Belajar Jadi Wartawan dari Lukas

SUARA PEMBARUAN DAILY
--------------------------------------------------------------------------------

Bila ingin menjadi penulis andal, belajarlah dari Lukas. Penulis Kitab Injil ini patut dijadikan referensi dalam membuat karya tulis, khususnya laporan yang memenuhi kriteria penulisan jurnalistik yang ditulis oleh para wartawan. Lukas memiliki prinsip dalam menulis, dengan cara teratur memberikan kesaksian yang sungguh-sungguh akurat kepada mereka yang belum percaya agar menjadi percaya kepada tokoh utama dan pesan dalam injil. Dia berusaha meneliti dari berbagai narasi yang sudah beredar untuk menghasilkan laporan tertulis yang teratur dan benar, selain itu dia juga menggunakan banyak narasumber.

"Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar," demikian penggalan ayat pembuka yang terdapat dalam salah satu injil dalam Perjanjian Baru, injil Lukas.

Salah satu ayat di atas, menurut penulis buku rohani yang juga pemimpin Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab, Paul Hidayat, menjadi ciri khas Lukas dalam menyampaikan laporan yang akan disampaikannya. Hal ini dijelaskannya dalam sebuah pertemuan dengan para jurnalis Kristen pada Selasa (7/10), di gedung LPMI, Menteng, Jakarta Pusat.

Lukas, yang dikenal sebagai penulis injil atau kadang juga disebut sebagai "Lukas sang Penginjil" adalah salah seorang pemimpin pertama umat kristiani yang dipercaya untuk menulis injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Dalam tulisan-tulisannya yang dapat ditemukan di Alkitab, khususnya dalam injil Lukas, ia menggunakan bahasa Yunani yang biasa dipergunakan oleh penduduk rendahan saat itu.

Lukas menulis sesuai dengan perintah Tuhan, bahwa Ia ingin setiap orang mengetahui kebenaran-Nya tanpa terkecuali mereka yang berada dalam tingkat sosial paling rendah dalam masyarakat sekalipun.

Keinginan Lukas menjadi seorang saksi tergambar pada tulisannya di Pasal 1 Ayat 1 dan 2, ketika ia mengatakan kepada Teofilus bahwa banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, seperti yang disampaikan kepada Lukas dan Teofilus, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.

Menurut Paul Hidayat, Santo Lukas adalah seorang penulis injil yang terkenal dan selalu menyajikan fakta dengan informasi terperinci, kemudian cenderung menulis dengan saksama serta penuh dengan ketelitian.

Hal inilah yang sepatutnya menjadi panutan para wartawan atau reporter Kristen ketika menyajikan berita agar sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan, serta menyajikan berita dengan berbagai macam data pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak lupa pula menulis dengan penuh ketelitian dan dengan seksama.

Jika membaca injil Lukas yang terdiri dari 24 pasal, di dalamnya terkandung delapan elemen jurnalisme, yaitu keakuratan data, keseimbangan, objektif, ringkas, jelas, lengkap, berpusat pada manusia atau human interest, dan memiliki latar belakang yang cukup.


Dokter Lukas

Seperti dijelaskan Paul, Lukas yang juga seorang dokter, selalu menyajikan data dan fakta dengan penulisan dan pengejaan yang akurat. Hal tersebut terbukti dari beberapa penyebutan nama yang disertai dengan keterangan pada beberapa pasal seperti pasal 23. Pada Pasal 23 Ayat 10, ketika Lukas bersaksi tentang kebangkitan Yesus, dia menyebutkan dua nama yang sama dan memberikan keterangan agar pembaca dapat membedakannya, yaitu Maria dari Magdala, dan Maria ibu Yakobus.

Kemudian, pada Pasal 22, lebih khusus kepada Ayat 39-46 yang bercerita tentang perjumpaan Yesus dengan malaikat ketika berdoa di Taman Getsemani menjelang hari Ia akan ditangkap, Lukas memberikan keterangan pada apa yang Yesus lakukan di Taman Getsemani dengan terperinci untuk melengkapi imajinasi pembaca. Hal tersebut tergambar pada kalimat, "Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya.."

Dalam bersaksi, seperti dikatakan Paul, harus disertakan cerita yang dapat menarik sisi kemanusiaan pembaca. Dalam hal ini, untuk dapat membuat orang-orang yang belum percaya menjadi percaya, Lukas juga memberikan beberapa perumpamaan yang mudah dimengerti dan mampu menarik sisi kemanusiaan seseorang.

Perumpamaan yang dibuat oleh Lukas seperti pada Pasal 15, yaitu tentang anak yang hilang, Lukas mengambil tokoh-tokoh yang memiliki hubungan erat, yaitu antara ayah dan anak kandungnya. Melalui perumpamaan tersebut, pembaca seakan dirangsang untuk merasakan kesedihan yang dirasakan seorang ayah yang harus menerima kenyataan bahwa anaknya sendiri mengharapkan kematiannya demi mendapatkan harta warisan.

Terlebih ketika akhirnya sang ayah mau menerima kembali anak lelakinya itu dengan tangan yang lebar. Pembaca diajak untuk ikut merasakan kebesaran hati sang ayah yang memaafkan anak kandungnya.

Pada akhir diskusi, Paul sekali lagi menekankan, seorang jurnalis Kristen sepatutnya belajar dari mekanisme penulisan yang dimiliki oleh Lukas.

[WWH/R-8]



--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 10/10/08

No comments: