6 Kiat Sukses versi Salomo
Sertakanlah Tuhan di dalam segala hal khususnya di dalam usaha dan pekerjaan kita untuk meraih kesuksesan. Ada banyak hal yang tidak kita dapat di bangku sekolah, tetapi bila kita mampu mengerjakannya dengan baik, akan ada sukacita tersendiri yang memenuhi hati kita.
Jangan Pernah Berhenti Belajar "Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah." (Amsal 19:2)"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan." (Amsal 19:20)
Cara bekerja yang benar dan efisien perlu menjadi bagian di dalam kehidupan kita. Jangan pernah malu untuk belajar, meminta petunjuk dan menggali pengalaman dan pengetahuan yang belum Anda ketahui.
Rajin dan Selalu Giat"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4)"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." (Amsal 14:23)
Orang yang rajin dan giat akan selalu diingat oleh pemimpinnya, terutama ketika sang pemimpin mau menetapkan promosi jabatan dan kenaikan gaji.
Berlaku Jujur dan Benar"Lebih baik penghasilan sedikit disertai dengan kebenaran, daripada penghasilan banyak tanpa keadian." (Amsal 16:8)"Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui." (Amsal 10:9)"Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa." (Amsal 10:16)
Renungkanlah ayat-ayat ini sekali lagi dan temukanlah di mana Anda berada?
Sabar dan Tenang"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32)"Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukan tulang." (Amsal 14:30)
Jelas sekali perkataan penulis Amsal ini, pujian untuk orang yang sabar memang sulit dikatakan dan hati yang sabar sangat berguna bagi hidup seseorang.
Jaga Mulut"Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri daripada kesukaran." (Amsal 21:23)"Di dalam banyak bicara pasti ada banyak pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19)
Sumber: Sentuhan Hati Vol 6 No 7 Mei 2005
Semangat Api 2008 yang tidak pernah padam
Api apa yang tidak boleh mati dan harus mengelilingi 5 benua dan melintasi lautan dan daratan. Api tersebut adalah api Olimpiade 2008. Api olimpiade Beijing 2008 harus tetap menyala walaupun halangan boleh datang. Kita harus melupakan pertikaian politik antara Tibet dengan China. Karena semangat olahraga adalah persahabatan dan permainan yang jujur atau istilah lain “ Fair Play”. Ada pihak yang ingin menghalangi nyalanya api Olimpiade. Seperti Tibet yang ingin merdeka dari China. Tetapi adalah tidak tepat dengan kondisi semangat olahraga , sebaiknya jangan dikaitkan dengan politik. Kita mesti mengambil api perdamaian antara Taiwan dan China yang telah terjadi konflik selama 60 tahun. Tetapi dalam tahun 2008, Api perdamaian menyala diantara 2 negara yang masih satu suku bangsa. Konflik atau perperangan tidak menyelesaikan masalah. Kebencian dan dendam tidak bisa di selesaikan dengan saling mencela atau saling membenci. Tetapi semangat api perdamaian bisa terjadi jika kedua pihak saling memaafkan kesalahan masa lalu, menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, mengendalikan emosi dan kepentingan sepihak saja. Tetapi terjadi titik temu antara dua kepentingan yang berbeda. Maka semangat perdamaian dapat tercapai.
Semoga api Olimpiade 2008 adalah api persatuan bangsa-bangsa. Segala bangsa, agama, ras, suku, bahasa berkumpul di ibukota Beijing. Semua membawa api semangat perjuangan. Api perjuangan ini tidak boleh padam dan akan tetap menyala untuk diteruskan generasi mendatang.
Khususnya bagi bangsa Indonesia adalah tahun 2008 adalah momentum 100 tahun (1908-2008) Kebangkitan Nasional dan 80 tahun (1928-2008) Sumpah Pemuda. Semangat Api Olimpiade dalan membakar semangat bangsa Indonesia. Untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Kita harus bangkit dari kegagalan. Kita harus maju terus. Kita harus tetap menjaga api kebangkitan itu tetap menyala. Ada satu Api dari Surga yaitu Api Roh Kudus. Api Roh kudus tetap menyala melintasi segala jaman. Ketika anda letih lesu. Api ini menyalakan semangat hidup anda. Anda boleh bermimpi menjadi orang besar dan sukses.Tetapi jangan sampai mimpi anda dicuri oleh orang lain. Orang lain tidak dapat menghalangi mimpi anda.Anda harus tetap menjaga api mimpi anda tetap membara. Api Roh Kudus yang menjadi api perjuangan hidup dan mimpi anda. Seperti Yusuf di tanah mesir. Yusuf pernah bermimpi menjadi Raja. Kesulitan dan penderitaan tidak menghapus ingatan mimpi yang diberikan Tuhan. Dia tetap menjaga api semangatnya. Penjara, fitnah akhirnya harus mengalah kepada kekuatan dari Api mimpi Yusuf yang diberikan Tuhan padanya. Akhirnya terwujud mimpi dari Yusuf.Rahasianya adalah Yusuf tetap menjaga Api yang diberikan Roh Kudus padanya. Maju terus bersama Tuhan. Satu orang bersama Api Roh Kudus adalah mayoritas dan sumber kekuatan yang lebih dasyat dari peluru kendali yang dapat meruntuhkan segala kuasa gelap dan niat orang jahat.
Sukses untuk anda Semua
Jakarta, 21 April 2008.
Samuel David Immanuel
Samuel profile
1. You prefer to interact often with others at work and at home. This is important to you because you dislike tedium and routine.
2. You especially enjoy running new ideas past other people and gauging their reactions. You tend to make spontaneous decisions.
3.You often buy before you are “sold,” so you may experience “buyer’s remorse” more often than you should.
4. You prefer personal involvement. Others see you as a motivational team player who likes to be involved in groups as opposed to independent activities.
5. You prefer work that provides you with variety and plenty of opportunities to interact with others.
6. You tend to avoid serious issues. You tend to deflect pain with humor. You are a natural at “brainstorming”… few people can generate fresh ideas as quickly as you do. However, follow-through is not one of your strongest attributes. You gravitate toward boisterous parties or people. You also enjoy being “center stage” at social gatherings. Persuasive and charming, you have a gift for getting other people excited about new ideas, opportunities or conquering challenges. Others admire the way you speak.
7. You gain esteem by being around others of power and influence. You also dislike being around negative people.
Seminar Bible Counseling "Pemulihan bagi hati yang terluka"
Acara berlangsung dari pukul 9:00-16:00 dan dihadiri 30 orang peserta dari berbagai profesi dan gereja. Setiap peserta mendapat buku Konseling Akitab. Training dibawakan oleh Pendeta John Evert, Senior Counsellor HCC. Para peserta berasal dari berbagai profesi, mulai dari ibu rumah tangga, pendeta sampai pengusaha. Tujuan dari pelatihan ini adalah menjadi konselor yang baik bagi sesama dengan Alkitab sebagai sumber solusi dan membantu meringankan pekerjaan para pendeta atau hamba Tuhan di gereja. Karena kita hidup di dunia yang begitu banyak permasalahannya. Mulai dari masalah pengangguran, kemiskinan, pernikahan yang tidak bahagia, ekonomi yang sulit, sakit penyakit dan sebagainya. Dalam Injil Matius 14:14. “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan ia menyembuhkan mereka yang sakit”. Ayat Firman Tuhan ini menjadi ayat dasar dari seorang konselor.
Rangkuman dari Seminar Bible Counseling:
Kita hidup di dunia yang penuh masalah. Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap masalah dan penderitaan. Masalah yang satu belum tuntas, masalah lain sudah muncul.Apa peran kita untuk mereka?
Mengapa umumnya orang enggan peduli terhadap masalah orang lain?
- Tidak mau pusing/menambah beban karena masalah sendiri saja sudah cukup berat.
- Tidak mau mengambil resiko.
- Tidak tahu bagaimana harus menolongnya
- Apakah keuntungannya bagiku?
Tahukan Anda,Apakah tujuan Allah menciptakan manusia? ( Sumber buku Purpose Driven Life)
- Anda diciptakan untuk kesenangan Allah.
- Anda dibentuk untuk keluarga Allah
- Anda diciptakan untuk keluarga Allah
- Anda dibentuk untuk melayani Allah
- Anda diciptakan untuk sebuah Misi.
- Seorang konselor yang baik adalah punya hati yang penuh belas kasihan bagi yang orang yang bermasalah atau berbeban berat dan menjadi sahabat atau pendengar yang baik.Banyak para hamba Tuhan kurang menekankan pelayanan konseling. Akibatnya banyak jemaat yang tidak mempunyai saluran bagaimana memperoleh solusinya atas masalah hidup mereka. Sehingga membuat beberapa jemaat menjauh dari Tuhan dan meninggalkan pelayanan.
Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor: - Pendeta atau hamba Tuhan sudah terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu dan daya untuk menangani masalah masalah jemaat.
- Jemaat sungkan menceritakan pergumulan mereka pada Pendeta. Sering kali jemaat di hakimi dengan ayat Firman Tuhan dari pada diberikan pemahaman.
- Pada umumnya solusi yang diberikan para hamba Tuhan adalah di suruh berdoa saja tanpa disertai petunjuk atau pertolongan bagaimana memperoleh jalan keluarnya.
Pelayanan konseling akan menolong pelayanan pendeta ( Kolose 3:12-17).
Musa, the great counselor, saat ia memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Musa sangat lelah karena seluruh beban ada dipundaknya.Lalau Jitro, menyarankan agar Musa melatih orang-orang untuk membantunya menangai berbagai masalah. Pendeta prlu melatih orang-orang membantunya menangani berbagai masalah.Ini kekuatan dari Pelatihan multiplikasi konselor.
Metode Konseling Alkitab:
Katakan pada diri Anda sendiri " Saya dapat dipakai Tuhan menjadi penolong bagi saudara saya yang bermasalah" .
Dasar Konseling Alkitab:
1. Kristus ( Lukas 1:37, Ibrani 13:8): Bagi Allah tiada yang mustahil, segala persoalan dapat diselesaikan didalam DIA. Bahkan ketika pihak medis tidak mampu menolong. Alalh mampu menolong segala perkara.Ketika seseorang hilang pengharapan, kecewa, kesulitan ekonomi, perceraian didepan mata,luka batin. Bagi Kristus tidak ada yang mustahil.
2. Alkitab dan peranan Roh Kudus ( 2 Tim 3:16, Mazmur 119:105)
3. Kasih dan keperdulian ( 2 Raja-raja 5:13): Tuhan membutuhkan orang yang mau jadi saranaNya dalam melanjutkan misiNya di dunia. Dari berpusat diri sendiri menjadi pola pikir yang berpusat pada orang lain.
Teknik Konseling Alkitab:
1. Kepekaan melihat pergumulan sesama. Hal-hal yang perlu diketahui seorang konselor :
- Setiap orang mempunyai masalah.
- Setiap orang membutuhkan teman/sahabat dan berbagi beban dan masalahnya.
- Setiap orang ingin dibimbing keluar dari masalahnya
- Tidak semua orang berani dan terbuka menceritakan masalahnya
Oleh karena itu diperlukan kepekaan untuk melihat gejala-gejala yang dimunculkan seseorang sebagai tanda bahwa ia bermasalah.
- Terjadi perubahan sikap dan perilaku ( Tidak seperti biasanya).
- Sering menyendiri dan menhindari keramaian.
- Sering melamun dan menangis sendiri.
- Tidak fokus dalam pembicaraan dan pekerjaan.
- Wajah kusam dan ketakutan.
- Mudah tersinggung dan cepat marah.
- Bicara dan sikap berlebihan
- Bertanya tentang sesuatu masalah dan penyelesaianya
- Menyatakan masalahnya terbuka.
2. Mendengar dengan penuh perhatian.
3. Mendengar dengan hati
4. Mengarahkan dan membimbing untuk mendapatkan pertolongan Tuhan.
5. Selesaikan masalah dengan tuntas.
Perlengkapan seorang konselor:
1. Alkitab adalah dasar utama
2. Wawasan pengetahuan tentang ekonomi, keluarga, bisnis, kesehatan,
teknologi, psikologi dan pengetahuan umum lainnya.
3. Buku panduan seperti buku konseling Alkitab.
Semoga melalui pelatihan ini para peserta menjadi sahabat sejati bagi yang putus asa, menjadi telinga pendengar dan mulut jawaban bagi yang berbeban berat.
Acara di lanjutkan makan siang di Saung Cobek. Kemudian acara dilanjutkan pembagian kelompok kerja untuk membahas berbagai kasus. Pelatihan ditutup dengan photo bersama antara peserta dan panitia penyelengara acara. HADIA dan HCC telah menyediakan sertifikat bagi perserta yang dapat menyelesaikan program pemuridan bidang konseling dengan tugas-tugas berikut ini dalam waktu 3 bulan:
- Telah membaca habis seluruh isi buku Konseling Alkitab 1, karangan June Hunt.
- Setia mendengar siaran program “Hope for the heart” di radio Heartline FM 100.6 setiap hari Rabu pukul 17.00-18.00.
- Mempraktekkan hasil seminar konseling ini dalam kehidupan miminum 3 kasus.Mengajak minimum 3 orang rekan kedalam pelatihan konseling pada pertemuan berikutnya.
Samuel David Imanuel
Lippo Karawaci, 14 April 08.
Kebudayaan adat istiadat Toraja dan Firman Tuhan.
Sejarah dan asal usul suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat.
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat". Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
Wilayah Tana Toraja juga digelar Tondok Lilina Lapongan Bulan Tana Matari allo arti harfiahnya adalah "Negeri yang bulat seperti bulan dan matahari". Wilayah ini dihuni oleh etnis Toraja.
Asal masyarakat Tana Toraja.
Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).
Lain lagi versi dari DR. C. Cyrut seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk local atau pribumi yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang imigran dari Teluk Tongkin-Yunnan, daratan China Selatan. Proses pembauran antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo China dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.
Sejarah Aluk
Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.
Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni:
Tipamulanna Aluk ditampa dao langi' yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme' di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi' dirura.
Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo China pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.
Kambira – Kuburan Bayi
Seseorang bayi yang belum tumbuh gigi apabila meninggal dunia akan dikuburkan ke dalam sebatang pohon kayu yang hidup dari jenis pohon kayu Tarra. Kayu yang digunakan dilokasi ini telah berumur sekitar ± 300 tahun yang lalu. Proses pelaksanaan pekuburan sejenis ini mengenal tahap-tahap sebagai berikut: Bayi yang meninggal dibalut dengan kain putih yang pernah dipakai dalam posisi dalam keadaan dipangku.Kemudian keluarga memberi tanda pada pohon kayu yang hendak digunakan sebagai kuburan (matanda kayu).Membuat lubang dengan ketentuan tidak boleh berhadapan dengan rumah kediamannya.Mempersiapkan penutup kubur dari bahan pelepah enau. Membuat tana (pasak) karurung dari ijuk sesuai tingkatan strata sosialnya.12 tana karurung bagi tingkatan bangsawan. 8 tana karurung bagi tingkatan menengah. 6 tana karurung bagi tingkatan bawah. Makadende yaitu membuat tali ijuk sebelum jenasah dibawa ke kuburan, seekor babi jantan hitam dipotong atau disembelih di halaman rumah duka, kemudian dibawa ke kuburan dengan diusung. Setibanya di kuburan babi/daging tersebut dimasak dalam bambu/dipiong, tanpa diberi garam atau bumbu lainnya setelah semua itu siap mayat dibawah ke kuburan dengan syarat sebagai berikut: Dibawa dalam posisi dipangku. Pengantar mayat baik laki-laki maupun perempuan harus berselubung kain.
Dilarang berbicara, menoleh ke kiri atau ke kanan maupun ke belakang. Setibanya jenasah di pekuburan penjemput jenasah turun dari tangga lalu mengambil, mengangkat, dan memasukkan jenasah ke dalam lubang kayu dalam posisi berlutut menghadap keluar. Kemudian kubur itu ditutup dengan kulimbang di tanah dipasak sesuai dengan statusnya dan sesudah ini dilapisi dengan ijuk dan diikat dengan kadende (tali ijuk).Sepanjang kegiatan tersebut di atas, seluruh orang yang hadir dilarang berbicara, nanti setelah mataletek pa piong (membelah bambu berisi daging yang sudah masak) berarti orang sudah boleh berbicara dan orang yang berada diatas tangga sudah boleh turun.
Makale, Ibu kota Tana Toraja.
Pada asal mulanya Makale berasal dari kata Makale menurut kata orang, penduduk yang hidup di Makale senantiasa bangun pada waktu matahari belum terbit (Makale) oleh karena leluhur mereka mempercayai bahwa orang yang bangun mendahului matahari terbit (Makale) selalu mendapat keberuntungan atau rezeki. Tetapi karena perubahan ucapan kata maka Makale. Makale adalah pusat pemerintahan dan juga terkenal sebagai kota tenang dan damai. Di tengah-tengah kota Makale terdapat sebuah kolam yang airnya jernih dan penuh berisi dengan bermacam jenis ikan. Kolamnya di sebut kolam Makale.
Bukit-bukit yang terjal dari kota dimahkotai oleh puncak menara gereja, sembari kaki lembah didominasi oleh bangunan pemerintah yang baru. Banyak di antaranya mengambil tipe bangunan rumah tradisional Toraja arsitektur yang penuh dengan ukiran dan atap yang melengkung. Kota merupakan daerah yang tepat menghubungkan dengan daerah Toraja barat, sekitar Londa, Suaya dan Sangalla. Pada saat pasar kota ini merupakan pusat aktivitas karena rakyat dari jauh datang dengan hasil produksinya berupa binatang, kerajinan tangan tikar, keranjang dan kerajinan buatan lokal.
Nilai Tradisi Vs Prinsip Alkitab
Suku Toraja masih terikat oleh adat istiadat dan kepercayaan nenek moyang. Kepercayaan asli masyarakat Tana Toraja yang disebut Aluk Todolo, kesadaran bahwa manusia hidup di Bumi ini hanya untuk sementara, begitu kuat. Prinsipnya, selama tidak ada orang yang bisa menahan Matahari terbenam di ufuk barat, kematian pun tak mungkin bisa ditunda.
Sesuai mitos yang hidup di kalangan pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat berkumpulnya semua roh. Letaknya di bagian selatan tempat tinggal manusia. Hanya saja tidak setiap arwah atau roh orang yang meninggal itu dengan sendirinya bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika tidak diupacarakan atau upacara yang dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk, yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat.
"Agar jiwa orang yang ’bepergian’ itu tidak tersesat, tetapi sampai ke tujuan, upacara yang dilakukan harus sesuai aluk dan mengingat pamali. Ini yang disebut sangka’ atau darma, yakni mengikuti aturan yang sebenarnya. Kalau ada yang salah atau biasa dikatakan salah aluk (tomma’ liong-liong), jiwa orang yang ’bepergian’ itu akan tersendat menuju siruga (surga)," kata Tato’ Denna’, salah satu tokoh adat setempat, yang dalam stratifikasi penganut kepercayaan Aluk Todolo mendapat sebutan Ne’ Sando.
Selama orang yang meninggal dunia itu belum diupacarakan, ia akan menjadi arwah dalam wujud setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini mereka sebut tomebali puang. Sambil menunggu korban persembahan untuknya dari keluarga dan kerabatnya lewat upacara pemakaman, arwah tadi dipercaya tetap akan memperhatikan dari dekat kehidupan keturunannya.
Oleh karena itu, upacara kematian menjadi penting dan semua aluk yang berkaitan dengan kematian sedapat mungkin harus dijalankan sesuai ketentuan. Sebelum menetapkan kapan dan di mana jenazah dimakamkan, pihak keluarga harus berkumpul semua, hewan korban pun harus disiapkan sesuai ketentuan. Pelaksanaannya pun harus dilangsungkan sebaik mungkin agar kegiatan tersebut dapat diterima sebagai upacara persembahan bagi tomebali puang mereka agar bisa mencapai puyo alias surga
Bisa dimaklumi bila dalam setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi sebanyak mungkin. Sesuai status sosial atau kedudukan orang yang meninggal.Semakin tinggi status social orang tersebut, maka kerbau belang atau babi yang dipotong semakin banyak. Harga kerbau mulai dari 40 juta rupiah sampai 100 juta rupiah. Seseorang meninggal akan dibuat upacara adat setelah menunggu dua sampai tiga tahun sampai terkumpulnya biaya upacara kematian. Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puyo. Sehingga biaya untuk pemakaman lebih mahal dari pada biaya pernikahan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Kepercayaan pada Aluk Todolo pada hakikatnya berintikan pada dua hal, yaitu padangan terhadap kosmos dan kesetiaan pada leluhur nenek moyang. Masing-masing memiliki fungsi dan pengaturannya dalam kehidupan bermasyarakat. Jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, sebutlah seperti dalam hal "mengurus dan merawat" arwah para leluhur, bencana pun tak dapat dihindari.
Berbagai bentuk tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh para penganut kepercayaan Aluk Todolo-termasuk ritus upacara kematian adat Tana Toraja yang sangat dikenal luas itu-kini pun masih bisa disaksikan. Meski terjadi perubahan di sana-sini, kebiasaan itu kini tak hanya dijalankan oleh para pemeluk Aluk Todolo, masyarakat Tana Toraja yang sudah beragama Kristen dan Katolik pun umumnya masih melaksanakannya. Sehingga menjadi suatu tugas para hamba Tuhan untuk memberitakan injil yang sesuai dengan budaya setempat yang tidak bertentangan dengan prinsip Alkitab. Bagi anak Tuhan di Tana Toraja terjadi suatu dilema dalam memilih nilai tradisi atau prinsip Firman Tuhan. Bila terjadi perbedaan prinsip budaya lokal dan Firman Tuhan maka Firman Tuhan harus menjadi prioritas diatas budaya atau adat istiadat. Karena Tuhan adalah diatas semua pencipta kehidupan. Karena Tuhan Yesus melampaui Hukum Taurat dan Tradisi Yahudi pada jaman perjanjian baru.
Bagaimana iman Kristen menyoroti budaya? Bagaimana kita melihat budaya?
Budaya harus kita tempatkan pada proporsi yang pas, dan ukurannya adalah Alkitab, tidak ada yang lain. Ketika Tuhan menciptakan manusia untuk beranak-cucu di muka bumi, Tuhan juga memerintahkan manusia untuk mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Mat 22: 39). Jadi, budaya adalah konteks di mana manusia berelasi satu dengan yang lain. Budaya adalah konteks mengatur relasi itu sendiri sehingga manusia saling menopang, bergotong-royong untuk menciptakan suatu sistem masyarakat yang penuh dengan cinta kasih. Suatu sistem masyarakat yang saling mendukung.
Salah satu definisi budaya adalah suatu tatanan nilai/adat istiadat, yang mengatur kehidupan. Tapi, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok lain, budayanya bisa berbeda, karena budaya sangat berkaitan dengan pengalaman hidup suku itu, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seperti letak geografis, dan sebagainya. Budaya yang tinggi akan menghasilkan nilai hidup yang tinggi. Namun, sekalipun seseorang berbudaya tinggi, tidak berarti dia bisa dibenarkan Alkitab. Atau sebaliknya, orang yang berbudaya luhur, sekalipun bukan Kristen, bisa lebih baik dibanding orang Kristen yang tak punya budaya.
Tapi di sini kita tidak membicarakan budaya sebagai satu kaitan dengan keimanan. Kita berbicara mengenai budaya sebagai refleksi orang beriman. Kalau Anda orang beriman, harus mampu merefleksikannya. Jadi, budaya itu harus kita junjung tinggi. Tetapi budaya yang seperti apa? Tentu saja yang sepadan atau sejalan dengan Alkitab.
Tuhan Yesus memberi sikap yang tegas terhadap kebudayaan orang-orang Yahudi. Tuhan Yesus tidak membatalkan tetapi menyempurnakan. Ini berarti bahwa kebudayaan di mata Tuhan Yesus adalah sarana untuk menyampaikan kehendak-Nya. Bila kebudayaan itu tidak menghalangi kehendak-Nya maka Tuhan Yesus membiarkan kebudayaan tersebut. Contoh, Tuhan Yesus datang ke Bait Allah .Jika kebudayaan tersebut menghalangi kehendak-Nya maka Tuhan Yesus akan menolak kebudayaan tersebut. Contoh. Tuhan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ini berarti bahwa Yesus berada di atas nilai-nilai kebudayaan.
Sumber :
Wikipedia Indonesia, Toraja tourist information center , Ringkasan Kotbah Pdt. Bigman Sirait tentang Budaya
Sejarah Singkat Gereja Bethel Indonesia
Dengan pergumulan doa dan puasa, maka Tuhan membuka jalan dengan ajaib, sehingga pada tanggal 6 Oktober 1970 di kota Sukabumi, Jawa Barat, lahirlah Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Dengan singkat kami tuturkan sejarahnya sebagai berikut:
Pada tahun 1992 Pendeta W.H. Offiler dari “Bethel Pentacostal Temple Inc.” di Seattle, Washington, USA mengurus dua orang missionarinya,yaitu Rev. Van Kleveren dan Groesbeek, bangsa Amerika keturunan Belanda. Dengan Rev. J. Thiessen dan F.G. Van Gessel mereka merupakan pionir dari “Gerakan Pantekosta” di Indonesia. Mula-mula mereka memberitakan Injil di Bali, tetapi dengan pimpinan Tuhan mereka pindah ke Cepu, Jawa Tengah. Di sini mereka bertemu dengan F.G. Van Gessel, seorang Kristen injili yang bekerja pada Bataafsche Petroleum Maatschappij (Perusahaan Minyak Belandsa).
Groosbeek mengambil kedudukannya di Cepu, tetapi Van Klaveren pindah ke Lawang, Jawa Timur. Van Gessel tahun sebelumnya telah bertobat dan menerima hidup baru dalam kebaktian “Vrije Evangelisatie Bond” yang dipimpin oleh Ds.C.H. Hoekendijk (ayah dari Karel Hoekendjik). Groosbeek mengadakan kebaktian bersama-sama dengan Van Gessel.
Di bulan Januari 1923 Nyonya Van Gessel sebagai wanita yang pertama di Indonesia menerima baptisan Roh Kudus sesuai dengan Friman Tuhan. Suaminya F.G. Van Gessel juga menerima baptisan Roh Kudus, beberapa bulan kemudian. Jemaat Cepu yang kecil itu, pada 30 Maret 1923 telah mengadakan Baptisan Air yang pertama. Groesbeek mengundang J. Thiessen dan Weenink Van Loon dari Bandung untuk turut hadir dalam pelayanan baptisan air yang pertama ini.
Pada hari Jumat Agung itu lima belas jiwa baru telah dibaptiskan. Dalam kebaktian-kebaktian yang diadakan bersama itu, sepuluh anggota lagi menerima Baptisan Roh Kudus. Tuhan bekerja dengan heran dan menyembuhkan banyak orang sakit secara mujizat. Karunia-karunia Roh Kudus dinyatakan dengan ajaib di tengah-tengah jemaat itu. Dan inilah permulaan dari kegerakan Pantekosta di Negara Indonesia.
Kemudian Groesbeek pindah ke Surabaya, dan Van Gessel pegawai tinggi BPM itu telah menjadi Evangelist dan meneruskan memimpin Jemaat Cepu. Pada bulan April 1926 berpindah lagi ke Groesbeek dan Van Klaveren ke Batavia (Jakarta). Van Gessel merasa panggilan Tuhan untuk memimpin Jemaat Tuhan di Surabaya, maka ia meletakkan jabatannya sebagai Pegawai Tinggi di BPM dan pindah ke Surabaya.
Jemaat yang dipimpin Van Gessel itu bertumbuh dan berkembang dengan pesat di tengah-tengah segala angin ribut perlawanan. Sementara itu banyak cabang-cabang jemaat telah dibuka di mana-mana, sehingga mendapat pengakuan Pemerintah Hindia Belanda dengan nama “De Pinksterkerk in Indonesia” (sekarang Gereja Pantekosta di Indonesia).
Pada tahun 1932 Tuhan memberkati jemaat-Nya di Surabaya dengan sebuah Gedung Gereja dengan kapasitas 1.000 tempat duduk (gereja yang terbesar di Surabaya pada waktu itu).
Van Gessel mulai meluaskan pelajaran Alkitab yang disebutnya “Studi Tabernakel”, tahun 1935. Sementara itu Bethel Pentacostal Temple di Seattle, Washington, dalam tahun 1935 itu, mengurus beberapa Missionari lagi. Satu di antaranya yaitu, W.W. Patterson membuka Sekolah Akitab di Surabaya (NIBI: Netherlands Indies Bible Institute). Sesudah Perang Dunia II, misionari-misinonari itu membuka Sekolah Alkitab di berbagai tempat.
Sesudah pecah perang, maka pimpinan gereja harus diserahkan kepada orang Indonesia. H.N. Rungkat terpilih sebagai ketua Gereja Pentakosta di Indonesia untuk menggantikan F.G Van Gessel . Roh Nasionalisme yang masih berkobar-kobar pada waktu itu, juga meliputi suasana kebaktian dalam gereja-gereja Pentakosta hal mana menyadari Van Gessel bahwa ia tidak bisa lagi bertindak sebagai pemimpin.
Antara pendeta-pendeta yang tidak merasa puas dengan keadaan rohani Gereja Pentakosta di kala itu, adalah Pdt. H.L Senduk. Keberatan juga diajukan terhadap kekuatan otoriter dalam Pengurus Pusat Gereja tersebut. Ketidakpuasan ini mengakibatkan sekelompok pendeta yang terdiri dari 22 orang, memisahkan diri dari Organisasi Gereja Pentakosta, dan pada tanggal 21 Januari 1952, di kota Surabaya, membentuk suatu Organisasi Gereja baru yang bernama Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).
Van Gessel dipilih menjadi “Pemimpin Rohani” dan H.L Senduk ditunjuk menjadi “Pemimpin Organisasi” (Ketua Badan Penghubung). H.L, Senduk adalah Pendeta dari jemaatnya di Jakarta sedangkan Van Gessel memimpin jemaatnya di dua kota yang terpenting di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya.
Pada tahun 1954, Van Gessel meninggalkan Indonesia dan pindah ke Irian Jaya (waktu itu dibawah Pemerintahan Belanda). Jemaatnya di Surabaya diserahkannya kepada anak mantunya, Pdt. C. Totays. di Hollandia (sekarang Jayapura). Van Gessel membentuk suatu Organisasi baru yang bernama “Bethel Pinkesterkerk” (sekarang Bethel Pentakosta).
Pada tahun 1957, Van Gessel meninggal dunia, akhirnya pelayanan diteruskan oleh anak mantunya, C. Totays, sebagai pimpinan Jemaat Bethel Pinkesterkerk.
Sesudah Irian Jaya diserahkan kembali kepada Pemerintah Indonesia, maka pada tahun 1962 semua warga negara Kerajaan Belanda harus kembali ke Nederland. Jemaat berbahasa Belanda di Hollandia ditutup, tetapi jemaat-jemaat berbahasa Indonesia berjalan terus di bawah pimpinan Pendeta-pendeta Indonesia.
Roda sejarah berputar terus, dan GBIS dibawah pimpinan H.L. Senduk berkembang dengan pesat. Tetapi GBIS ini merupakan suatu proses untuk melahirkan suatu Gereja yang lebih dinamis. Bermacam-macam kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi H.L. Senduk. Puncak krisisnya adalah pada tahun 1968/1969 dimana oleh suatu keputusan Menteri Agama, mereka menghadapi jalan buntu yang mati total. Gereja menghadapi kehancuran atau....."harus ikut arus" yaitu melawan hati nurani sendiri dan melawan Firman Tuhan.
Dengan pergumulan doa dan puasa, maka Tuhan telah membuka jalan dengan ajaib, sehingga pada 6 Oktober 1970 di kota Sukabumi, Jawa Barat, H.L. Senduk dan rekan-rekannya dapat membentuk suatu Organisasi Gereja baru yang bernama “Gereja Bethel Indonesia” (GBI) yang pada tahun 1972 telah diakui oleh Pemerintah dengan sah sebagai suatu KERKGENOOTSCHAP, yang berhak hidup dan berkembang di bumi Indonesia.
Mulai dengan hanya kurang dari 20 jemaat, tetapi saat ini jumlah jemaat GBI mencapai 4.500-an, yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air dan Luar Negeri, sedangkan jumlah pejabat sebanyak kurang lebih 15.000 orang. Tuhan Yesus Kepala Gereja GBI akan terus memimpin dan mengembangkan Gereja-Nya sesuai dengan rencana-Nya untuk bangsa Indonesia.
sumber: webbsite Sinode GBI