirit" dalam kegerakan gereja Metodis bahkan fenomena tersebut menandakan mereka dipanggil menjadi bishop. Pada abad ke 20 gereja utama Metodis menolak kegerakan penyucian tersebut, sejak itu Metodis banyak menekankan aspek pendidikan dan sosial. Adalah Tommy Tyson pastor gereja Metodis yang mengembalikan semangat kekuatan Roh Kudus kedalam gerejanya. Di tahun 1952 dia dibabtis dengan Roh Kudus dan mengalami bahasa Roh. Ketika di menceritakan pengalaman tersebut dia dipermalukan. Di tahun 1954 dia banyak melayani di kalangan Pantekosta. Lewat pelayanannya itu "Camps Farthest Out" dia banyak menyebarkan gerakan Karismatik. Dan pada tahun 1960 dia melayani di kampus Oral Roberts Univ.
Oral Roberts juga adalah tokoh yang banyak mempengaruhi gereja utama seperti Metodis bahka gereja Metodis membiayai pelayananya lewat T.V. Ditahun 1968 Roberts yang lahir sebagai orang Pantekosta bergabung dengan United Metodist Church. Dia diterima sebagai penghotbah lokal walaupun dia tetap memegang ajaran Pentakostanya. Setelah ini kampusnya Oral Roberts Univ. menjadi pusat training bagi pelayan-pelayan Metodis. Organisasi Karismatik untuk Metodis adalah United Methodist Renewal Fellowship berdiri tahun 1977 dan sekitar 1,7 juta orang Metodis America adalah penganut gerakan Karismatik dan mereka tetap pada gereja utamanya. Gereja-gereja Utama lainnya. Gerakan Karismatik terus melanda "Mainline Church" seperti gereja Baptis, tokoh gerakan itu adalah John Osteen dan Pat Robertson (keduanya dari gereja Baptis) dan telah mengalami pengalaman baptisan Roh Kudus. Di gereja Mennonit dipelopori oleh Gerald Derstine dan di gereja Ortodoks (gereja Timur seperti di Russia) dipelopori oleh Eusebius Stephanou.
Gereja Katolik. Sabtu 18 February 1967 adalah hari bersejarah dimana Allah Roh Kudus melawat gereja Roma Katolik. Sore hari itu di retret kelompok Roma Katolik di kawasan Pittsburgh, Roh Kudus tercurah. Sebenarnya tidak ada rencana mengadakan retret itu hanya sekedar perayaan ulang tahun buat seorang di akhir Minggu. Tapi dalam banyak cara Allah memimpin 25 orang Katolik tersebut (kebanyakan mahasiswa Duquesne Univ) mengalami kuasa Roh Kudus, sebagian tertawa, berteriak dan berbicara bahasa-bahasa Roh. Mereka berdoa dan bernyanyi sampai pagi harinya. Itulah kelahiran gerakan Karismatik di kalangan gereja Roma Katolik.
Patty Gallagher Mansfield satu dari sekian mahasiwa tersebut bersaksi: "Malam itu Allah membawa sebuah kelompok ke kapel universitas. Para guru kemudian menumpangkan tangan ke murid-murid tetapi banyak diantara kami mengalami baptisan Roh Kudus sambil berlutut. Beberapa dari kita berbicara dalam bahasa lidah, ada yang bernubuat dan mendapat hikmat. Tetapi karunia yang sungguh besar adalah kasih, kami diikat oleh kasih".
Murid yang lain David Mangan menuturkan bahwa perasaan kasih itu tidak dapat digambarkan. Kejadian pertama kepenuhan Roh Kudus di universitas Duquesne adalah yang pertama buat gereja Katolik. Kejadian itu disebut "Duquesne Weekend" dan merupakan ketajaman akan gerakan Karismatik, mulai tahun 1967 dan dimulai dari kalangan mahasiswa. Gerakan ini meluas ke universitas Notre Dame dan universitas State Michigan. Sebenarnya gerakan yang terjadi ini merupakan jawaban doa dari Paus Leo XXIII pada tahun 1897 dimana dia menulis suatu surat berjudul On the Holly Spirit. Selanjutnya perkembangan gerakan Karismatik di kalangan gereja Katolik ini diperluas lagi ke seluruh dunia berkat dukungan Demos Shakarian dari FGBMFI.
Kardinal Katolik yang juga mendukung gerakan ini seperti Suenens dan Paul Cordes. Merekalah yang memasukan gerakan Katolik Karismatik ini kedalam struktur gereja Vatikan. Dibanding dengan Protestan, amat mudah pemimpin-pemimpin Katolik menerima bahasa-bahasa Roh berikut karunia-karunianya.
Karakteristik Gerakan Katolik Karismatik (sama dengan gerakan Pentakosta):
1 Fokus kepada Yesus
2 Pujian
3 Kecintaan pada Alkitab
4 Komunikasi dengan Allah
5 Penginjilan
6 Kewaspadaan kepada kejahatan.
7 Karunia-karunia Roh
8 Harapan akhir zaman
9 Kuasa Roh Kudus.
3. Gelombang ke Tiga (Third Wave movement). Gelombang Third Wave merupakan suatu gerakan yang serupa dengan Pentakosta atau Karismatik namun bukan bagian dari kedua gerakan tersebut. Gelombang ini bercirikan :
1. Sebagian percaya bahwa baptisan Roh Kudus terjadi saat pertobatan. Ini jelas berbeda dengan Pantekosta ataupun Karismatik. (penulis: jelas ini berbeda dengan GPdI).
2.Penggandaan baptisan Roh Kudus terus berlanjut setelah kelahiran baru.
3.Bahasa lidah bukan merupakan bukti awal pengalaman rohani tapi merupakan karunia untuk beberapa pelayanan dan doa.
4.Konteks pelayanan adalah seluruh anggota tubuh Kristus dari pada kegiatan individu.
5.Menekankan tanda mujizat dan kuasa.
6.Ada "Teritorial Spirit" yang secara specifik bisa mendominasi keluarga, tetangga, kota-kota dan negara-negara.
7.Kejadian-kejadian traumatik dalam hidup sekarang atau masa lalu dapat pula dipengaruhi oleh setan.
Kegerakan ini mulai populer di tahun 1980 oleh Peter Wagner dan John Wimber, bisa disebut juga sebagai "Neo Charismatic atau Neo Apostolic". Wagner terkenal sebagai pakar pertumbuhan gereja dan merupakan koordinator A.D 2000 United Prayer Track dan Internatioanl Spiritual Warfare. Di tahun 1999 bersama George Otis dan Ted Haggard mendirikan World Prayer Center di Spring Colorado. Dia juga adalah dosen di Seminary Fuller. Sedangkan John Wimber (alm) adalah pemimpin Vineyard Christian Fellowship dan Vineyard Ministries International. Wimber pernah mengajar mata kuliah Sign & Wonder di Fuller Seminary.
Dalam perkembangannya gerakan ini banyak menekankan tanda-tanda mujizat, peperangan rohani (Spiritual Warfare) dan pemetaan rohani (Spiritual Mapping). Ini didasari oleh pengajaran Wimber (dari gereja Vineyard) dan Wagner soal "Sign & Wonder". Berikut sekilas tentang spiritual warfare (peperangan dengan setan-setan, dikutip dari International Dictionary dan studi lebih lengkap bisa dari buku-buku karangan Peter Wagner). Mereka membagi dalam dua bagian :
A.Ground level Warfare. Ini mencakup:
a. Dalam keluarga dan anak-anak.
b. Okult spirit seperti dalam tubuh New Age dan Freemansory.
c. Dalam bentuk kemarahan, ketakutan, hawa nafsu, kematian dan homoseks.
B.Cosmic level Warfare. Ini mencakup:
a.teritorial spirit seperti, daerah/wilayah dan negara seperti yang disebutkan dalam Dan 10:13,21 yaitu "Pangeran dari Persia" dan "Pangeran dari Yunani".
b.Institutional spirit mencakup badan-badan pemerintahan, gereja, pendidikan, agama-agama non Kristen dan bidat-bidat. Pemetaan rohani (Spiritual Mapping) merupakan perwujudan dari Cosmic level Warfare ini bisa mencakup sampai ke lingkungan seperti pohon-pohon, air, peralatan-peralatan rumah, musik dan objek-objek lain semacam itu yang mana setan dapat menguasainya.
Ciri-ciri Neo Karismatik dapat dilihat dalam group-group seperti New Apostolic Churches, The Legion of Mary (suatu gereja Katolik independen dari Kenya), The Kimbanguist Church dari Zaire, True Jesus Church dari Cina dan Celestial Church of Christ dari Ghana. Dalam perkembangannya sekarang gerakan ini maju pesat walaupun banyak kritik-kritik yang dijatuhkan terhadap gerakan ini.(END,Januari 2004).***
BACK
Pengakuan Preman Yang Bertemu Tuhan (Harun Sapto)
10 years ago
No comments:
Post a Comment