Mengapa Indonesia banyak kena Bencana atau Tulah?


Mengapa Indonesia banyak kena Bencana atau Tulah?

Bangsa lain menjuluki Indonesia " Super Market for Natural Disaster and Base camp for Terrorist??? Karena Semua Bencana lengkap ada disini. Dari Udara,Laut dan Darat. Dari Gunung sampai ke kota dan desa.What Wrong with this Country?
Indonesia butuh seorang Pemimpin yang tidak hanya bisa membangun bangunan yang besar seperti Istana Presiden yang besar atau Pemimpin gereja yang bisa bangun gedung gereja yang besar. Tetapi Pemimpin yang takut akan Tuhan. Pemimpin yang bukan hanya rajin ibadah tetapi tidak punya hari nurani dan belas kasihan terhadap rakyat kecil, orang miskin ,Janda dan Anak Yatim Piatu .Pemimpin yang tidak punya pemikiran rasialis yang hanya menolong sukunya,etnisnya ,golongannya atau yang seagama.Tetapi Pemimpin yang Seperti Tuhan yang mencipta Langit dan bumi.Yang memberi hujan dan oksigen secara gratis pada orang jahat dan orang baik.Pemimpin yang menjadi teladan .


Nahum 1:3-12
1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya. 1:4 Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan segala sungai dijadikan-Nya kering. Basan dan Karmel menjadi merana dan kembang Libanon menjadi layu. 1:5 Gunung-gunung gemetar terhadap Dia, dan bukit-bukit mencair. Bumi menjadi sunyi sepi di hadapan-Nya, dunia serta seluruh penduduknya. 1:6 Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya. 1:7 TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya 1:8 dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap. 1:9 Apakah maksudmu menentang TUHAN? Ia akan menghabisi sama sekali; kesengsaraan tidak akan timbul dua kali! 1:10 Sebab merekapun akan lenyap seperti duri yang berjalin-jalin, dimakan habis seperti jerami kering. 1:11 Bukankah dari padamu muncul orang yang merancang kejahatan terhadap TUHAN, orang yang memberi nasihat dursila? 1:12 Beginilah firman TUHAN: "Sekalipun mereka utuh dan begitu banyak jumlahnya, tetapi mereka akan hilang terbabat dan mati binasa; sekalipun Aku telah merendahkan engkau, tetapi Aku tidak akan merendahkan engkau lagi.

Yeremia 7:5-11
7:5 melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
7:6 tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri,
7:7 maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
7:8 Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.
7:9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
7:10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
7:11 Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN.

Suatu hari Mahatma Gandhi memasuki sebuah gereja, ia ingin sekali mengenal siapa Yesus dan mengenal ajaran-ajaranNya, yang ia dengar penuh dengan kasih. Gandhi berpikir inilah ajaran yang diperlukan untuk bangsa India yang miskin, Ajaran dan Tuhan yang penuh kasih. Tetapi sesampainya di pintu gereja, para penyambut tamu dengan segera mengusirnya dan menghinanya, mengatakan gereja hanyalah untuk kulit putih. Sejak saat itu Gandhi tidak pernah menginjakan kakinya di gereja manapun.Dia kagum dengan Yesus tetapi kecewa dengan orang yang disebut orang Kristen.Sehingga Dia tidak pernah menjadi orang Kristen,Walaupun Mahamat Gandhi tahu ajaran Yesus baik.
Sampai Gandhi pernah berkata: "Orang Kristenlah yang menghalangi saya menjadi Kristen". Dan HILANGLAH JUTAAN JIWA WARGA INDIA untuk diselamatkan dan mengenal Yesus Setelah kejadian Bom Atom di Jepang. Ketakutan dan kecemasan meliputi seluruh warga Jepang, Semua kepercayaan dan harapan mereka hancur. Mereka kehilangan pegangan. Di Eropa beberapa orang sadar, inilah JIWA-JIWA JEPANG YANG HARUS DISELAMATKAN dan memperoleh harapan baru melalui Yesus. Dibutuhkan ribuan missionaris untuk memenangkan Jepang, tapi ternyata hanya puluhan yang pergi, hasilnya sangat tidak efektif, dan jadilah sekarang JEPANG, NEGARA YANG MANUSIANYA MENJADI ROBOT. bisa dibilang Tuhan hanyalah tradisi.

Indonesia, selama 350 tahun dijajah oleh bangsa yang bisa dibilang Kristen, yaitu Belanda. Bahkan menurut catatan sejarah, setiap kelompok pasukan Belanda memiliki seorang pendeta di dalamnya. Untuk memenangkan Indonesia?? Ternyata bukan, seorang pendeta adalah tameng terhadap kuasa-kuasa gelap seperti santet yang dipakai Indonesia menghadapi Belanda. Ketika seorang Pendeta ada dalam pasukan, Tuhan menyertai dia sekaligus melindungi seluruh pasukan, sehingga kuasa setan mundur. Hanya itulah tugas pendeta, Jadi 350 tahun tanpa memenangkan Indonesia?? Apa yang mereka pikirkan???
Ketika Polpot sekolah diprancis tidak ada orang yang memberitakan Kasih Tuhan,Polpot membantai 1,7 juta orang Kamboja.
Ketika Rezim Orde baru membantai orang yang yang dituduh komunis ( diperkirakan 500 ribu orang dibantai).Padahal belum tentu salah.Gereja Indonesia terdiam.Pada saat itu orang2 berbondong mencari Tuhan dan ingin kegereja.Tetapi gereja telambat meresponi. Sehingga Hilang kesempatan mengenal Yesus Kristus sebagai Sumber pengharapan bagi orang2 komunis diIndonesia.
Ketika Kerusuhan mei 98 .Orang tionghoa dibantai dan gadis diperkosa.Indonesia terdiam.
Ketika gereja dibakar disitubondo dan sistem SKB mentri melarang rumah ibadah seperti gereja.Padahal rumah ibadah mengajar orang berbuat baik .Mengurangi Kejahatan.
Kebebasan beragama bukanlah diberikan oleh pemerintah, melainkan merupakan anugerah Tuhan untuk semua umat manusia."
Demikianlah pernyataan Pdt. DR(HC) Stephen Tong .
Lebih mudah mendirikan panti pijat atau diskotek dari pada ijin mendirikan Gereja.Adalah satu ironis negara yang menhalang bangsanya beribadah secara bebas kepada Tuhan Pencipta Langit dan bumi,Sang pemberi kehidupan.

Ketika Raja Firaun melarang umat Israel untuk pergi beribadah pada Allahnya. Sehingga Tuhan memakai Nabi Musa untuk menghukum Bangsa Mesir.Sehingga banyak Tulah atau kutuk melanda Mesir.Ketika Pemimpin bangsa Indonesia Melarang umat Tuhan untuk mendirikan Gereja untuk beribadah .

Mengapa banyak sekali Tulah2 atau bencana menimpa bangsa ini. ?

SKB Menteri Agama
SKB Dua Menteri Segera Di "Class Action"
Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama No.1/1969 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Sinar Harapan memberitakan."Kami menuntut pencabutan SKB dua menteri tersebut. Tuntutan ini bukanlah soal penindasan terhadap sebuah agama tertentu tapi adalah soal hak dan kebebasan orang untuk beribadah seperti yang dijamin Undang-Undang Dasar 1945," kata pimpinan Gereja Rakyat Pdt Shepard Supit di Jakarta, Rabu (31/8) siang dalam pertemuan berbagai pimpinan gereja yang membahas soal kekerasan dan penutupan rumah ibadah belakangan ini.
Ia mengatakan, persoalan SKB ini adalah persoalan pelanggaran hak azasi manusia (HAM). Karena itu, bukan hanya kepentingan umat kristiani saja tapi merupakan kepentingan bangsa. "Pelanggaran HAM yang disebabkan oleh surat keputusan bersama dua menteri ini. Karena itu, kami akan mengajukan class action terhadap SKB dua menteri itu," kata Supit.
Dalam class action itu juga disertakan bukti kasus kekerasan dan penutupan gereja-gereja di Jawa Tengah dan Jawa Barat di antaranya Gereja Sidang Pentakosta Cimahi, Gereja Kristen Pasundan Bandung, Gereja Kemah Injil Indonesia Bekasi, Gereja Kristen Kemah Daud Indramayu, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Desa Purwodasi, Subang, Jawa Barat, GBI Taman Harapan Baru Bekasi, GPdI Bukit Sion Sumedang dan Yehova Shalom Ministry Bandung.
Sudah 148 lebih Gereja / Rumah Ibadah yang ditutup paksa karena 'Perber' pengganti 'SKB'. Perusakan dan Penutupan Gereja di Indonesia (Dari Tahun 1996-2005)
30 Maret 1996
Gereja Misi Injili di desa Peniti Kec. Siantan Kab. Pontianak, Kalimantan Barat dirusak dan dibakar.

9 Juni 1996
Sidotopo, Surabaya - Jawa Timur, 10 gedung gereja dihancurkan oleh massa yang berjumlah sekitar 3000 orang.
-Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jl. Sidotopo Indah Wetan II/26.
-Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) "POGOT" Jl. Sidotopo Wetan Indah II/62-64.
-Pos Pelayanan"SILO" GPIB "Cahaya Kasih" Jl. Bulak Raya.
-Gereja Bethel Indonesia (GBI) "Firman Hayat" Jl. Tenggumung Baru Selatan 51.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jl. Jatisrono Tengah 11.
-Gereja Kemah Injil Indonesia "Kalvari" Jl. Bulak banteng Madya 4.
-Gereja Pentakosta Tabernakel Jl. Wonosari Wetan Baru Gg. Sekolahan 22.
-Persekutuan Doa Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jl. Bulak Banteng Wetan IV/2-4.
-Gereja Sidang Jemaat Pantekosta (GSJP) Jl. Tenggumung Karya III/54.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jl. Sidotopo Wetan Indah.

14 Juni 1996
Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Wates, Kediri - Jawa Timurdiserang dan dirusak pada jam 02.00 dini hari.

25 Juni 1996
Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Pare, Kediri - Jawa Timur dirusak massa, peralatan/perlengkapan gereja dikeluarkan dan dibakar. Kejadian pada jam 12.00 tengah hari.

16, 20 & 21 Juli 1996
Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Pondok Gede, Bekasi - Jawa Barat dirusak oleh massa.

17 September 1996
Gereja St. Leo Agung (Katolik) Bekasi - Jawa Barat,dirusak dengan kerugian materi sekitar 700 juta rupiah.

10 Oktober 1996
24 gedung gereja di Situbondo , Panarukan, Wonorejo, Asembagus, Besuki, Ranurejo - Jawa Timur dirusak dan dibakar oleh massa yang berjumlah kurang lebih 3000 orang. Peristiwa ini membawa korban 5 orang yang mati syahid karena terbakar (Pdt. Ishak Christian & keluarganya)
Situbondo
-Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bukit Sion - dibakar.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) - dihancurkan.
-Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) - dibakar
-Gereja Sidang Jemaat Pantekosta (GSJP) - dibakar.
-Gereja Kristen Jawi Wetan - dibakar.
-Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) - dibakar.
-Gereja Protestan di Indonesia bag. Barat (GPIB) - dihancurkan.
-Gereja Katolik Bintang Samudra - dibakar.
Panarukan
-Gereja Katolik - dibakar.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) - dibakar.
Wonorejo
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) - dirusak.
-Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) - dibakar.
-Gereja Bethel Tabernakel (GBT) - dibakar.
-Gereja Katolik - dirusak.
Asembagus
-Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) - dibakar
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) - dirusak.
-Gereja katolik - dibakar.
Besuki
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) - dirusak.
-Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) - dirusak.
-Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) - dirusak.
-Gereja Katolik - dirusak.
Ranurejo
-Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) induk - dibakar.
-Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) cabang - dibakar.
-Gereja Kristus Tuhan (GKT) - dibakar.

26 Desember 1996
15 gedung gereja di Tasikmalaya - Jawa Barat dirusak dan dibakar. 4 orang meninggal dalam peristiwa kerusuhan ini.
-Gereja Katolik "Hati Kudus Yesus" berikut pastori, Jl. Sutisna Senjaya 50 - dibakar.
-Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jl. Veteran 49 - dibakar.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jl. Panyeurutan 10 - dibakar.
-Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jl. Selakaso 61 - dibakar.
-Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jl. Tentara Pelajar - dibakar.
-Gereja Gerekan Pantekosta (GGP) "Ebenhaezer" - dihancurkan.
-Gereja Kristen Indonesia (GKI) "Sion" Jl. Tentara Pelajar 8 - dihancurkan. -
Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Jl. Veteran 72 - dirusak.
-Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jl. Merdeka 24 - dirusak.
-Gereja Yesus Sejati , Jl. Empang Sari 32 - dirusak.
-Gereja Kristen Immanuel (GKIm) Jl. Mayor Utarya 11 - dirusak.
-Gereja Kerasulan Baru, Jl. Tentara Pelajar 50 - dirusak.
-Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Jl. Mekarsari, Cipanas Cipatujah - dihancurkan.
-Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jl. Cikaong Ading kalaksanaan Cipatujah - dibakar.
-Kapel Gereja Katolik Jl. Raya Ciawi Ds. Palemanggu - dibakar.

13 Januari 1997
Gereja pantekosta di Indonesia (GpdI) di desa Arjasa, Situbondo - Jawa Timur ditutup Camat Arjasa (Drs. Mansejar) walau seluruh masyarakat lingkungan sekitar, babinsa dan kapolsek menyetujui adanya gereja tersebut.

30 Januari 1997
5 gedung gereja di Rengasdengklok - Jawa Barat dirusak satu diantaranya dibakar habis.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jl. Raya Bedeng - dibakar.
-Gereja Kristen Indonesia (GKI) - dihancurkan.
-Gereja Bethel Tabernakel (GBT) induk Jl. Raya Bedeng - dihancurkan
-Gereja Bethel Tabernakel (GBT) cabang - dihancurkan.
-Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Bantar Jaya - dihancurkan.

10 Februari 1997
TK-SLTP-SMU Katolik di Ambon Maluku dibakar dengan harapan gereja Katolik di dalamnyapun terbakar. 6 orang pelaku tertangkap.

11 Februari 1997
Gereja Sidang Persekutuan Injili Indonesia (GSPII) di Sumenep, Madura - Jawa Timur ditutup berdasarkan Surat Perintah Bupati Sumenep.

12 Februari 1997
Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Cipaku, Bogor - Jawa Barat diserbu dan dihancurkan massa.

22 Februari 1997
Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Cisewu, Garut - Jawa Barat dibakar.

6 Maret 1997
Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) di Rancabuaya, Garut - Jawa Barat dihancur-robohkan.

9 Maret 1997
2 gedung gereja GKJ dan sekolah Katolik di Wonosobo - Jawa Tengahdilempari batu oleh oknum-oknum yang baru pulang pengajian umum di malam hari.

13 Maret 1997
Gereja Kristen indonesia (GKI) Jl.
Ngagel Surabaya - Jawa Timurd dilempari pelajar-pelajar STM.

28-30 Maret 1997
Gereja Bethel Indonesia (GBI) "Petra" Surabaya - Jawa Timur dilempari batu oleh oknum-oknum melalui gerbong Kereta Api. 8 orang pelaku tertangkap.

28 Maret 1997
Gereja Bethel Indonesia (GBI) "Immanuel" pos PI cabang Kedung Gudel Widodaren, Ngawi - Jawa Timurdirusak.

12 April 1997
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jl. Sulung dan Gereja Katolik Jl. Kepanjen Surabaya - Jawa Timur dilempari batu oleh sekelompok orang tak dikenal pada pukul 19.00.

13 April 1997
Gereja Protestan di Indonesia bag. Barat (GPIB) Jl. Bubutan Surabaya - Jawa Timurdisebelah kantor polisi dilempari batu.

15 Mei 1997
Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) desa Bejagung Semanding, Tuban - Jawa Timurdibakar massa.

23 Mei 1997
13 gedung gereja di Banjarmasin - Kalimantan Selatan dirusak satu diantaranya dibakar rata dengan tanah
-Katedral Kudus/Sasana Sehati, Jl. Lambung Mangkurat - dirusak.
-Gereja Santa Maria Kelayan, Jl. Rantauan Timur - dirusak.
-Gereja Hati Kudus Yesus, Jl. Veteran Merpati - dirusak.
-Gereja GKE EBEEN EZER, Jl. S. Parman No. 96 - dirusak.
-Huria Kristen Batak Protestan Resort Banjarmasin, Jl. P. Samudera No. 83 - dibakar.
-Gereja G.K.K.A, Jl. Veteran No. 85 - dirusak.
-Gereja Yesus Sejati (GYS), Jl. AES. Nasution - dirusak.
-Gereja GPDI Pantekosta, Jl. Veteran No. 35 - dirusak.
-Gereja Jemaat GBI Bethani, Jl. Veteran - dirusak.
-Gereja Terang Kristus, Jl. Lambung Mangkurat - dirusak.
-GBI Jemaat Siloan, Jl. RK. Ilir - dirusak.
-GPIB Jemaat Banjarmasin, Jl. Gatot Soebroto - dirusak.
-GPPS Jemaat Banjarmasin, Jl. Lab. SMP 6 - dirusak

23 Mei 1997
Pasuruan - Jawa Timur
-Gereja Pantekosta Sion - dirusak.
-Gereja Bethel Indonesia - dirusak.
-Gereja Protestan di Indonesia bag. Barat - dirusak.
-Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jl. Halmahera - dirusak.
-Gereja Katolik - dirusak.

23 Mei 1997
Gereja Kristen Muria di Kudus - Jawa Tengah Indonesia dirusak.

23 Mei 1997
Cikarang, Lemah Abang, Bekasi, Tangerang - Jawa Barat,
Cikarang
-Gereja Kristen Pasundan Pos Cikarang - dirusak & dibakar.
-GPDI Cikarang - dilempari massa. Lemah Abang
-Gereja Pantekosta Yerusalem Lemah Abang - dirusak
Bekasi
-Gereja Kristen Pasundan - dilempari massa.
Tangerang
-GPDI Kisamun - dilempari massa.
-GBI Betlehem - dilempari massa.
-Gereja Katolik Santa Maria - dilempari massa.

23 Mei 1997
Gereja Bethel Injil Sepenuh Rawa Kemiri Kebayoran Lama - Jakarta Selatan diserbu, dirusak dan coba dibakar massa dalam beberapa gelombang.

23 Mei 1997
Gereja Katolik Jl. Jokotole Pamekasan, Madura - Jawa Timur dirusak.

26 Mei 1997
Gereja Kristen Pasundan (GKP) Jl. Brawijaya Kadipaten - Jawa Baratdirusak massa dan Gedung / Balai pertemuan GKP di Cideres juga dilempari massa.

14 Juni 1997
Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Bangkalan, Madura - Jawa Timurdirusak dan dibakar. Sebelumnya, pada saat kampanye Gereja Katolik dilempari batu.

10 Juli 1997
Gereja Pantekosta Tabernakel "Yesus Penolong" Desa Betet, Kec. Pesantren, Kodya Kediri - Jawa Timur ditutup oleh kakandepag Kodya Kediri.

21 Juli 1997
Bukit Doa "Bukit Zaitun" Cisarua, Bogor - Jawa Baratyang sedang dipakai retreat mahasiswa STT-SETIA diserbu dan dibakar massa.

27 Juli 1997
Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) "Puthuk" Kandangan, Kediri - Jawa Timur dibakar sekitar 300 massa pada pukul 22.30 wib.

15 Agustus 1997
Umat Gereja Baptis Baitlahim Sukamenak Bandung - Jawa Barat dilarang beribadah lagi di tempatnya oleh masyarakat sekitar sehingga pindah ke markas Koramil.

22 Agustus 1997
35Gereja Kristen Oikumene (GKO) di dalam kompleks Barito Pasifik Kalimantan Selatan dibakar.

5 September 1997
Gereja Masehi Injili Bolaang Mongondow Desa Barako, Gorontalo - Sulawesi Utara dirusak massa.

15-16 September 1997
Gereja Katolik "Kristus Raja" Jl. Andalas 61 Ujung Pandang -Sulawesi Selatan dirusak, kendaraan, peralatan ibadah dan Alkitab di bakar di luar gedung. GKKA juga dirusak. 6 sekolah Katolik dan beberapa sekolah protestan dirusak. 13 gereja lainnya hanya dilempar selewat saja.

28 September 1997
Gereja Isa Almasih Arcamanik Bandung Jawa Barat diminta untuk menghentikan kegiatannya oleh ketua RT setempat karena alasan stabilitas & keamanan.

15 Oktober 1997
Gereja Kristus Tuhan Kepanjen, Malang Selatan - Jawa Timur ditakut-takuti dan ditutup oknum aparat serta melarang untuk tidak mengadakan ibadat dalam bentuk apapun.

17 Oktober 1997
Gereja Pantekosta di Indonesia (GpdI) Mumbulsari, Jember - Jawa Timur dirusak dan dirampok oleh massa sebelum akhirnya ditutup oleh aparat Pemda dan Oknum ABRI.

27 Oktober 1997
Gereja Kristen Baithani Plosorejo, Garum, Blitar - Jawa Timur dihancurkan massa.

3 dan 10 November 1997
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bethany Tanggul, Jember - Jawa Timur ditutup oleh aparat depag.

13 November 1997
Gereja Utusan Pantekosta (GUP) dibongkar paksa dan Gereja Tuhan di Indonesia (GTDI)Sanan Kulon,Blitar - Jawa Timur dibakar massa. 3 Orang polisi menjadi korban bacokan kebringasan massa.

16 November 1997
Gereja Persekutuan Injili Baptis Indonesia (GPIBI) Bantul - Yogyakarta didesak untuk menutup ibadahnya dan dirusak oleh 500 massa didukung oleh aparat (Muspika).

22 November 1997
Pepanthan (Cabang) Gereja Kristen Jawa (GKJ) "Modalan" dan "Babadan Gedongkuning" di Kota Gede - Yogyakarta dibakar massa. Setelah sebelumnya mengintimidasi gereja-gereja di Bantul.

24 November 1997
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kota Gede-Yogyakarta,dilempari.

25 November 1997
Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Karya Tani - Lampung yang sedang dibangun diserbu dan dihancurkan / dibakar massa.

9 Desember 1997
Kanwil Depag. Jabar dengan resmi memerintahkan penghentian pembangunan Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) Fajar Pengharapan Bandung dan memohon walikota mencabut kembali IMBnya.

21 Desember 1997
GKII Tambun, Bekasi - Jawa Barat diteror pada saat merayakan Natal. Perayaan Natal terhenti dan gereja dilempari para pemuda . Gembala Sidang meloloskan diri dengan memanjat tembok.

23 Desember 1997
Gereja Kristen Oikumene (GKO) Bumi Serpong Damai, Tangerang - Jawa Barat diserbu dan dihancurkan massa walau berada di tengah komunitas non-muslim.

23 Desember 1997
Gereja Pantekosta di Indonesia (GpdI) Songgon, Banyuwangi - Jawa Timur dibakar massa ketika pendetanya sedang tidak berada di tempat.

25 Desember 1997
Pos Gereja Protestan di Indonesia bag. Barat (GPIB) Bethel Citepus, Subang - Jawa Barat diblokade massa luar daerah dan kendaraan gereja dicoret-coret dengan paku serta melarang diselenggarakannya perayaan Natal.

25 Desember 1997
Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh (GMAHK) Langensari, Ciamis - Jawa Barat diperintahkan untuk dibongkar paksa oleh Muspika atas desakan MUI setempat.

3 Januari 1998
Warga RSS Sukabumi Indah Bandar Lampung sejak 27 Desember 1997 diintimidasi para pemuda dan sejak 3 Jan'98 mulai melarang ibadah rutin. (Gereja Baptis)

19 Januari 1998
Gereja Kristen Jawi Wetan Kalisat, Jember - Jawa Timur ditutup oleh Camat.

20 Januari 1998
Gereja Pantekosta di Indonesia (GpdI) Puger, Jember - Jawa Timur dilempari batu oleh demonstrasi massa.

26 Januari 1998
Kapel Gereja Katolik Kragan dirusak massa. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kragan, Rembang - Jawa Tengah dirusak dan teras dihujani batu. Toko-toko milik keturunan dan Kristen dijarah dan dirusak total.

28 Januari 1998
Gereja Pantekosta di Indonesia (GpdI) Desa Bulu Banjar, Kab. Tuban - Jawa Timur, dirusak massa. Kursi, s.sytem, kipas angin, mimbar, papan nama rusak berat.

4-15 Agustus 2002
Poso, Sulawesi Tengah. Massa membakar enam gereja.

15 September 2002
MAssa di Pulau Halmahera mambakar habis 3 gereja.

18 September 2002
Kekerasan komunal menghancurkan lima gereja di Pulau Haruku, Sulawesi Tengah

6 September 2002
Pemerintah daerah Bandung mengeluarkan sebuah surat yang memerintahkan penutupan sebuah Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang telah beroperasi selama 11 tahun.

22 Maret 2004
GPII Sidang Penuaian Ds. Sekarawangi, Kab. Bandung ditutup berdasarkan surat 01/MUI-DS/2004 tentang penyampaian hasil musyawarah yang intinya bahwa kegiatan ibadah yang dilaksanakan tidak ada ijin resmi sehingga harus ditutup untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3 Oktober 2004
Bangunan sekolah sementara Sang Timur yang digunakan sebagai tempat ibadah umat Katolik Santa Bernadet Ciledug, Tangerang, ditutup oleh FPI dan masyarakat karang tengah. Ibadah tidak lagi berlangsung di tempat itu dan pagar sekolah Sang Timur masih dalam keadaan tertutup sehingga kendaraan pengantar sekolah hanya dapat sampai di jalan yang berjarak sekitar 350 m dari area sekolah.

21 Februari 2004
Gereja Gerakan Pantekosta (GPP) yang berlokasi di Desa Tawali, Kecamatan Cikalong Wetan Kab. Bandung secara normatif ditutup oleh Muspika Kecamatan Cikalong Wetan, Kab. Bandung

April 2005
Sebuah gereja di Ciseu Kabupaten Garut ditutup.

16 Juli 2005
Peristiwa penutupan Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Perum Gading Tutukan Soreang, Kab Bandung yang dilakukan oleh Muspika setempat.

27 Juli 2005
Gereja Kristen Pasundan (GKP) di Katapang, Kabupaten Bandung ditutup.

31 Juli 2005
Peristiwa pembongkaran Tempat Pembinaan Iman Gereja Isa Almasih (GIA) di Karangroto, Kecamatan Genuk - Semarang oleh Camat setempat.

7 Agustus 2005
Peristiwa penutupan Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) serta penangkapan dan persidangan 3 (tiga) orang pembina Minggu Ceria, yaitu dr. Rebecca, Ibu Ratna Mala Bangun, Ibu Ety Pangesti yang dituduh melakukan pemurtadan dan Kristenisasi oleh MUI di Kec. Haurgeulis, Kab. Indramayu. Hingga saat ini ketiga Ibu tersebut ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Indramayu dan proses persidangan masih berlanjut.
Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) di Kampung Warung Mekar, Ds. Bungursari RT 6 / RW 3, Kec. Bungursari, Kab. Purwakarta oleh Front Pembela Islam (FPI) Wilayah Purwakarta

14 Agustus 20052005
Pukul 09.45 Wib gereja-gereja yang berada di Komplek Permata Cimahi, Kel. Tani Mulya, Kec. Ngamprah, Kab. Bandung diserang dan ditutup, yaitu :
-Gereja Anglikan
-Gereja Sidang Pantekosta
-Gereja Pantekosta di Indonesia
-GSPdI
-GKI Anugrah
-Gereja Bethel Injil Sepenuh

22 Agustus 2005
Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung, ditutup paksa


Kerusuhan Medan

Aksi unjuk rasa yang dikumandangkan setiap hari di berbagai kota besar Indonesia sudah mendekati titik puncaknya. Masyarakat sudah tidak dapat menahan emosi dan rasionalitas lagi. Dalam keadaan seperti ini masyarakat akan sangat mudah untuk dipengaruhi dan diajak melakukan tindakan yang tidak terpuji. Mereka kehilangan kesabaran karena harus menunggu sangat lama reaksi dari wakil rakyat atas kehendak mereka yang disuarakan oleh mahasiswa. Mereka sangat yakin dan selalu mendukung mahasiswa, sayangnya tidak dengan wakil rakyat..

Mahasiswa Medan sangat aktif dan terus reaktif atas tindakan pasif wakil rakyat yang tidak mendegar suara mereka. Padahal mereka melakukan aksi hampir setiap hari dan sudah turun ke jalan bersama masyarakat untuk menuntut Reformasi di segala bidang. Keberhasilan mahasiswa Medan turun ke jalan menyampaikan aspirasinya bergabung dengan masyarakat memiliki efek samping. Masyarakat Medan terlanjur tak terkendali dan mulai melakukan keonaran.

Medan merupakan kota besar pertama yang dilanda kerusuhan besar berkaitan dengan Reformasi. Mulai dari hari Senin tanggal 4 Mei 1998 pecah kerusuhan sampai hari Kamis 7 Mei 1998. Pembakaran, perusakan dan penjarahan terhadap toko-toko, bank, pasar, dan kendaraan terjadi selama beberapa hari. Tampaknya mahasiswa tidak mampu mengendalikan perusuh, tidak juga aparat keamanan.

Kerusuhan ini menjalar terus sampai keluar kota Medan seperti Lubuk Pakam Kabupaten Derli Serdang dan kota-kota kecil lainnya di sekitar Medan. Kerusuhan masih terus berlanjut walau dalam skala lebih kecil pada hari Kamisnya juga.

Dampak dari kerusuhan adalah lumpuhnya perekonomian kota Medan dan sekitarnya. Penduduk Medan keturunan Cina juga pergi meninggalkan kota karena merasa keamanan mereka tidak terjamin, walau ada juga yang tinggal untuk melindungi harta benda mereka supaya tidak dijarah. Selama beberapa hari masyarakat kesulitan mendapat bahan makanan pokok.

Setelah peristiwa kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), yang juga mengeluarkan rekomendasi mengenai keterkaitan peristiwa kerusuhan di Medan ini dengan kerusuhan di berbagai daerah lainnya selama bulan Mei 1998. Disebutkan pula keterlibatan provokator yang mengajak masyarakat untuk melakukan kerusuhan dengan pola yang sama terjadi di berbagai daerah. Rupanya niat suci mahasiswa dikotori oleh orang-orang yang memiliki kemampuan 'lebih' dalam hal management manusia dan yang lebih hebat lagi orang-orang ini memiliki jaringan 'nasional'.

http://semanggipeduli.com/tgpf/bab4.html
Pola Umum Kerusuhan 13-15 Mei 98


Kerusuhan mempunyai pola umum yang dimulai dengan berkumpulnya massa pasif yang terdiri dari massa lokal dan massa pendatang (tak dikenal), kemudian muncul sekelompok provokator yang memancing massa dengan berbagai modus tindakan seperti membakar ban atau memancing perkelahian, meneriakkan yel-yel yang memanasi situasi, merusak rambu-ratnbu lalu lintas, dan sebagainya. Setelah itu, provokator mendorong massa untuk mulai melakukan pengrusakan barang dan bangunan, disusul dengan tindakan menjarah barang, dan di beberapa tempat diakhiri dengan membakar gedung atau barang-barang lain. Di beberapa lokasi ditemukan juga variasi, di mana kelompok provokator secara langsung melakukan perusakan, baru kemudian mengajak massa untuk ikut merusak lebih lanjut.

Para pelaku kerusuhan 13-15 Mei 1998 terdiri dari dua golongan yakni, pertama, masa pasif (massa pendatang) yang karena diprovokasi berubah menjadi massa aktif, dan kedua, provokator. Provokator umumnya bukan dari wilayah setempat, secara fisik tampak terlatih, sebagian memakai seragam sekolah seadanya (tidak lengkap), tidak ikut menjarah, dan segera meninggalkan lokasi setelah gedung atau barang terbakar. Para provokator ini juga yang membawa dan menyiapkan sejumlah barang untuk keperluan merusak dan membakar, seperti jenis logam pendongkel, bahan bakar cair, kendaraan, bom molotov, dan sebagainya.

Dari sudut urutan peristiwa, TGPF menemukan bahwa titik picu paling awal kerusuhan di Jakarta terletak di wilayah Jakarta Barat, tepatnya wilayah seputar Universitas Trisakti pada tanggal 13 Mei 1998. Sementara pada tanggal 14 Mei 1998, kerusuhan meluas dengan awalan titik waktu hampir bersamaan, yakni rentang antara pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Dengan demikian untuk kasus Jakarta, jika semata-mata dilihat dari urutan waktu, ada semacam aksi serentak. TGPF mendapatkan, bahwa faktor pemicu (triggering factor) terutama untuk kasus Jakarta ialah tertembak matinya mahasiswa Trisakti pada sore hari tanggal 12 Mei 1998.

Dalam derajat yang lebih rendah, tertembaknnya mahasiswa Trisakti tersebut juga menjadi faktor pemicu kerusuhan di lima daerah yang dipilih TGPF, terkecuali kerusuhan Medan dan sekitarnya yang telah terjadi sebelumnya. Sasaran kerusuhan adalah pertokoan, fasilitas umum (pompa bensin, tanda-tanda lalulintas dan lain-lain), kantor pemerintah (termasuk kantor polisi) yang menimbulkan kerusakan berat termasuk pembakaran gedung, rumah dan toko, serta kendaraan bermotor umum dan pribadi. Sasaran kerusuhan kebanyakan etnis Cina.

4.2. Pelaku

Para pelaku kerusuhan dapat dibagi atas tiga kelompok sebagai berikut:

4.2.1. Kelompok Provakator

Kelompok inilah yang menggerakkan massa, dengan memancing keributan, memberikan tanda-tanda tertentu pada sasaran, melakukan pengrusakan awal, pembakaran, mendorong penjarahan. Kelompok ini datang dari luar tidak berasal dari penduduk setempat, dalam kelompok kecil (lebih kurang belasan orang), terlatih (yang mempunyai kemampuan terbiasa menggunakan alat kekerasan), bergerak dengan mobilitas tinggi, menggunakan sarana transport (sepeda motor, mobil/Jeep) dan sarana komunikasi (HT/HP). Kelompok ini juga menyiapkan alat-alat perusak seperti batu, bom molotov, cairan pembakar, linggis dan lain-lain. Pada umumnya kelompok ini sulit dikenal, walaupun di beberapa kasus dilakukan oleh kelompok dari organisasi pemuda (contoh di Medan ditemukan keterlibatan langsung Pemuda Pancasila). Diketemukan fakta keterlibatan anggota aparat keamanan, seperti di Jakarta, Medan, dan Solo.

4.2.2. Massa Aktif

Massa dalam jumlah puluhan hingga ratusan, yang mulanya adalah massa pasif pendatang, yang sudah terprovokasi sehingga menjadi agresif, melakukan perusakan lebih luas termasuk pembakaran. Massa ini juga melakukan penjarahan pada toko-toko dan rumah. Mereka bergerak secara terorganisir.

4.2.3. Massa Pasif

Pada awalnya massa pasif lokal berkumpul untuk menonton dan ingin tahu apa yang akan terjadi. Sebagian dari mereka terlibat ikut-ikutan merusak dan menjarah setelah dimulainya kerusuhan, tetapi tidak sedikit pula yang hanya menonton sampai akhir kerusuhan. Sebagian dari mereka menjadi korban kebakaran.

4.3. Korban dan Kerugian

4.3.1. Kategori

Tentang korban, selama ini dirasakan adanya kecenderungan dari pemerintah, masyarakat termasuk mass media memusatkan perhatian pada korban akibat kekerasan seksual semata-mata. Fakta menunjukkan bahwa yang disebut korban dalam kerusuhan Mei 1998 adalah orang-orang yang telah menderita secara fisik dan psikis karena hal-hal berikut, yaitu: kerugian fisik/material (rumah atau tempat usaha dirusak atau dibakar dan hartanya dijarah), meninggal dunia saat terjadinya kerusuhan karena berbagai sebab (terbakar, tertembak, teraniaya, dan lain-lain), kehilangan pekerjaan, penganiayaan, penculikan dan rnenjadi sasaran tindak kekerasan seksual.

Dengan demikian, korban dalam kerusuhan Mei lalu dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut:

1. Kerugian Material:
Adalah kerugian bangunan, seperti toko, swalayan, atau rumah yang dirusak, termasuk harta benda berupa mobil, sepeda motor, barang-barang dagangan dan barang-barang lainnya yang dijarah dan/atau dibakar massa. Temuan tim menunjukkan bahwa korban material ini bersifat lintas kelas sosial, tidak hanya menirnpa etnis Cina, tetapi juga warga lainnya. Namun yang paling banyak menderita kerugian material adalah dari etnis Cina.

2. Korban kehilangan pekerjaan:
Adalah orang-orang yang akibat terjadinya kerusuhan, karena gedung atau tempat kerjanya dirusak, dijarah dan dibakar, membuat mereka kehilangan pekerjaan atau sumber kehidupan. Yang paling banyak kehilangan pekerjaan adalah anggota masyarakat biasa.

3. Korban meninggal dunia dan luka-luka:
Adalah orang-orang yang meninggal dunia dan luka-luka saat terjadinya kerusuhan. Mereka adalah korban yang terjebak dalam gedung yang terbakar, korban penganiayaan, korban tembak dan kekerasan lainnya.

4. Korban Penculikan:
Adalah mereka yang hilang/diculik pada saat kerusuhan yang dilaporkan ke YLBHI/Kontras dan hingga kini belum diketemukan, mereka adalah:
4.1. Yadin Muhidin (23 tahun) hilang di daerah Senen.
4.2. Abdun Nasir (33 tahun) hilang di daerah Lippo Karawaci;
4.3. Hendra Hambali (19 tahun), hilang di daerah Glodok Plaza;
4.4. Ucok Siahaan (22 tahun), hilang tidak diketahui di mana;

4.3.2. Jumlah Korban dan Kerugian

Sulit ditemukan angka pasti jumlah korban dan kerugian dalam kerusuhan. Untuk Jakarta, TGPF menemukan variasi jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka sebagai berikut:
(1) data Tim Relewan 1190 orang akibat ter/dibakar, 27 orang akibat senjata/dan lainnya, 91 luka-luka;
(2) data Polda 451 orang meninggal, korban luka-luka tidak tercatat;
(3) data Kodam 463 orang meninggal termasuk aparat keamanan, 69 orang luka-luka;
(4) data Pemda DKI meninggal dunia 288 , dan luka-luka 101 .

Untuk kota-kota lain di luar Jakarta variasi angkanya adalah sebagai berikut:
(1) data Polri 30 orang meninggal dunia, luka-luka 131 orang, dan 27 orang luka bakar;
(2) data Tim Relawan 33 meninggal dunia, dan 74 luka-luka.

Opini yang selama ini terbentuk adalah bahwa mereka yang meninggal akibat kesalahannya sendiri, padahal ditemukan banyak orang meninggal bukan karena kesalahannya sendiri. Perbedaan jumlah korban jiwa antara yang ditemukan tim dengan angka resmi yang dikeluarkan pemerintah terjadi karena pada kenyataannya begitu banyak korban yang telah dievakuasi sendiri oleh masyarakat, sebelum ada evakuasi resmi dari pemerintah. Korban-korban ini tidak tercatat dalam laporan resmi pemerintah.

4.4. Kekerasan Seksual

4.4.1. Kategori Korban

Dengan mengacu Deklarasi PBB tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, kekerasan seksual didefinisikan sebagai setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang. Sementara bila dipakai rujukan dari hukum positif Indonesia maka semua peristiwa kekerasan seksual tak dapat dijelaskan secara memadai dan adil. Bentuk-bentuk kekerasan seksual yang ditemukan dalam kerusuhan Mei 1998 lalu, dapat dibagi dalam beberapa kategori, yaitu: perkosaan, perkosaan dengan penganiayaan, penyerangan seksual/penganiayaan dan pelecehan seksual.

4.4.2. Jumlah Korban

Dari hasil verifikasi dan uji silang terhadap data yang ada, menjadi nyata bahwa tidak mudah memperoleh data yang akurat untuk menghitung jumlah korban kekerasan seksual, termasuk perkosaan. TGPF menemukan adanya tindak kekerasan seksual di Jakarta dan sekitarnya, Medan dan Surabaya.

Dari jumlah korban kekerasan seksual yang dilaporkan yang rinciannya adalah:

1. Yang didengar langsung: 3 orang korban
2. Yang diperiksa dokter secara medis: 9 orang korban;
3. Yang diperoleh keterangan dari orang tua korban: 3 orang korban;
4. Yang diperoleh melalui saksi (perawat, psikiater, psikolog): 10 orang korban;
5. Yang diperoleh melalui kesaksian rokhaniawan/pendamping (konselor): 27 orang korban;

4.4.2.1. Korban perkosaaan dengan penganiayaan: 14 orang korban:
1. Yang diperoleh dari keterangan dokter: 3 orang korban;
2. Yang diperoleh dari keterangan saksi mata (keluarga): 10 orang korban;
3. Yang diperoleh dari keterangan konselor: 1 orang korban;

4.4.2.2. Korban penyerangan/penganiayaan seksual: 10 orang korban:
1. Yang diperoleh dari keterangan korban: 3 orang korban;
2. Yang diperoleh dari keterangan rohaniawan: 3 orang korban;
3. Yang diperoleh dari keterangan saksi (keluarga): 3 orang korban;
4. Yang diperoleh dari keterangan dokter: 1 orang korban;

4.4.2.3. Korban pelecehan seksual: 9 orang korban:
1. Yang diperoleh dari keterangan korban; 1 orang korban;
2. Yang diperoleh dari keterangan saksi: 8 orang korban (dari Jakarta dan Surabaya)

Selain korban-korban kekerasan seksual yang terjadi dalam kerusuhan Mei, TGPF juga menemukan korban-korban kekerasan seksual yang terjadi sebelum dan setelah kerusuhan Mei. Kasus-kasus kekerasan seksual ini ada kaitannya dengan kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi selama kerusuhan. Dalam kunjungan ke daerah Medan TGPF telah mendapatkan laporan tentang ratusan korban pelecehan seksual yang terjadi pada kerusuhan tanggal 4-8 Mei l998 di antara mana 5 (lima) telah melapor. Setelah kerusuhan Mei, 2 (dua) kasus terjadi di Jakarta pada tanggal 2 Juli 1998 dan 2 (dua) terjadi di Solo pada tanggal 8 Juli l998.

Kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei 1998 terjadi di dalam rumah, di jalan dan di tempat usaha. Mayoritas kekerasan seksual terjadi di dalam rumah/bangunan. TGPF juga menemukan bahwa sebagian besar kasus perkosaan adalah gang rape, di mana korban diperkosa oleh sejumlah orang secara bergantian pada waktu yang sama dan di tempat yang sama. Kebanyakan kasus perkosaan juga dilakukan di hadapan orang lain. Meskipun korban kekerasan seksual tidak semuanya berasal dari etnis Cina, namun sebagian besar kasus kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei l998 lalu diderita oleh perempuan dari etnis Cina. Korban kekerasan seksual ini pun bersifat lintas kelas sosial.

4.5. Aspek Pertanggungjawaban Keamanan

Dari hasil verifikasi saksi dan korban, testimoni para pejabat ABRI dan mantan pejabat terkait, dari aspek keamanan TGPF menemukan fakta bahwa koordinasi antara satuan keamanan kurang mamadai, adanya keterlambatan antisipasi, adanya aparat keamanan di berbagai tempat tertentu membiarkan kerusuhan terjadi, ditemukan adanya di beberapa wilayah clash (bentrokan) antarpasukan dan adanya kesimpangsiuran penerapan perintah dari masing-masing satuan pelaksana. Di beberapa tempat didapatkan bukti bahwa jasa-jasa keamanan dikomersilkan. Begitu pula TGPF menemukan adanya kesenjangan persepsi antara masyarakat dan aparat keamanan. Masyarakat beranggapan bahwa di beberapa lokasi telah terjadi vakum kehadiran aparat keamanan, atau bila ada tidak berbuat apa-apa untuk mencegah atau meluasnya kerusuhan. Sebaliknya, para pejabat keamanan berkeyakinan tidak terjadi vakum kehadiran aparat keamanan, meskipun disadari kenyataan menunjukkan bahwa untuk lokasi tertentu masih tetap terjadi kerusuhan (di luar prioritias pengamanan), hal ini disebabkan oleh karena terbatasnya kekuatan pasukan.

Ita Martadinata Haryono

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Ita Martadinata Haryono adalah seorang aktivis HAM Indonesia yang tewas dibunuh secara misterius.

Nama sesungguhnya adalah Martadinata Haryono, namun ia lebih dikenal dengan panggilan Ita Martadinata. Siswi kelas III SMA Paskalis berusia 18 tahun ini ditemukan mati dibunuh pada tanggal 9 Oktober 1998 di kamarnya di Jakarta Pusat. Perutnya, dada dan lengan kanannya ditikam hingga sepuluh kali, sementara lehernya disayat. Hal ini terjadi hanya tiga hari setelah Tim Relawan untuk Kemanusiaan dan beberapa organisasi hak-hak asasi manusia lainnya mengadakan konferensi pers, dan menjelaskan bahwa beberapa orang dari anggota tim ini telah menerima ancaman akan dibunuh apabila mereka tidak segera menghentikan bantuan mereka terhadap investigasi internasional atas perkosaan, pembunuhan, dan pembakaran atas sejumlah gadis dan perempuan Tionghoa dalam kaitan dengan Kerusuhan Mei 1998

Pihak yang berwajib mengumumkan bahwa kematian Ita hanyalah suatu kejahatan biasa, yang dilakukan oleh seorang pecandu obat bius yang ingin merampok rumah Ita, namun tertangkap basah, sehingga kemudian ia membunuh gadis itu. Namun banyak pihak yang meragukan pernyataan ini. Apalagi menurut rencana Ita dan ibunya, Wiwin Haryono, akan segera berangkat ke Amerika Serikat dengan empat korban Kerusuhan Mei 1998 sebagai bagian dari Tim Relawan untuk Kemanusiaan, untuk memberikan kesaksian kepada Kongres Amerika SerikatKarena itu Tim Relawan berpendapat bahwa peristiwa ini sesungguhnya dimaksudkan sebagai ancaman kepada mereka yang terlibat di dalam aktivitas kemanusiaan ini untuk menghentikan kegiatan mereka tentang tragedi itu. Ita dan ibunya diketahui cukup banyak terlibat dalam memberikan konseling kepada para korban kerusuhan tersebut.


No comments: