GKI Pinangsia
Pst.Paulus Daun,Dosen STT.Amanat Agung.
Minggu, 13 January 2008.
Matius 10:25-42
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat untuk menguji Yesus dengan mengajukan pertanyaan ini, "Guru, apakah yang wajib saya lakukan agar mendapat hidup kekal di surga?"
Yesus menjawab, "Apakah yang tertulis dalam Kitab Taurat mengenai hal ini?"
Orang itu menjawab, "Dalam Kitab Taurat tertulis: Engkau harus mengasihi Tuhan Allahmu dengan sebulat-bulat hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segala kekuatanmu, dan dengan sepenuh akal budimu. Dan engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
"Benar," kata Yesus kepadanya. "Laksanakanlah itu, maka engkau akan hidup!"
Orang itu ingin membenarkan diri, karena ia tidak mengasihi beberapa golongan orang tertentu. Sebab itu, ia bertanya, "Siapakah yang dimaksudkan dengan sesama manusia?"
Yesus menjawab dengan sebuah perumpamaan:
"Seorang orang Yahudi yang sedang berjalan dari Yerusalem ke Yerikho diserang oleh beberapa perampok. Pakaian serta uangnya dirampas dan ia dipukuli, lalu dibiarkan terkapar setengah mati di pinggir jalan.
"Kebetulan lewatlah seorang imam Yahudi. Ketika ia melihat orang itu terbaring di situ, ia menyeberang ke tepi yang lain dan berjalan terus. Kemudian lewat pula orang Yahudi yang lain, seorang petugas Bait Allah. Ia melihat orang yang terkapar itu, tetapi ia juga berjalan terus.
"Tetapi kemudian seorang orang Samaria lewat di situ. Ketika ia melihat orang itu, ia merasa kasihan. Sambil berlutut di sisinya, orang Samaria itu mengobati serta membalut luka-lukanya. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledainya dan ia sendiri berjalan di sampingnya sampai mereka tiba di sebuah penginapan. Di situ semalam-malaman ia merawat orang itu.
Keesokan harinya ia menyerahkan uang dua dinar kepada pemilik penginapan itu serta berpesan agar orang itu dirawat baik-baik. 'Kalau uang ini tidak menutupi ongkos perawatannya, saya akan membayar kekurangannya, bila saya kembali,' katanya.
"Menurut pendapatmu, di antara ketiga orang itu siapakah yang menjadi sesama manusia bagi korban perampokan itu?" Orang itu menjawab, "Orang yang menaruh belas kasihan kepadanya." Yesus berkata, "Benar, pergilah dan perbuatlah demikian."
Ahli Taurat ingin bertanya pada Tuhan Yesus, tetapi motivasinya adalah untuk mencobainya.Tapi Yesus menjawab lagi dengan suatu pertanyaan.
Ahli Taurat langsung bisa menjawab.Karena dia ahli Taurat menghafat isi kitab Taurat.
Untuk kedua kalinya ahli Taurat bertanya lagi? Siapakah sesamaku manusia?
TuhanYesus tidak langsung menjawab agar ahli Taurat benar2 mengerti apa yang dia ucapkan dalam bentuk perbuatan.Tuhan Yesus memberi suatu perumpamaan.Dengan kesimpulan apa yang kau ketahui.Haruslah kau lakukan.
Kasih perlu diwujudkan dalam perbuatan yang nyata dalam hidup kita.
Hukum Taurat seperti uang koin yang mempunyai dua sisi.
1. Mengasihi Tuhan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segala kekuatanmu, dan sepenuh akal budimu.
Mengasihi Tuhan tidak kelihatan.
2. Mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Kelihatan dan konkrit.
Seperti uang yang mempunyai dua sisi.Jika hanya satu sisi saja diungkapkan tidak lengkap.Haruslah dua sisi baru sempurna.
Mengapa Tuhan mau kita mengetahui,agar kita dapat wujudkan dalam kehidupan kita.?
Ada 4 macam orang dalam kisah perumpaan itu.
1. Orang yang dirampok,terluka parah dan nyawanya terancam
2.Imam melihat dan melewatinya
3. Orang Lewi melihat dan melewatinya
4. Orang samaria melihat dan menolong.
Ada 3 orang yang melihat korban perampokan tetapi reaksinya berbeda.
Secara diatas kertas:
Orang Iman dan Lewi ( petugas Bait Allah). Kasih terhadap Tuhan dan sesama tidak perlu kita ragukan.Rohaniawan yang setiap hari dibait Allah.Tahu tentang hukum Kasih.
Tetapi dalam perumpamaan:
Walaupun mereka tahu tentang kasih. Pada hakekatnya, tidak menwujudkan apa yang mereka tahu.
Orang Samaria tidak punya kewajiban menolong orang yahudi yang dirampok.Karena orang yahudi baru Yerusalem menuju Yeriko. Orang Yahudi selalu meremehkan,menghina suku bangsa orang samaria.Secara diatas kertas.Dia mestinya tidak suka orang yahudi tersebut.
Tetapi orang Samaria melakukan tindakan nyata.Orang Samaria melakukan perbuatan Kasih.
Kita sebagai komunitas anak Tuhan.Sebagian kotbah tentang kasih telah sering kita dengar.
Inti ajaran agama Kristen adalah Kasih.Orang2 dunia mengenal agama Kristen adalah agama Kasih.Untuk membuktikan ajaran Kristen adalah Kasih.Bukan dibicarakan saja tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Didalam tubuh gereja bukan kehidupan Kasih.Tetapi saling menyerang,bertengkar. Akhirnya gereja terpecah belah.
Bahkan ada ibu yang mengatakan , Jika kamu kegereja saya tidak mau datang kegereja.
Bagaimana anda mengasihi Tuhan.Kalau saudaranya sebagai manusia tidak dia kasihi.
Kita suka mengasihi orang yang kita kasihi, bagaimana dengan orang yang kita benci.
Orang suka bertengkar ketika rapat gereja atau saling menjatuhkan.
Apakah kita tetap bisa melakukan kasih terhadap orang yang berbeda pendapat dengan kita.
Disinilah perbedaan agama Kristen dengan agama lain.Semua agama baik. Semua agama mengajarkan apa yang baik dan jahat.Yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Allah juga mengajarkan dan mengerti kita agar kita bisa melakukan perintahNYA.
Ketika Yesus naik kesorga,Tuhan memberi kita ROH penghibur yaitu ROH KUDUS.
Hendaklah Engkau mengasihi Tuhan dan sesamamu manusia.Melalui orang Samaria kita nyatakan dalam kehidupan nyata kita.
Orang Samaria mestinya membenci orang Yahudi.Karena sering dihina,dilecehkan tetapi dia mempunyai Hati yang berbelas Kasihan atau Compasion. Tetapi didunia ini Hati manusia egois.Kalau ada kepentingan ada keperluan.
Kasih dapat diwujudkan jika kita mempunyai HATI YANG BERBELAS KASIHAN.Kalau orang tersebut tidak ditolong tidak mempunyai kehidupan.
Ketika sebuah keluarga pedagang kaya, maka pamanya berkata pada seorang anak muda. "Kamu tahu tidak siapa pamanmu ini?" dan begitu juga saudaranyanya yang lain.Ketika bisnis perusahan mengalami bangkrut. Maka ketika pemuda itu membutuhkan pertolongan.Tidak seorangpun muncul sambil berkata ini " Ini Paman mu,Apa yang bisa saya tolong.Semua tidak perduli.Begitulah manusia yang penuh egois.
Orang Samaria :
-Bukan dirinya sebagai pusat kehidupan.
-Bebagai alasan kalau dia menolong orang yang terluka parah.Siperampok masih ada disekitar daerah tersebut.
-Ketika dia menempatkan posisi orang yang menjadi korban atau empati pada orang itu.
Hubungan suami istri bisa harmonis karena bisa menerima pasanganya apa adanya.
Dunia sekarang memerlukan kasih .Kasih harus nyata dalam kehidupan.
Pengakuan Preman Yang Bertemu Tuhan (Harun Sapto)
10 years ago