Kekerasan Dalam Rumah Tangga

http://kisahnyatakristen.kiosgeek.com/

Aku berasal dari suku Padang. Ayahku memiliki 4 orang istri dan ibuku adalah istri keempat. Aku memiliki 15 orang saudara, dan aku adalah anak pertama dari ibuku. Aku tinggal di Pekan Baru. Hubunganku dengan ayah sangat tidak harmonis. Ayahku sangat kurang memperhatikanku, bahkan ibuku sering diperlakukan dengan semena-mena oleh ayahku. Karena itulah aku sangat menyayangi ibuku.

Kepahitan dengan figur ayah
Karena melihat perlakuan buruk yang dilakukan ayah kepada ibu, aku membuat keputusan untuk tidak akan pernah melakukan poligami karena melihat betapa tersiksanya nasib ibuku. Walaupun perlakuan ayah padaku tidak terlalu kejam, mungkin karena dari SD sampai SMP aku selalu juara kelas, tetapi perlakuannya pada adikku sangat kejam. Bahkan adikku pernah dilempar ke dalam parit karena ayahkku kesal akan kebodohannya. Hal itu semakin membuatku kepahitan dengan ayah.Akibat kurangnya perhatian seorang ayah, sejak SMP kelas 2 aku sudah terlibat dalam pergaulan yang salah, bahkan aku juga terlibat narkoba dan suka main perempuan. Bahkan aku sering tidak pulang ke rumah jika malam minggu. Tapi setiap berada di rumah, aku selalu menunjukkan sifat yang baik supaya keluargaku tidak curiga.

Ditinggal ayah dan ibukuku
Ketika aku menginjak kelas dua SMU, ayahku meninggal dunia. Saat itu aku merasa biasa-biasa saja karena aku tidak terlalu dekat dengan ayah. Ketika aku tamat SMU, aku melanjutkan kuliah di Jakarta dan tinggal bersama saudaraku yang ada di sana. Tapi ketika menginjak semester dua, ibuku meninggal karena penyakit darah tinggi. Saat itulah aku merasa sangat kehilangan dan sedih kehilangan ibuku. Akhirnya hidupku semakin tidak terkontrol.
Ketika liburan tingkat dua, aku dipertemukan dengan Grace, wanita yang menyentuh hatiku. Namun karena gaya hidupku yang terlalu bebas, aku dan Grace melakukan hubungan intim. Namun hubungan kami tidak disetujui oleh orang tua dari pihak Grace. Aku tidak putus asa. Aku tetap berusaha untuk menjalin hubungan dengan Grace. Akhirnya aku membawa Grace kabur dan berencana untuk kawin lari dan menetap di Jakarta.
Tapi beberapa saat kemudian, kami didatangi oleh keluarga kami masing-masing dan hubungan kami harus terputus karena semua pihak menentang hubungan kami. Aku dibawa kembali ke Medan.

Perjumpaan kembali
Setelah sebulan tidak bertemu, entah bagaimana, tiba-tiba Grace muncul di hadapanku. Saat itu kami merencanakan untuk melarikan diri lagi karena memang kami sudah tidak dapat dipisahkan. Akhirnya kami berhubungan lagi secara diam-diam. Kami kembali melakukan hubungan intim sehingga akhirnya Grace hamil. Akhirnya kami sepakat untuk melarikan diri dan berusaha untuk menjalani kehidupan kami sendiri.

Rencana hampir gagal
Sehari sebelum kami melarikan diri, tiba-tiba ayah Grace bersama temannya datang dan mengobrak-abrik kamarku. Untung waktu itu Grace sudah aku pindahkan ke kamar lain. Keesokan harinya, pagi-pagi, kami diantar temanku ke terminal dan menuju Jakarta. Aku dan Grace sempat bingung mengapa kepergian kami kali ini tidak dicari oleh keluarga Grace. Setibanya di Medan kami menikah dengan cara agama yang berbeda dengan agama yang kuanut dan saat itu Grace sudah hamil 5 bulan. Yang menghadiri acara pernikahan kami adalah pihak keluargaku.

Setelah menikah, kami mengontrak sebuah rumah. Grace berhenti kuliah sedangkan aku tetap melanjutkan kuliahku. Awal pernikahan kami dipenuhi penderitaan. Keadaan perekonomian kami memburuk. Bahkan aku jadi sering memukuli Grace, menyiksa dan menghajarnya. Setiap kali aku merasa cemburu, pasti Grace kuhajar habis-habisan. Akhirnya Grace merasa lelah dengan perlakuanku yang sangat kasar padanya. Sakit hati dan sakit badan sudah menjadi penderitaannya setiap waktu. Sampai-sampai ia sering kali mencoba untuk bunuh diri.
Tahun 1996 Grace hampir minum baygon karena depresi, namun tidak jadi karena aku menahannya. Tahun 1997 ia berusaha menyilet tangannya, namun gagal juga. Tahun 1998 ia menyiapkan gantungan di jendela. Namun karena ia masih memikirkan nasib anak kami, ia tidak jadi bunuh diri. Setiap kali habis bertengkar Sam, anak kami, selalu menghibur Grace.
Akhirnya Grace mulai menyerahkan seluruh masalahnya kepada Tuhan. Ia juga banyak belajar tentang pemulihan gambar diri. Grace mulai berdoa meminta Tuhan mencabut akar kepahitan dalam dirinya. Ia terus memohon perlindungan dan kekuatan dari Tuhan agar dapat tegar menghadapi segala kehidupannya.

Sejak saat itu Tuhan mulai membuka jalan bagi kehidupanku. Aku mulai diajak ke gereja oleh temannya dan lewat Firman-Firman yang dibawakan, sedikit demi sedikit karakterku yang keras mulai diubahkan.

Aku mulai membuka hati ke Tuhan
Desember tahun 2005, ketika istriku menghadiri sebuah KKR, topik pembicaraannya mengenai ‘Hati Bapa’. Saat itu istriku langsung teringat kepadaku. Dia ingin aku dipulihkan. Akhirnya kami pergi bersama-sama ke sebuah gereja lokal. Saat ditantang altar call, aku maju ke depan. Saat itu juga hatiku dijamah oleh kuasa Tuhan. Aku menyadari dosa-dosaku dan merasa tersentuh oleh jamahan Roh Kudus. Sejak saat itu aku mengambil komitmen untuk benar-benar merubah karakterku dan hidup dengan benar di dalam Tuhan. Aku juga mulai mengikuti PSK dan beberapa komsel. Aku merasakan kalau kehidupanku sudah mulai ada perubahan walaupun belum pulih seutuhnya.

Pemulihan yang seutuhnya
Maret 2006, pada sebuah acara retreat, aku diperlihatkan Tuhan wajah mertuaku. Saat itu Tuhan benar-benar menjamah hatiku untuk melepaskan pengampunan kepada mertuaku. Aku merasakan hadirat Tuhan yang begitu nyata dan akupun menangis. Aku teringat akan perbuatanku yang menyakiti istri dan anakku. Akupun langsung meminta pengampunan dari Tuhan. Dan saat itu juga aku sepenuhnya menerima Tuhan sebagai Juru Selamat dan Pemimpin dalam hidupku. Saat session bersaksi, aku maju ke depan dan menceritakan apa yang baru kualami. Aku merasa sangat lega. Aku merasakan sukacita yang begitu luar biasa. Aku menceritakan semua hal-hal ajaib yang Tuhan kerjakan dan sejak saat itu aku dipulihkan seutuhnya. Aku dapat membina rumah tangga yang harmonis dan hubunganku dengan anak istriku dipulihkan seutuhnya.

Pemulihan keluargaku juga berdampak pada pemulihan perekonomian keluarga kami. Seluruh hutang kami dibayar lunas secara ajaib oleh Tuhan. Bahkan kami bisa membeli rumah di sebuah kawasan perumahan yang cukup besar di daerah Lippo Cikarang. Aku yakin ini semua tidak terlepas dari mukjizat yang Tuhan kerjakan dalam hidupku. Terima kasih Tuhan untuk semua yang terbaik dan luar biasa yang Kau kerjakan dalam hidupku. (Kisah ini telah ditayangkan 16 Juli 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber Artikel :
Jawaban.com
Sumber Kesaksian :
Syahril Sabarus

Awal pertemuan dengan suamiku
Aku pertama kali mengenal suamiku pada tahun 1959 dalam suatu pelayaran karena ia adalah seorang pelaut. Saat itu aku dibantu olehnya untuk mencari tempat di kapal tersebut. Dia juga sering menemaniku selama perjalanan. Dari situlah cinta dimulai. Walaupun lautan terbentang luas dan harus menjalani hubungan jarak jauh, kami tetap rutin melakukan surat-menyurat sampai akhirnya ia melamarku.
Tahun 1962 kami memasuki bahtera pernikahan. Karena selama ini kami jarang sekali bertemu, ketika kami tinggal satu atap baru aku ketahui kalau ternyata karakternya sangat jauh bertentangan denganku sehingga kami sering ribut. Aku juga baru tahu kalau ia pernah menikah sebelumnya, tapi sudah bercerai.

Suamiku selingkuh
Tahun 1957 karena ada pengurangan tenaga kerja di perusahaanya, suamiku pindah ke Balikpapan untuk bekerja. Kebetulan aku orang kelahiran Balikpapan jadi keluargaku tinggal di sana tapi aku tetap tinggal di Jakarta. Ternyata aku harus mendapat kabar terburuk sepanjang sejarah hidupku. Adikku mengatakan bahwa suamiku selingkuh, bahkan menikah lagi disana dengan seorang gadis keturunan Banjar.

Aku mengamuk ketika mengetahui hal itu sehingga akhirnya terjadilah pertengkaran dahsyat dalam rumah tangga kami. Aku mengancamnya habis-habisan dan sejak saat itu suamiku tidak pernah lagi mengunjungi perempuan Banjar itu. Sampai suatu saat, perempuan Banjar itu mendatangi rumah kami di Jakarta dan mengatakan padaku bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu mengenai aku. Suamiku berkata padanya bahwa aku sudah diceraikannya. Semenjak saat itu mulai timbul akar pahit terhadap suamiku.

Memutuskan untuk berpisah
Aku benar-benar tidak tahan terhadap kelakuan suamiku. Saat itu aku benar-benar kepahitan, bahkan menyalahkan Tuhan atas kejadian yang menimpaku ini. “Mengapa Kau lakukan ini padaku, Tuhan……” seruku di sela tangisku. Akhirnya aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Anak - anak kami ikut denganku.
Aku mengajukan perceraian kepada seorang pengacara. Dan selama proses perceraian, suamiku tidak pernah menunjukkan batang hidungnya. Aku tiba-tiba teringat sebuah ayat Alkitab yang berkata, “Apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia.” Akhirnya aku membiarkan hubungan kami tetap seperti ini tanpa harus bercerai. Aku membuka salon untuk menghidupi anak-anak kami.

Ternyata suamiku dikhianati oleh perempuan Banjar itu dan akhirnya mereka berpisah. Suamiku menikah lagi dengan Titi, seorang gadis muda seusia anak kami yang pertama. Dan sekali lagi ternyata suamiku mengatakan pada Titi bahwa ia telah bercerai denganku. Akar kepahitan ini semakin bertumbuh di dalam hatiku, membuahkan kebencian terhadap suamiku. Akibat tekanan ini, aku menjadi penjudi dan menelantarkan anak-anak kami. Akhirnya anak-anak kami terjebak dalam pergaulan yang buruk.

Mulai dijamah oleh kuasa Tuhan
Akhirnya, di titik akhir keputusasaanku, aku dipertemukan dengan Tuhan melalui pertolongan seorang hamba Tuhan. Ia mendoakanku agar terlepas dari dosa perjudian dan dari kepahitan yang terpendam di dalam hatiku selama bertahun-tahun. Aku merasa dijamah begitu luar biasa oleh kuasa Tuhan. Aku terus menangis menyadari betapa tidak bertanggung jawabnya aku sebagai seorang ibu. Ketika aku didoakan agar terlepas dari rasa kepahitan terhadap suamiku, aku menangis sejadi-jadinya. Awalnya sangat berat bagiku untuk mengampuni suamiku, orang yang paling menyakitiku itu. Rasa sakitnya begitu dalam kurasakan. Namun ketika Roh Kudus menjamah hatiku, saat itu juga aku merasakan bahwa kepahitan itu telah dilenyapkan dan sukacita Surga yang luar biasa itu ada di dalam hatiku. Aku tahu bahwa Tuhan begitu mengasihiku sehingga Ia tidak ingin aku menjadi seorang jiwa yang terhilang dan Ia membebaskanku dari ikatan kuasa kegelapan yang selama ini membelenggu hidupku, yang mencemari hatiku. Terima kasih untuk pemulihan ini, Tuhan….

Bisa mengampuni istri dari suamiku
Setelah aku dibebaskan dari kuasa kegelapan yang selama ini bercokol di dalam hatiku, aku mulai aktif ke gereja. Aku mengikuti kelas-kelas pemuridan dan merasakan bahwa aku telah bertumbuh di dalam Tuhan. Ajaibnya, karena kasih dan kuasaNya yang luar biasa dalam hidupku, aku juga dapat mengampuni istri dari suamiku. Aku mendatangi rumahnya secara damai dan mengajak rekan pelayananku untuk memberitakan kabar Injil padanya. Hati Titi tersentuh dengan pemberitaan Injil tersebut, bahkan akhirnya ia menerima Yesus dalam hidupnya dan mengembalikan suamiku kepadaku. Aku bingung, “Ada apa ini, Tuhan? Mengapa ia dikembalikan lagi padaku?” Lalu aku mendengar Tuhan berbicara,”Bukankah kau ingin keluargamu dipulihkan? Mulailah dari pemulihan hubunganmu dengan suamimu…” Saat itu baru anak pertama kami yang bertobat dari pergaulannya yang kacau. Aku langsung mengerti rencana yang telah Tuhan sediakan bagiku. Ketika itu kondisi suamiku sudah sakit-sakitan, namun aku bersyukur karena anak-anak kami bersedia merawatnya.

Pemulihan terjadi karena kuasaNya
Setelah itu, tahun 1995, merupakan lembaran baru dalam kehidupan keluarga kami. Berkat bantuan seorang hamba Tuhan, keluarga kami dijamah secara luar biasa. Suamiku dan anak-anakku dikonseling dan didoakan. Mereka dijamah dan dipulihkan dari kehidupan mereka yang kacau dan berbalik kembali ke jalanNya. Bahkan suamiku yang selama ini memilki ilmu gaib dalam tubuhnya pun dilepaskan. Ia terbebas dari penyembahan berhala yang selama ini ditekuninya. Kami menjadi sebuah keluarga yang utuh di dalam kuasaNya.
Tahun 1996 suamiku terkena serangan jantung dan setelah dirawat selama 5 hari, ia menghembuskan nafas terakhirnya. Di balik kesedihan yang kurasakan, aku bersyukur pada Tuhan karena sebelum Ia mengambil nyawa suamiku, suamiku diberi kesempatan untuk memulihkan hubungannya dengan kami, keluarganya. Bahkan suamiku telah bebas dari kuasa kegelapan yang selama ini membelenggu hidupnya. Aku yakin kini suamiku tenang berada disisiNya. (Kisah ini telah ditayangkan 19 Maret 2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Sumber Artikel :
Jawaban.com
Sumber Kesaksian :
Yohana Ester Saerang



Keluarga bahagia
Saat ini aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena kasihNya yang sangat besar padaku dan keluargaku. Kini keadaan keluargaku semakin dipersatukan di dalam kasih Kristus. Semua dapat terjadi karena pemulihan yang Tuhan berikan secara luar biasa dalam hidupku.
Selama ini, aku bukanlah kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab. Aku hanyalah seorang suami yang jahat kepada istriku dan ayah yang tidak baik bagi anak- anakku. Namun karena rancanganNya yang ajaib dalam hidupku, aku dipulihkan menjadi baru di dalam Dia. Sekarang aku adalah sosok suami dan ayah yang baik bagi istri dan anak-anakku. Sekarang aku selalu memiliki waktu untuk kuhabiskan bersama keluargaku, sesuatu yang tidak pernah kulakukan di kehidupanku yang dahulu.

Suka main perempuan
Dulu aku sangat sering main perempuan. Bahkan setelah menikahpun aku tetap sering pulang malam karena aku pergi ke diskotik dan tidur dengan wanita-wanita lain. Bahkan, parahnya, aku pernah berselingkuh dengan janda yang tinggal di dekat rumahku. Saat itu aku terlibat pertengkaran dengan istriku. Aku menganggap dia terlalu ikut campur dengan urusanku. Akhirnya aku pergi ke diskotik. Disanalah aku bertemu dengan janda itu. Kami saling jatuh cinta dan akhirnya kami menjalin hubungan. Aku juga baru tahu bahwa ternyata tempat tinggalnya dekat dari rumahku. Saat itu aku tidak takut ketahuan istriku. Aku berpikir,”Kalau memang ingin bercerai, ya sudah cerai saja…“

Pembentukan karakter buruk dari kecil
Sifat burukku ini sebenarnya adalah akibat dari masa laluku. Aku berasal dari keluarga broken home. Dari kecil aku kurang perhatian dan terbawa arus pergaulan yang buruk. Saat aku duduk di bangku SMP, aku sudah mengkonsumsi minuman keras dan menjadi berandalan. Ketika menginjak bangku SMA, aku sudah tidur dengan banyak perempuan. Tidak dapat kuhitung berapa banyak wanita yang sudah kutiduri.
Bahkan setelah menikahpun aku terlibat dalam pergaulan dengan bandar narkoba sehingga aku juga menjadi seorang pemakai.

Teguran dari Tuhan kuabaikan
Tahun 1998, karena penjarahan besar-besaran, perusahaan tempatku bekerja mengalami kerugian sehingga aku di-PHK dan menjadi pengangguran. Aku tetap cuek, bahkan temperamenku semakin tinggi. Emosiku sangat sulit dikontrol.
Tahun 1998 Tuhan menegurku lewat kematian anakku. Sejak lahir anakku itu sering sakit-sakitan sampai di usianya yang ke-3, anakku dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Tapi aku tetap tidak mengindahkan teguranNya itu. Aku hanya menyesal sebentar, lalu kembali ke duniaku yang gelap.

Pemulihan mulai terjadi
Akhirnya, di tengah kegelapan yang kujalani, aku menemukan sebuah titik terang. Ketika aku sedang menjadi pengangguran, aku pergi menjual kue keliling demi mendapatkan uang. Dari situlah aku mengenal seorang hamba Tuhan. Ia menjadi tempat untukku berbagi cerita. Setiap aku menjajakan kue daganganku ke rumah hamba Tuhan itu, aku selalu menceritakan isi hatiku padanya. Aku merasa sangat dihargai olehnya. Tidak lama kemudian aku diajak ikut SPK (Saya Pengikut Kristus). Sejak saat itu aku merasa hatiku mulai dijamah kuasa Tuhan. Aku mulai merasakan suatu jamahan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Ketika aku mengikuti sebuah KKR di Kelapa Gading, tiba-tiba hatiku sedikit demi sedikit mulai tergerak untuk bertobat sepenuhnya. Sedikit demi sedikit hati kecilku berbicara untuk meninggalkan jalanku yang lama dan lahir baru dalam Kristus.

Akhirnya tahun 2006 ketika mengikuti Champion Gathering di daerah Sukabumi, aku mengalami pelepasan dari semua dosa-dosaku. Aku didoakan, ditumpangkan tangan oleh hamba Tuhan dan saat itu juga urapanNya yang luar biasa mengalir ke dalam hatiku dan menjamahku. Aku berteriak dan menangis menyesali perbuatanku pada keluargaku. Dan puncaknya saat ikut Camp Pria Sejati. Di sana aku mengalami hadirat Tuhan yang sangat luar biasa menjamah hatiku. Aku menangis sejadi-jadinya, menyadari betapa kejamnya aku selama ini dan aku menyesali semua dosa-dosaku dan menanggalkan hidupku yang lama. Segala sifat kerasku diubahkanNya menjadi baru dan penuh kasih dalam Kristus. Hatiku dibaharui oleh jamahan kuasaNya. Sejak saat itu aku memulihkan hubunganku dengan keluargaku. Aku berusaha menjadi sosok kepala keluarga yang baik dan pemulihan demi pemulihan terjadi dalam kehidupanku dan dalam keluargaku. Bahkan, anak perempuanku mengatakan bahwa kini ia sangat bangga mempunyai ayah sepertiku. Terima kasih Tuhan untuk pemulihan dan kesempatan yang Engkau berikan untukku. (Kisah ini telah ditayangkan 18 Juni 2007 dalam acara Solusi di SCTV).


Sumber Kesaksian :
Ahin

1 comment:

Anonymous said...

Setelah googling ada blog bagus tentang eks muslim Indonesia.

Forum Murtadin (Eks Muslim) Indonesia