Kenajisan Terdalam

- Jawaban.com -
"Dalam satu minggu kurang lebih 3-4 kali ‘main' dengan perempuan. Pernah dalam satu hari tiga kali berhubungan intim dengan perempuan yang berbeda. Kalau dibilang Hyper sex, iya! Sampai saat ini wanita pelacur yang pernah tidur dengan saya lebih dari seribu," ujar Iyus.

Tidak ada yang menyangka bahwa seorang pelajar sekolah Theologia yang bernama Iyus Ruswanta ternyata pernah melakukan hubungan sex dengan ratusan wanita. Bertubuh kecil dan berkulit hitam, itulah sosok Iyus Ruswanta yang juga pernah merenggut keperawanan enam orang perempuan. Bahkan ia sempat memaksa tiga orang pacarnya untuk melakukan aborsi.

Ajakan Dari Teman

Salah seorang teman Iyus pernah memberikan dia sebuah ajaran sesat dimana ia mengatakan bahwa jika Iyus berhasil meniduri tujuh orang perawan maka ia akan menjadi laki-laki yang memiliki aura - daya tarik terhadap wanita. Sebuah ajaran bodoh yang tidak masuk di akal namun diyakini benar oleh Iyus. Apa yang diucapkan oleh temannya itu terus terngiang dalam pikirannya dan ia pun mulai mencari korban perempuan untuk dijadikan mangsanya.

Pengalaman Seks Di Masa Kecil

Ketika Iyus masih duduk di bangku SD kelas 2, ia mengalami kejadian yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidupnya. Waktu itu Iyus sedang bermain di depan rumahnya ketika tetangganya memanggil Iyus untuk masuk ke dalam rumahnya. Tetangga Iyus itu adalah seorang janda berusia 30 tahun. Ketika berada di dalam rumah, janda itu mengajak Iyus masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya membuka celana. Wanita itu lalu mengajarkan Iyus cara berhubungan intim, padahal pada waktu itu Iyus yang masih kecil sama sekali tidak mengerti apa yang sesungguhnya sedang mereka lakukan. Setelah melakukannya, Iyus diberi uang oleh janda tadi. Seminggu kemudian Iyus diajaknya lagi melakukan hal yang sama di sebuah kebun kosong sambil berdiri. Iyus sendiri tidak menolak ajakannya, karena ia berpikir akan mendapatkan uang setelah itu.

Berzinah Dengan PSK Dan Jemaat Yang Dilayani

Dari usia remaja Iyus sudah mulai mengenal wanita malam dan ia sering kali berhubungan seks dengan mereka. Ratusan wanita sudah pernah melayani nafsu birahinya hingga saat ini. Bahkan ketika ia kuliah dengan jurusan Theologia di Jogyakarta Iyus sering berhubungan seks dengan para pelacur tanpa ada yang mengetahuinya. Iyus sempat terpilih menjadi salah satu dari sepuluh mahasiswa yang boleh melakukan khotbah di luar kota. Pertama kali pelayanan ia ditugaskan di kota Magelang. Tetapi tiga hari setelah itu Iyus malah jatuh lagi ke dosa perzinahan dengan salah satu jemaat yang ia layani. Dia adalah seorang janda dan Iyus berhubungan seks dengannya sebanyak lima kali di rumah janda tersebut. Perbuatannya itu pada akhirnya diketahui dan Iyus diskors selama satu tahun dari pelayanan.

Kepergok Ingin Memperkosa Teman Istri

Pada tanggal 14 Juli 1996 Iyus menikahi seorang wanita bernama Sri Hastuti. Awal pernikahan mereka memang berjalan dengan baik, tapi setelah mempunyai seorang anak satu tahun kemudian Iyus jatuh lagi ke dalam dosa seksual. Tanpa sepengetahuan istrinya ia sering mengunjugi tempat berkumpulnya para wanita malam.

Kelakuan Iyus setelah mempunyai istri ternyata tidak juga berubah menjadi baik. Ia pernah memaksa istrinya untuk mengintip seorang wanita yang sedang mandi sebelum mengajak Sri Hastuti untuk berhubungan intim.

Pada suatu malam Sri Hastuti, istri Iyus membawa temannya untuk menginap dan tidur bersamanya. Iyus yang sudah tidur terlebih dahulu tidak menyadari bahwa istrinya hendak membawa tamu untuk tidur di rumahnya. Ketika ia terbangun di tengah malam, Iyus baru menyadari ada tamu wanita sedang tidur di samping istrinya. Seketika itu juga Iyus terangsang melihat tubuh teman istrinya dan tergoda untuk menyetubuhinya. Namun belum sempat ia memulai niat jahatnya, wanita itu menjerit dan jeritannya membuat Sri Hastuti terbangun. Caci maki dan kata-kata kasar Iyus lontarkan kepada istrinya yang seharusnya mendapat permohonan maaf dari Iyus.

Setelah saling melontarkan kata-kata kasar, Iyus pun mengusir istri dan anaknya keluar dari rumah. "Rasa sakit hati saya sudah tidak tertahan lagi. Waktu itu malam-malam jam 12 saya langsung kabur dari rumah," ujar Sri Hastuti. "Saya sengaja berjalan di tengah jalan sambil menggendong anak saya. Bis-bis yang lewat mengklaksonin saya dan sopirnya mencaci maki saya. Padahal saya benar-benar ingin mati."

Depresi Akibat Ditinggal Anak

Beberapa hari Iyus tinggal seorang diri di rumah. Sri Hastuti sempat menelponnya satu kali di siang hari, dan lewat pembicaraan di telepon Iyus mendengar suara anaknya yang sedang sakit diare parah dan nyaris mati. Hatinya mulai tersentuh mendengar penderitaan yang dialami oleh anaknya. "Mengapa saya mengusir istri dan anak saya!" Seru Iyus dalam hati sambil meratapi kesendiriannya. Iyus sangat merindukan anaknya pada waktu itu. Kepergian anaknya membuat jiwa Iyus terluka. "Di tembok dinding itu saya menulis dengan cat pilox: David, papa sayang kamu, papa rindu sama kamu David, pulang... Kembali ke Cikampek," ujar Iyus. Terngiang terus suara anaknya yang ia dengar ketika istrinya menelpon beberapa hari yang lalu.

Sri Hastuti Kembali Ke Rumah

Setelah 4 bulan berpisah dengan Iyus, Sri Hastuti memutuskan untuk kembali berkumpul dengan suaminya dan Iyus pun meminta maaf. Namun Iyus tetap bersenang-senang di atas penderitaan sang istri. Rasa sakit yang dialami Sri Hastuti membuat ia menolak kelahiran anak keduanya. Sering kali Sri Hastuti memukuli perutnya yang sudah mulai membesar. "Saya tolak itu dan saya pukuli perut saya. Kenapa mesti dikasih anak lagi? Saya sudah punya beban yang sangat berat," ujar Sri Hastuti. Meskipun begitu, Iyus berusaha untuk menenangkan hati istrinya ketika melihat Sri Hastuti memukuli perutnya sendiri. Bayangan aborsi yang pernah dilakukan 3 kali kepada mantan pacarnya membuat Iyus takut dan merasa berdosa. Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada anak yang sedang dikandung oleh Sri Hastuti. Dalam keadaan rumah tangga yang kacau-balau, Sri Hastuti memutuskan untuk melahirkan anak keduanya di Jawa. Satu setengah tahun lamanya Iyus berpisah dengan Sri Hastuti sebelum ia mengajak istrinya untuk tinggal satu rumah lagi. Setelah Sri Hastuti kembali, Iyus berjanji akan memulai lembaran baru dengan sang istri. Namun ternyata janji itu tidak dipenuhinya.

Rasa Benci Sang Istri Memuncak Setelah Dihajar Iyus

Sebuah pertengkaran dahsyat terjadi kembali. "Saya selalu ngomongin masa lalunya. Dia sudah minta maaf kepada saya, tapi saya sering ulang-ulangi melecehkan dan mengomeli dia," ujar Sri Hastuti. Hingga pada suatu malam, Iyus menjadi gelap mata dan emosinya memuncak ketika istrinya mengungkit masa lalunya. Tanpa pikir panjang Iyus meninju istrinya berkali-kali seperti memukul seorang laki-laki. Mulut Sri Hastuti hancur dan mengucurkan darah. Iyus masih terus menghajarnya dengan geram tanpa mempedulikan luka-luka yang sudah mulai berdarah di wajah istrinya. Diinjak dan ditendangnya Sri Hastuti sekuat tenaga ketika Sri Hastuti terjatuh.

Rumah Tangga Semakin Rusak

Hari-hari selanjutnya Sri Hastuti semakin tersiksa dengan perilaku Iyus. Setiap kali hendak melakukan hubungan badan, Iyus selalu mengajak istrinya menonton film porno. "Batin saya menjerit, rasa kebencian saya sebenarnya sudah membuat saya ingin menolak," ujar Sri Hastuti.

"Saya tidak bangga melakukannya. Saya malu. Saya sudah berusaha untuk menghentikan dan melawannya. Namun saya tidak mampu. Sudah seperti menjadi jiwa saya bahwa Iyus itu penjinah," ujar Iyus. Semakin sering Iyus menyesali perbuatannya dan berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk keluar dari cengkeraman dosa seksual, semakin dalam ia terperangkap dalam dosa ini. "Saya sudah benci kepada dosa-dosa saya. Saya lebih jorok dari sampah. Najis dan kotor sekali. Hidup saya memalukan," ujar Iyus. Setiap hari tidak pernah Iyus rasakan kedamaian yang sejati dalam hidupnya. Ia mulai merasakan jenuh dengan keadaan hidup yang seperti itu dan berniat untuk berubah. Iyus benar-benar merasakan kerinduan yang kuat untuk bisa berubah dan sadar bahwa satu-satunya orang yang bisa melakukan perubahan itu adalah dirinya sendiri. Sementara itu pengharapan dan doa Sri Hastuti tidak pernah terhenti. "Saya berdoa pasti Tuhan akan mengubahkan hidup saya. Tidak mungkin selalu seperti ini terus. Walaupun suami saya seperti itu, tetapi saya punya Tuhan yang menguatkan saya. Dan banyak saudara-saudara saya yang Tuhan pakai untuk mengasihi saya," ujar Sri Hastuti.

Hidup Iyus Dipulihkan

Berminggu-minggu Iyus berseru kepada Tuhan untuk membantunya melepaskan diri dari jeratan dosa yang mencengkeramnya. Ia sudah muak dengan kebiasaan buruknya. Tiada henti-hentinya Iyus meminta pertolongan Tuhan. Hingga pada suatu hari ia tidak menyangka bahwa ajakan temannya untuk mengikuti sebuah camp khusus pria ternyata menjadi pintu perubahan hidup yang selama ini Iyus nantikan. Dan lewat camp tersebut lawatan Tuhan mulai terasa dalam hidupnya. Iyus teringat anak dan istrinya sambil berseru kepada Tuhan, "Tuhan tolong pulihkan saya. Saya sudah lelah dengan hidup ini. Saya ingin memulai lembaran yang baru!" Iyus mulai merasakan jamahan Tuhan dan ia tahu bahwa semua dosanya sudah diampuni Tuhan ketika ia sungguh-sungguh meminta ampun dihadapan-Nya.

"Sambil menangis saya sadar, bahwa Tuhan benar, Tuhan memanggil saya untuk jadi seorang suami dan kepala dalam rumah tangga saya. Seharusnya saya mendatangkan berkat bagi anak-anak dan istri saya. Saya sangat berdosa sekali di hadapan Tuhan. Saya sangat menyesal dengan apa yang pernah saya lakukan. Kalau hidup saya bisa diulang dari awal, saya tidak ingin hidup seperti yang telah saya jalani," ujar Iyus.

Sepulangnya dari acara itu Iyus langsung menemui istrinya. Dipeluknya Sri Hastuti sambil menangis dan ia meminta maaf kepada istrinya atas semua perbuatannya. Sri Hastuti pun meminta ampun kepada Iyus karena sebagai istri dia tidak menghormati Iyus. Mereka saling mengampuni dan berdoa bersama. Mereka menyerahkan masa depan rumah tangga mereka ke dalam tangan Tuhan dengan ucapan syukur.

"Sampai saat ini dia tunjukkan benar pertobatannya, Iyus sudah tidak merokok lagi, tidak judi lagi, tidak mabok, dan tidak main perempuan. Saya bersyukur saat ini suami saya dipulihkan dan keluarga kami pun dipulihkan," ujar Sri Hastuti.

"Ini kuncinya, untuk kuat menghadapi godaan seksual kita harus membangun hubungan yang kuat secara terus menerus dengan Tuhan. Itu sudah saya buktikan dalam hidup saya," ujar Iyus. "Keluarga saya bahagia, istri saya bahagia, anak-anak saya bahagia. Kehidupan rumah tangga kami sungguh damai. Saya tahu dihadapan Tuhan saya adalah ciptaan yang baru." (Kisah ini telah ditayangkan 6 Agustus 2007 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :
Iyus Ruswanta

No comments: