Kejatuhan dan kebangkitan Gereja

Kejatuhan dan kebangkitan Gereja

Gereja mula-mula lahir pada tahun 30 Masehi di kota Yerusalem (Kisah 2:1-41). Dengan kuasa Roh Kudus mereka menjangkau seluruh lapisan masyarakat di berbagai penjuru dunia dengan Injil, baik melalui perkataan, perbuatan maupun tanda-tanda mujizat yang menyertai mereka (Roma 15:18-19). Walaupun gereja mula-mula itu tidak sempurna, kehidupan mereka telah berhasil menjadi saksi bagi Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat yang hidup dalam kegelapan pada masa itu. Dan meskipun mengalami penganiayaan yang hebat, gereja bertumbuh dengan pesat.
Secara ringkas, ciri gereja mula-mula antara lain;
1. Menempatkan Yesus Kristus sebagai Tuhan atau Raja dalam hidup pribadi mereka.
2. Hidup dalam persatuan dan saling melayani dalam kasih.
3. Memberitakan Injil secara berani disertai dengan kuasa Roh Kudus.
4. Menjunjung tinggi Kitab Suci sebagai kebenaran yang tertinggi.
5. Kepemimpinan yang bersifat jamak dengan Tuhan Yesus sebagai kepala Gereja.

SEJARAH KEJATUHAN GEREJA
Dengan hilangnya pelayanan apostolik (rasuli) dalam gereja, pada akhir abad kedua timbullah berbagai masalah internal dalam gereja, baik masalah kepemimpinan, doktrinal maupun dalam kesatuan antar jemaat lokal. Namun karena kasih karunia Allah, gereja yang mulai pudar kemuliaannya itu dimungkinkan untuk tetap bertumbuh di dalam masa aniaya yang semakin memuncak pada masa-masa itu.
Pada tahun 313 Masehi, Kaisar Konstantin dari Kerajaan Romawi mengeluarkan dekrit (keputusan) yang memberikan toleransi kepada kekristenan. Sejak saat itu penganiayaan terhadap gereja berhenti. Namun justru sejak saat itulah gereja mengalami kemerosotan yang luar biasa. Kemudian selama 12 (dua belas) abad gereja hidup dalam kegelapan. Kekeringan rohanipun melanda gereja, sama seperti yang pernah dialami oleh umat Israel sewaktu mereka meninggalkan Tuhan.

Kemerosotan rohani yang tajam justru dialami oleh gereja sesudah pemerintah Romawi mengharuskan semua orang memeluk agama Kristen pada tahun 393 Masehi. Sejak saat itu gereja dipenuhi oleh orang-orang Kristen KTP (Kristen Tanpa Pertobatan). Sebelum itu hanya orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus yang berani melibatkan diri dalam kekristenan, namun setelah tahun 393 Masehi semua orang dapat memeluk agama Kristen, sekalipun mereka belum bertobat sama sekali.
Walaupun disana-sini muncul tokoh-tokoh gereja yang tetap konsisten dalam memelihara kemurniaan iman, selama 12 abad (dari awal abad ke 4 sampai abad ke 16) gereja pada umumnya hidup di dalam kegelapan. Kemerosotan yang terjadi di dalam gereja pada masa itu, antara lain dalam hal ;
1. Doktrin tentang Kitab Suci
Tradisi-tradisi di dalam gereja, seperti kebiasaan berdoa untuk arwah orang yang sudah meninggal, walaupun tidak terdapat atau bahkan bertentangan dengan Alkitab, dianggap memiliki kebenaran yang sejajar dengan Alkitab. Dengan kata lain, Alkitab tidak lagi diterima sebagai otoritas kebenaran tertinggi.

2. Doktrin keselamatan
Keselamatan tidak lagi diyakini sebagai sesuatu yang diperoleh karena kasih karunia (anugrah) oleh iman, namun sebagai hasil usaha manusia sendiri, yaitu melalui (amal) perbuatan yang baik. Bahkan karena memerlukan banyak uang untuk pembangunan gedung gereja Santo Petrus di kota Roma, melalui hukum indulgensi (pengampunan dosa) gereja mengajarkan bahwa orang dapat ?membeli? keselamatan bagi dirinya, bahkan juga untuk orang lain yang sudah mati, dengan membayar sejumlah uang.

3. Doktrin kepemimpinan gereja
Masuknya kekuasaan duniawi ke dalam gereja merubah pola kepemimpinan di dalam gereja. Sejak akhir abad ke 5 pucuk pimpinan gereja di kota Roma diterima sebagai pemimpin tertinggi dari gereja di seluruh dunia. Bahkan keputusan-keputusan pemimpin tertinggi itu dinyatakan tidak mungkin keliru. Dengan kata lain, kepemimpinan jamak dalam gereja berubah menjadi kepemimpinan tunggal yang berjenjang seperti sebuah piramid.

4. Doktrin tentang orang-orang kudus
Sebagai pengganti patung dewa-dewi yang disembah oleh bangsa Romawi, ditempatkan patung-patung orang kudus di dalam gedung gereja sebagai bagian dari ibadah. Sebaliknya dari pengajaran Alkitab bahwa semua orang percaya adalah orang kudus (I Kor 1:2), hanya orang-orang tertentu yang sudah mati saja yang diagungkan sebagai orang kudus. Orang-orang kudus ini kemudian dipercayai sebagai pelindung dan perantara dalam doa. Dengan demikian, tradisi ibadah kekafiran telah menyusup masuk ke dalam gereja.

SEJARAH PEMULIHAN GEREJA
Tuhan itu setia, bahkan di saat umat-Nya murtadpun Ia tetap setia (II Tim 2:13) Walaupun mereka sudah meninggalkan-Nya, Tuhan tetap berjanji untuk memulihkan mereka kembali. Itu sebabnya, di saat gereja sedang berada dalam kegelapan, selalu saja ada sejumlah kecil hamba-hamba Tuhan yang berusaha memelihara kemurnian iman dan mencegah kemerosotan gereja yang lebih jauh lagi. Beberapa di antara mereka adalah Agustinus (354-430), Bernard dari Clairvaux (1090-1153), Fransiskus dari Asisi (1181-1228), John Wycliffe (1330-1384), John Hus (1372-1415), dan Savonarola (1452-1498)
Di dalam Alkitab kita mengenal dua tindakan pemulihan yang Tuhan kerjakan, yang biasa kita istilahkan sebagai ;
1. Pembaharuan rohani (Renewal)
2. Kebangkitan rohani (Revival)

Pembaharuan Rohani (Renewal) adalah tindakan Tuhan dalam kedaulatan-Nya untuk membawa umat Tuhan kembali kepada diri-Nya. Inilah yang terjadi berulangkali di sepanjang sejarah bangsa Israel dan yang terjadi juga di dalam gereja-Nya. Pada awal abad ke 16, tiba waktunya bagi Tuhan untuk memulihkan gereja-Nya. Sebagaimana dicatat dalam Alkitab, Tuhan selalu memulai rencana-Nya dengan memanggil dan memilih orang-orang yang akan dipakai untuk mewujudkan rencana-Nya.

Sedangkan ?Kebangkitan Rohani? (Revival) adalah tindakan Tuhan dalam kedaulatan-Nya untuk membawa orang-orang yang belum mengenal-Nya agar datang kepada keselamatan, melalui pengenalan akan Yesus Kristus. Kebangkitan rohani (revival) yang besar sudah pernah terjadi dalam sejarah gereja. Kebangkitan rohani tersebut telah membawa orang datang kepada pertobatan, sehingga terjadi perubahan besar dalam kondisi sosial masyarakat tempat kebangkitan rohani itu terjadi. Misalnya yang terjadi di Welsh pada tahun 1904.
Secara singkat, pemulihan dalam sejarah gereja terjadi sebagai berikut:

1. Tahun 1517, Martin Luther dipakai oleh Allah untuk memulihkan dasar yang terpenting dalam seluruh doktrin gerja yaitu pembenaran oleh iman bukan oleh amal perbuatan. Menurut Martin Luther, keselamatan manusia adalah semata-mata hanya karena kasih karunia (sola gratia), sedangkan manusia tidak dapat berbuat apapun selain percaya (sola fide) untuk mendapat keselamatan itu. Dan Alkitab adalah ukuran iman yang satu-satunya dan mutlak (sola scriptura)

2. Tahun 1524, gerakan Anabaptis menolak baptisan untuk bayi dan hanya mempercayai baptisan bagi orang dewasa saja dengan cara diselamkan ke dalam air.

3. Abad ke 17, gerakan Pietisme (kesalehan) adalah suatu kehidupan rohani yang dinamis dengan Kristus, berdasarkan kebenaran dalam hidup dan juga pengajaran mulai dipulihkan.

4. Tahun 1750, di bawah pelayanan John Wesley mulai dipulihkannya suatu penyucian dan kekudusan hidup. (Ibr 12:14)

5. Abad ke 19, melalui A.B. Simpson mulai dipulihkan pelayanan kesembuhan Ilahi.

6. Tahun 1901, melalui gerakan Pentakosta mulai dialami kembali Baptisan Roh Kudus dan karunia bahasa lidah oleh umat Allah di negara ? negara bagian Amerika Serikat. Di bawah pimpinan Charles Parham, seorang gadis yang bernama Agnes Osman berkata-kata dalam bahasa asing (bahasa Cina) selama tiga hari. Kejadian ini merupakan permulaan dari Gerakan Pantekosta Modern di Amerika Serikat.

7. Tahun 1906 Karunia Roh Kudus mulai dipulihkan di kebangunan Rohani jalan Azusa 312, Los Angles, USA. Di bawah pimpinan Willian Seymour (murid Charles Parham) orang-orang berkumpul dan berdoa semalam suntuk. Mereka datang untuk mencari keselamatan, penyucian, baptisan Roh Kudus, dan kesembuhan Ilahi.

8. Tahun 1948, melalui gerakan ?Hujan Akhir? doktrin penumpangan tangan atas jemaat mulai dipulihkan. Pujian dan penyembahan yang spontan dipulihkan dengan nyanyian lagu-lagu rohani dalam kebangunan rohani di Kanada. Tokoh utama dalam gerakan ini, antara lain William Branham.

9. Tahun 1960, muncul gerakan Kharismatik (Pantekosta baru). Gerakan ini menekankan pada karunia-karunia Roh Kudus. Gerakan Kharismatik ini dimotori oleh Demos Shakarian pendiri The Full Gospel Business Men?s Fellowship International (FGBMFI). Persekutuan FGBMFI ini tidak mempunyai ikatan formal dengan gereja Pantekosta mana pun. Dan sebagian besar yang mereka jaring adalah bisnismen dari luar kalangan Pantekosta. Karena yang hadir di dalam pertemuan ini para pengusaha, maka para pembicara yang diundang adalah para Pendeta yang terkenal.

Gerakan pembaharuan rohani yang dikerjakan Tuhan di dalam gereja-Nya belum juga berakhir, Tuhan ingin agar gereja kembali kepada panggilannya yang semula, seperti yang nampak di dalam gereja mula-mula. Sebab melalui gereja yang dipulihkan ini Ia hendak membawa bangsa-bangsa datang kepadaNya. Hingga kini Allah terus memulihkan gerejaNya sampai akhirnya gereja akan mencapai kesempurnaan, antara lain; melalui pemulihan di bidang pengajaran, pemulihan di bidang penginjilan, pemulihan di bidang penggembalaan, pemulihan di bidang pujian dan penyembahan, serta pemulihan di bidang kepemimpinan gereja, yaitu pemulihan lima jawatan pelayanan.

OLEH :Tony Budianto, S.H.

bedes:
Darisekian banyak Gereja yang berdiri semenjak masa pemulihan, apakah hanya ada satu gereja yang benar ataukah beberapa gereja yang benar atau semua gereja menjadi benar.

1 comment:

Anonymous said...

inspiring artcles..

Blessings,
www.rotihidup.co.cc