Pengrusakan Terhadap Gereja (Persecuted church)

Pengrusakan Terhadap Gereja
January 21st, 2008

Mengapa terdapat begitu banyak penyerangan terhadap gereja-gereja di Jawa Barat.


Gereja-gereja yang Teraniaya di Indonesia

Pada tanggal 14 Januari, para anggota dari Himpunan Warga Gereja Indonesia (HAGAI) mengunjungi kediaman Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta untuk mengadukan penyerangan gereja-gereja dan umat Kristen di Indonesia.

Pendeta Alma Shepard Supit dari HAGAI menyatakan:

Kami minta Komnas HAM mengeluarkan rekomendasi yang jelas dan tegas tentang kebebasan beragama dan menjalankan peribadatan menurut agama dan keyakinan masing-masing dan pelanggaran atasnya adalah pelanggaran HAM.

Beliau mengatakan bahwa di tahun 2007 telah terjadi 18 kasus gereja yang dirusak, diserang, dan dipaksa untuk memberhentikan kegiatannya.

Daerah Sekitar Jakarta

Supit juga mengutip laporan dari Konferensi Waligereja Indonesia, yakni diantara September 1969 dan Maret 2006, 950 gereja sempat mengalami penghancuran atau dibakar habis. Sementara itu juga, sejak Maret 2006 dan Agustus 2007, 67 jemaat gereja telah menderita berbagai macam ancaman dan gertakan.

Saat ini Supit berpendapat bahwa lusinan gereja di daerah sekitar Jakarta berada dalam keadaan yang tidak nyaman.

Seorang pendeta yang lain, Novi Suratinoyo, menyalahkan pemerintah yang tidak menjalankan hukum dan polisi yang hanya menjadi penonton saat kerusuhan sedang terjadi.

Idfal Kasim dari Komnas HAM menyatakan seringnya Komnas HAM menerima pengaduan seperti ini, namun beliau menyesali sedikitnya hasil dari anjuran-anjuran yang telah dibuat kepada pihak berwenang.

Solo/ Surakarta

Di Jawa Tengah pada waktu Natal 2007, Kapolwiltabes Surakarta Kombes Pol Yotce Mende menyatakan bahwa 85 dari 500 gereja di kota tersebut dianggap polisi sebagai rawan akan penyerangan dari masyarakat Muslim setempat.

Mengapa Jawa Barat (& Solo)?

Pada tanggal 3 Januari 2008 pakar Indonesia Sidney Jones berusaha untuk menelaah banyaknya kejadian anti-Kristen di Jawa Barat (dan bukannya Jawa Timur):
Persecuted Church
January 21st, 2008, in News, by Patung


Why there are so many attacks on churches in western Java.


Persecuted Churches Nationally

On 14th January members of the Himpunan Warga Gereja Indonesia (HAGAI), Indonesian Churchgoers Association, visited the offices of the National Human Rights Commission, (Komnas HAM) in Jakarta to complain about attacks against churches and Christian congregations around the country.

Pastor Alma Shepard Supit of HAGAI said:

We’re asking that Komnas make very clear its position on religious freedom, that preventing people from performing their religious obligations is a violation of human rights.

The pastor said that in 2007 there were 18 cases of churches being attacked, or forced to close, or vandalised.

Greater Jakarta

He also cited data from the Jakarta Christian Communication Forum that between September 1969 and March 2006 950 churches had been vandalised or burned down, while between March 2006 and August 2007 67 church congregations had suffered intimidation or disturbances from outsiders.

Presently Supit said dozens of churches in the greater Jakarta area found themselves in a “tense” situation.

Another pastor, Novi Suratinoyo, blamed the government for not enforcing the law, and the police for often standing by while church attacks took place.

Idfal Kasim of Komnas HAM said his group often received reports of this nature but regretted that their recommendations rarely carried any force with the authorities. [1]

Solo/Surakarta

In Central Java at Christmas 2007 Surakarta police chief Yotce Mende said that 85 out of the 500 churches in the city were considered by the police to be under threat of attack or had problems with local Muslim residents. [2]

Why West Java (& Solo)?

Indonesianist Sidney Jones wondered on 3rd January 2008 why West Java was the scene of so many anti-Christian disturbances (and not, presumably, East Java):

It is not clear why religious vigilantism has been such a problem in West Java.

And offered one possible explanation:

one theory is that aggressive Protestant evangelicalism there has made inroads in strongly Muslim communities, creating fears of “Christianization”.

However she noted that deviant Islamic communities such as Ahmadiyah often suffer a worse fate in West Java (and perhaps are not seen as proselytizing like the evangelicals). [3]


Sidney Jones.

Belum jelas mengapa keketatan beragam merupakan masalah yang begitu besar di Jawa Barat.

Dan menawarkan satu penjelasan yang mungkin:

…salah satu penjelasan adalah gerakan Protestanisme yang telah masuk kedalam masyarakat-masyarakat Muslim, dan hal ini menciptakan kekhawatiran akan ‘Kristenisasi’.

Walaupun begitu ia mengamati bahwa masyarakat Islam yang ‘berbeda’ seperti Ahmadiyah sering mengalami nasib yang lebih buruk di Jawa Barat (dan barangkali karena tidak terlalu giat menambah anggota seperti kelompok-kelompok Muslim yang lain).